19. Just, thank you?

11.8K 1K 22
                                    

•>•>•>•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•>•>•>•




"Menyebalkan!! Buka pintunya, Sialan!"

Prang!

Marie melemparkan Vas Bunga yang tidak jauh darinya pada pintu Kamarnya yang tertutup sempurna. Mengacak-acak rambutnya kesal, nafasnya tersengal setelah berhasil membuat Kamarnya menjadi super berantakan.

Sudah 2 Minggu Marie terkurung di Kamarnya sejak kejadian itu, segala akses keluar ditutup oleh Prajurit atas dasar perintah Gibson.

Ia tidak di biarkan keluar sedikit pun dari Kamarnya, bahkan untuk makan saja selalu diantarkan oleh Gina. Kejam sekali, Gibson bahkan tidak datang untuk menjenguknya sekalipun!

Marie meringkuk di sudut, menelungkup kan wajahnya pada lipatan tangan. Ia sudah tidak bisa menangis lagi, pasokan air matanya seperti sudah habis.

Ia tidak mengerti apa yang membuat Pria itu menjadi seperti ini. Seharusnya Marie yang marah, tunggu-- apakah Ia berhak marah?

Gibson seorang Bangsawan bermartabat tinggi, wajar jika Ia memiliki lebih dari satu Wanita. Marie hanya rakyat jelata, tanpa kekuasaan. Tidak pantas Ia melarang Gibson untuk berdekatan dengan Wanita lain.

Jika Ia bertingkah seperti ini, Gibson akan dengan mudah menceraikannya. Marie menggeleng ribut, Ia tidak ingin diceraikan. Ia mencintai Suaminya.

Meski Pria itu memiliki seribu Wanita di sekelilingnya, Marie akan tetap bertahan. Meski hal ini bertentangan dengan kewarasannya, Ia ingat sekali ketika itu pernah berpikir untuk meninggalkan Gibson ketika Pria itu memiliki Wanita lain.

Tapi saat Pria itu benar-benar memilikinya, entah kenapa Marie tidak sanggup pergi darinya. Marie memang bodoh, di kehidupan pertama Ia bodoh karena cinta sepihak dari Cedric dan di kehidupan ke dua Ia bodoh karena cinta semu yang Gibson tawarkan padanya.

Bahkan jika Marie menggali ingatannya, di kehidupan yang pertama maupun kini. Gibson memang selalu mengistimewakan Selina, teman masa kecilnya itu.

Marie duduk dengan tegak, menyapukan tangan pada pipi nya mengusap kasar jejak air mata yang tertinggal. Tidak! Ia tidak boleh lemah, Selina bukan siapa-siapa sedangkan Marie adalah Istri sah nya.

Kalau Marie tidak bisa mencelakai Selina, seperti yang Ia lakukan pada Aletta Clovis-- Setidaknya Marie masih bisa menarik Gibson untuk melihat nya saja.

Ya, Marie harus bisa membuat Gibson merasa cukup dengannya saja.

Marie beranjak, mengabaikan pecahan kaca dan Vas Bunga yang berserakan di lantai, Gadis itu melangkah ringan menuju meja yang diletakkan tepat didepan jendela kamarnya.

Ia tidak sadar kalau sebagian dari pecahan kaca terinjak oleh salah satu kakinya.

Menggunakan pena bulu nya, Marie mulai menulis di selembar kertas. Meskipun tidak terlalu bagus,

A VILLAIN'S SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang