•>•>•>•
"Tidak! Aku tidak mau!"
Marie menunduk sedih mendengar penolakannya, hal itu kontan saja membuat Gibson menatap Issac dengan tatapan tajam. "Lakukan apa yang diinginkan Istriku, cepat!"
"Tidak, Gibson. Mengertilah harga diri seorang Pria!" Issac tetap pada pendiriannya.
"Tapi ini keinginan bayinya." Marie mempoutkan bibir. Gibson yang duduk di sebelahnya, membawa kepala Marie untuk menyender di pundaknya berupaya menenangkan Wanita itu.
"Apa sulitnya, kau hanya perlu mengenakan Gaun itu." Ucap Gibson pada Issac dengan ringannya.
"Yang benar saja! Tidak sulit, tapi harga diriku terluka jika memakai Gaun Malam ini, Bodoh!" Issac menatap geli pada lingerie berwarna hitam itu, benar-benar kekurangan bahan.
Pagi-pagi sekali Ia sudah dibuat emosi dengan pasangan ini. Sudah datang seenaknya dan mengganggu waktu santainya, memamerkan kemesraan di depan Pria single sepertinya, lalu menyuruhnya memakai Gaun yang biasanya di pakai Wanita-wanita simpanannya.
"Ya, sudah kalau kau tidak mau." Perkataan Marie membuat Issac menghela nafas lega, mengira penderitaannya berakhir, tapi itu tidak berselang lama. "Tapi sebagai gantinya, aku ingin kau mencium Gibson."
"APA?!" Tidak hanya Issac saja yang terkejut, Gibson pun sama. Pria itu melotot horor menatap Istri Kecilnya yang tersenyum lebar seakan yang dikatannya barusan adalah kesenangan tersendiri baginya.
"Sayang, kau bercanda 'kan?" Gibson dengan senyum tertekan.
Marie menggeleng, lugu. "Tidak, aku serius. Aku ingin melihat Tuan Issac mencium mu."
"Aku ingin pingsan rasanya." Ucap Issac memegangi kepalanya yang terasa berat.
"Marie, bagaimana kalau aku yang mencium mu saja, hn?" Bujuk Gibson, merasa tidak sudi jika Issac benar-benar menciumnya.
Marie menggeleng ribut. "Tidak mau! Aku maunya Tuan Issac yang mencium mu. Ayolah.. Kau bilang, kau akan melakukan apa saja untuk untukku?!"
Gibson menggaruk tengkuknya, Ia memang akan melakukan apa saja untuk Marie, tapi Ia tidak menyangka kalau Ia harus dicium Issac untuk membuktikannya. Bergidik jijik, membayangkan itu.
Issac memungut Lingerie yang sebelumnya di campakkan olehnya. "Aku lebih memilih memakai ini daripada mencium bibir Gibson!"
Alhasil hal itu membuat Gibson kembali duduk tenang di Sofa nya, hampir saja Ia berpikir untuk mencuci mulut berkali-kali jika Issac benar-benar menciumnya.
Marie cemberut. "Sebenarnya penawaran ku yang ke-dua itu jauh lebih bagus."
Beberapa saat kemudian Issac akhirnya keluar dari Kamarnya. Lingerie hitam itu membalut tubuh kekarnya dengan sangat ketat dan hanya sebatas paha atas yang benar-benar menunjukkan kesan seksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A VILLAIN'S SECRET
FantasyMarie Lucianne mati di tangan Suaminya sendiri, namun bukannya pergi ke alam baka Ia justru kembali terbangun di beberapa bulan setelah Pernikahan mereka. ~~~ Atas semua kejahatan yang telah Ia lakukan, Marie di vonis hukuman mati dengan Gibson yan...