•>•>•>•
"Siapa Wanita itu?"
Issac tertawa kecil. "Kau pasti sudah mengetahuinya kan."
Marie mengepalkan tangannya. "Lady Selina?"
"Ya, Gibson mencintai teman masa kecilnya sendiri. Aku bertemu ke duanya di Akademi, dulu kami memang berteman dekat. Sampai saat Gibson tau aku menjalin hubungan dengan Selina. Hubungan kami jadi renggang."
".. Tapi kemudian dia menikahi mu." Issac terkekeh kecil. "Sepertinya dia sudah melupakan Selina,"
"Belum." Jawab Marie cepat, menyela perkataan Issac. "Dia belum melupakannya."
Pupil mata Issac melebar. "Kau serius?"
Sepasang iris hijau itu menyorot lurus pada Pria didepannya. "Dia bahkan menjanjikan pernikahan padanya."
Brugh.
Meja makan itu hampir terbalik saat Issac mendadak bangkit dari kursinya, menatap Marie dengan raut tidak percaya nya.
Mereka sudah menjadi pusat perhatian beberapa orang yang ada di restoran. Menghela nafas panjang, Issac berusaha mengendalikan rasa terkejut nya yang bercampur dengan emosi.
Issac duduk kembali di kursinya, mengulas senyum tak enak pada sekitarnya. "Tapi bagiamana mungkin. Selina hanya tergila-gila padaku."
Marie mengernyit jijik mendengar nada penuh percaya diri dari Issac. "Dapat darimana kepercayaan diri mu itu, Tuan." Balasnya dengan nada sarkas.
Issac sempat terkejut mendengar ucapan blak-blakan dari Marie, padahal sejak tadi Gadis itu terus menunjukkan sikap hormatnya pada Issac.
Namun bukannya marah, Issac justru tertawa. "Wow, Nona. Perkataan mu itu sedikit frontal." Sudut bibir Issac tertarik. "Tapi aku suka mendengarnya."
Marie menatapnya tanpa ekspresi.
"Oh, baiklah. Kembali ke topik perbincangan kita. Sampai dimana tadi?" Issac menatap Marie dengan wajah tengil nya yang menyebalkan.
Marie menghela nafas. Berusaha sabar, menghadapi karakter Issac yang jauh berbeda dari orang-orang yang selama ini pernah ada di hidupnya.
"Jadi, kau masih menginginkan Lady Selina, bukan?" Tanya Marie pada intinya.
Issac menatap Marie dengan seringai misterius. "Sebenarnya sih, aku sudah bosan dengan Gadis itu. Tapi kalau Nona ingin mengajakku kerjasama, aku meminta imbalan lain."
"Apa yang kau inginkan?" Marie menatapnya balik.
"Mudah saja." Issac tersenyum. Meraih tangan Marie, dikecupnya pelan punggung tangannya itu. "Bermalam lah denganku."
Plak!
"Dalam mimpi mu, bajingan!"
Issac meringis, memegangi pipinya yang terasa panas dengan bekas tamparan Marie yang memerah pada pipi Pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A VILLAIN'S SECRET
FantasyMarie Lucianne mati di tangan Suaminya sendiri, namun bukannya pergi ke alam baka Ia justru kembali terbangun di beberapa bulan setelah Pernikahan mereka. ~~~ Atas semua kejahatan yang telah Ia lakukan, Marie di vonis hukuman mati dengan Gibson yan...