10. Manipulatif

14.2K 1.1K 11
                                    

•>•>•>•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•>•>•>•



Pintu Utama di buka kembali, sosok yang datang kembali mencuri perhatian. Pria bersurai pirang dengan setelan formal yang di kenal sebagai Jendral Amarta itu melangkah memasuki Ballroom Kediaman, tempat terselenggaranya pesta kedewasaan dari Putri ke dua Roosevelt.

Hedric Cornelis De Roosevelt, Tuan rumah Kediaman Roosevelt itu langsung saja menyapa kedatangan Gibson.

"Tuan Hillary, selamat datang di Kediamanku." Mereka berjabat tangan.

"Terima kasih, Tuan Roosevelt. Selamat atas Debutante Putri Ke dua mu."

Hedric tertawa. "Ya, aku jadi semakin khawatir. Putri-putriku, cepat sekali tumbuh."

Gibson membalasnya dengan senyuman tipis, matanya berkeliaran mencari-cari keberadaan Gadis yang membuatnya khawatir setengah mati itu.

Di tengah-tengah basa-basi dari Hedric, tiba-tiba saja Gadis bersurai merah muda dan Gadis bersurai merah menghampiri mereka.

Melihat Putri-putrinya, sontak saja Hedric menyuruh mereka melakukan salam penghormatan pada Gibson.

Hedric menepuk lembut puncak kepala merah muda itu. "Nah, ini, Putri sulung ku, Eliza Aurora De Roosevelt. Dia cantik sekali, mirip dengan Ibunya." Hedric beralih mengelus surai merah yang merupakan gen darinya. "Dan yang ini, Yoselin Rosanne De Roosevelt. Dia Putri Ke dua ku, yang hari ini mengadakan Debutante nya."

Gibson membungkuk sekilas, membalas salam penghormatan ke dua putri Roosevelt.

"Eliza ini, dia pandai sekali merangkai bunga dan menyulam. Bahkan Bunga-bunga yang di jadikan hiasan Pesta merupakan rangkaian dari Putri Sulung ku ini." Ujar Hedric membanggakan kepiawaian Putri sulungnya pada hal-hal yang bersifat feminim juga berkelas di kalangan Bangsawan.

".. Bagaimana menurutmu, Tuan Hillary?" Hedric meminta respon dari Gibson setelah banyak memamerkan hal-hal yang berkaitan tentang Eliza.

Gibson yang sedari awal masih menelusuri Ballroom Kediaman Roosevelt mencari Marie, Ia tidak terlalu mendengarkan keseluruhan pembicaraan Hedric, berdeham kecil.

"Ya, Putrimu berbakat." Jawabnya singkat.

"Baiklah, Tuan Hillary. Nikmati acaranya. Eliza, temani Tuan Hillary."

"Maaf, Tuan Roosevelt. Saya berniat mencari Istri saya, dia datang terlebih dahulu tadi."

Balasan dari Gibson yang secara tidak langsung menolaknya membuat Eliza murung.

"Oh, saya hampir lupa. Anda baru saja Menikah ya, maafkan saya." Balas Hedric merasa tidak enak, ketara sekali mendekatkan Putri sulungnya pada Gibson.

Kabar burung yang akhir-akhir ini menyebar di Amarta membuat Hedric mengira kalau Eliza bisa saja dinikahi Gibson, hal yang wajar jika seorang Bangsawan di Amarta memiliki Istri lebih dari satu apalagi dari Keluarga Apollo.

A VILLAIN'S SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang