25. Plan

9.3K 890 28
                                    

•>•>•>•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•>•>•>•






Marie tersadar dengan keadaan yang mengenaskan. Hampir sekujur tubuhnya dipenuhi kissmark yang telah membiru, tubuhnya terasa remuk, pergelangan tangan nya lecet, matanya sembab,

Marie memaksakan untuk duduk membuat selimut yang membalut tubuhnya sedikit melorot menampilkan tubuh bagian atasnya yang tidak terbalut sehelai kain pun, Ia buru-buru menariknya kembali.

Ia tidak dapat menemukan Pria itu di sisinya, Marie tidak peduli lagi.

Pandangannya kosong seolah tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana, suaranya bahkan habis karena terus-menerus berteriak semalaman.

Hidupnya kini benar-benar hancur, apa yang coba Marie jaga di kehidupan pertamanya ini terenggut paksa oleh Pria yang masih mencintai Gadis di masa lalunya.

Marie memeluk lututnya, menenggelamkan wajahnya ke lipatan kakinya. Ia ingin terus bersikap kuat, tapi Marie juga punya rasa lelahnya.

Ia benar-benar lelah dengan takdir yang sang Hyang berikan padanya. Mengapa terasa berat untuk menjalaninya? Marie merasa tidak memiliki siapapun.

Tok.. tok.. tok..

"Nona, saya Gina. Boleh saya masuk?"

Marie mengangkat wajahnya yang dipenuhi oleh lelehan air mata, Ia lekas mengusapnya cepat.

"Masuk, Gina."

Pintu dibuka, Gina masuk dengan troli makannya. Gadis itu tidak bisa menahan rasa iba nya melihat kondisi Nona nya yang benar-benar kacau, sama halnya dengan kondisi Kamar ini.

"Maaf, Gina. Kau harus melihatku seperti ini." Ucap Marie, mengulas senyum di wajah pucat nya.

"Tidak, Nona. Anda tetap cantik dalam keadaan apapun." Gina tersenyum, memindahkan makanan yang Ia bawa ke meja. "Nona, harus makan pagi dulu."

"Gina, aku ingin membersikan tubuhku dulu. Bisakah kau membantuku."

"Tentu saja, Nona." Gina dengan cepat berdiri di sisi ranjang, membantu Marie untuk turun dan melangkah perlahan ke tempat pemandian.

Sesekali Marie akan meringis, menahan sakit pada tubuh bagian bawahnya. Mengetahui itu, Gina dengan pengertian memperlambat langkahnya dan membantu Marie memegangi ujung selimutnya agar tidak terlepas dari tubuh Nona nya.

Ketika sampai di tempat pemandian, Marie masuk ke dalam Kolam. Menenggelamkan seluruh tubuhnya ke dalam air. Gina berdiri di tepi Kolam, mengawasi Nona nya, khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Gina, aku kotor. Aku membenci tubuhku sendiri, Gina." Marie menggosok kuat kulitnya, seakan bisa menghilangkan bayang-bayang semalam.

"Tidak, Nona. Nona adalah wanita suci sudah menjaga kehormatannya pada Pria yang menjadi Suami anda. Nona hanya perlu belajar untuk ikhlas." Gina mendekat pada Marie, membantu menggosok punggungnya dengan lembut.

A VILLAIN'S SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang