•>•>•>•
Tidak terasa usia kandungannya kini berjalan 5 Bulan. Perutnya semakin membesar saja, tidak seperti Wanita hamil pada umumnya yang berusia 5 Bulan. Ia justru lebih terlihat seperti Wanita hamil yang tengah mengandung 7 Bulan.
Pergerakan Marie benar-benar menjadi lebih terbatas. Ia tidak bisa bergerak bebas tanpa di bantu orang-orang di sekitarnya. Seperti saat ini, Ia dengan sangat perlahan berusaha menuruni undakan tangga satu-persatu.
Baru beberapa anak tangga yang berhasil Ia lewati, Marie hampir saja terjatuh akibat tidak sengaja menginjak Gaunnya sendiri sebelum terjatuh sepasang lengan kekar melingkar apik di pinggangnya.
"E-eh?" Marie terkejut karena tiba-tiba saja Sergio sudah ada di depannya.
Sergio menghela nafas panjang, Ia tidak dapat membayangkan kalau tadi dirinya telat sedikit saja.
"Anda ingin pergi kemana?" Masih dalam posisi itu, Sergio bertanya.
Marie merona merasa jarak mereka terlampau dekat. Wanita itu menggeleng cepat, menghiraukan degup jantungnya. Astaga, mungkin ini efek sampingnya kalau selalu mendapat perhatian berlebihan dari Pria itu.
"A-aku tadinya mencari mu."
Sergio tersenyum dari balik topengnya, melihat wajah malu-malu Wanita itu lagi setelah sekian lama. "Lady ingin aku membuatkan Sup lagi?"
"Iya, bisakah kau membuatkannya?" Tanya Marie antusias.
"Tentu, Lady. Saya antar kan anda ke Kamar ya? Nanti setelah Sup nya matang, saya akan mengantarkannya ke Kamar anda."
"Boleh aku ikut saja denganmu ke Dapur?" Marie menatap Sergio penuh harap.
"Tapi--"
"Tidak boleh ya?" Marie berekspresi berpura-pura sedih.
"Baiklah, Lady.. Anda bisa ikut ke Dapur." Ucapnya pasrah. Ia jelas tidak bisa melihat wajah sedih yang ditunjukkan Marie, seolah mengingatkannya pada Malam itu.
"Dapur nya jauh, jadi izinkan saya menggendong anda." Ucap Sergio dan tanpa aba-aba menggendong Marie ala bridal style.
"Eh, tidak perlu--"
"Saya tidak ingin anda kelelahan, Lady. Saya tidak ingin terjadi sesuatu pada anda ataupun bayinya. " Sahut Pria itu cepat menyela penolakan yang berniat Marie lontarkan.
Marie tidak punya pilihan lain pasrah. Ia heran sebenarnya di sini siapa yang berstatus bawahan ya? Kenapa Marie selalu menurut pada Pengawal Pribadi nya sendiri?
Marie meringis, melirik sekilas Pria yang menggendongnya itu. Auranya terlalu mendominasi, Marie jadi secara tidak sadar menuruti setiap apa yang dikatakannya.
Sergio menurunkannya begitu sampai di Dapur, mendudukkan Marie dengan hati-hati itu kursi.
"Anda duduk di sini saja." Ucap Sergio, tegas. Tidak ingin di bantah.
KAMU SEDANG MEMBACA
A VILLAIN'S SECRET
FantasyMarie Lucianne mati di tangan Suaminya sendiri, namun bukannya pergi ke alam baka Ia justru kembali terbangun di beberapa bulan setelah Pernikahan mereka. ~~~ Atas semua kejahatan yang telah Ia lakukan, Marie di vonis hukuman mati dengan Gibson yan...