•>•>•>•
Bak tumpahan Cat, cairan semerah darah itu mengotori hampir sepenuhnya telapak tangannya yang masih bergetar hebat.
"Aku.. Aku membunuhnya." Lirihnya tidak percaya pada apa yang Ia lakukan.
Pria itu jatuh bersimpuh, memegangi dadanya yang terasa sesak merasa tidak mampu lagi menahan rasa sakit yang Ia dapat. Air mata dengan deras mengalir, membasahi pipinya.
Hatinya terasa ditusuk ribuan jarum menyaksikan tubuh Gadis bermata hijau itu terbujur kaku di Peti Mati dengan kondisi kepala yang di jahit kembali pada tubuhnya.
Di tengah ramainya sorak-sorai rakyat Amarta yang bersuka cita atas Mati nya Wanita yang dijuluki Iblis, Pria itu hanya dapat memandang kosong ke arah Prajurit yang tengah memindahkan tubuh dan kepala Wanita itu yang terpisah, ke dalam peti mati.
Masih jelas diingatan nya ketika Gadis itu mengulurkan tangan untuk menolongnya, membawanya lari dari kejaran para bandit dengan tawa riang serta sorot mata polos dari sepasang iris hijaunya.
Ketika Peti Mati itu berhasil terkubur sepenuhnya dengan tanah, serangkaian proses pemakamannya dilakukan. Ia menyaksikan itu dengan dada yang terasa semakin sesak layaknya tertimpa berkilo-kilo beban.
Awan gelap yang hadir, perlahan mulai menumpahkan seluruhnya yang tertampung. Kepingan salju jatuh memberikan sensasi dingin pada kulit.
Dia menengadahkan wajahnya, melihat sepenuhnya partikel salju yang bersiap jatuh ke permukaan tanah.
Sebelum dinginnya salju datang padanya, sebuah payung hitam hadir melindunginya. Gadis dengan Gaun hitam yang merupakan pemilik dari payung itu, mengelus lembut bahu kokohnya.
"Mengapa kau terlihat sedih? Bukankah ini tujuan awal kau menikahinya?"
Kelopak mata itu terbuka lebar, dengan satu tarikan nafas Ia akhirnya dapat bernafas normal. Marie memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri.
Gadis itu mengubah posisinya menjadi duduk, berusaha menetralkan detak jantungnya yang berdegup kencang seolah sewaktu-waktu bisa saja meledak.
Yang barusan itu apa? Kenapa mimpinya terasa nyata. Dan yang membuat semakin aneh karena Ia bermimpi bukan di tubuhnya sendiri.
Itu semacam tayangan ulang dengan Pria yang tidak Ia ingat wajahnya sebagai objek utamanya. Pria itu sangat tidak asing, tapi kenapa Marie kesulitan untuk mengingat seperti apa wajahnya.
Ia juga seolah dapat merasakan apa yang Pria itu rasakan, rasa hampa serta kesedihan yang mendalam.
Tapi perkataan Gadis di akhir mimpinya masih terekam jelas di ingatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A VILLAIN'S SECRET
FantasyMarie Lucianne mati di tangan Suaminya sendiri, namun bukannya pergi ke alam baka Ia justru kembali terbangun di beberapa bulan setelah Pernikahan mereka. ~~~ Atas semua kejahatan yang telah Ia lakukan, Marie di vonis hukuman mati dengan Gibson yan...