•>•>•>•
Surai kecoklatan dengan manik hijau sejernih batu zamrud itu memandangi hamparan luas kebun Mawar Paviliun belakang kediaman Apollo.
Rambut kecoklatan nya seolah membentuk seuntai sutra lembut yang terbawa angin. Satu kata yang dapat mendefinisikan kecantikan dari seorang Marie Lucianne, mempesona.
Namun sayang, Marie adalah Wanita terbodoh yang pernah rakyat Amarta miliki. Bagaimana mungkin Ia menyia-nyiakan cinta yang diberikan seorang Jendral yang begitu di kagumi hampir seluruh wanita di Amarta.
Bagaimana Ia bisa dengan tidak tau dirinya berusaha menggugat cerai Suaminya, untuk bisa mendapatkan hati Duke Utara-- Cedric. Padahal gelar bangsawan yang Ia miliki semata-mata karena Ia dinikahi seorang Jendral dengan garis keturunan Apollo, Matahari Amarta.
Berhari-hari terkurung di penjara bawah tanah sebelum kematian menjemputnya, Marie menyesali segalanya.
Dia sadar. Seharusnya, Marie patut bersyukur dengan kebaikan sang Hyang berikan padanya. Pria yang dijuluki Matahari Pelindung oleh rakyat Amarta, rela menjatuhkan harga dirinya sejatuh-jatuh nya untuk mendapatkan Wanita rendahan seperti dirinya.
Marie justru bersikap bodoh dengan mengabaikan itu semua.
"Nona, ini sudah malam. Sebaiknya anda menunggu Jendral Hillary di dalam saja." Ucap Gina khawatir, lantaran Nona nya bersikeras menunggu kepulangan Jendral dari perbatasan di halaman kediaman Apollo.
"Aku tidak mau, Gina. Aku ingin menungguinya di sini." Tolak Marie.
Gina sebenarnya risau, apalagi yang akan Marie ributkan dengan Gibson. Hampir setiap bertemu, Marie selalu ingin mengajak Suaminya itu adu mulut.
Marie ingin membuat Gibson jengah dengannya lalu menceraikannya, itulah yang selalu Marie ucapkan ketika Gina menanyakannya.
Ia heran sebenarnya, apa kurangnya seorang Jendral Hillary? Tampan, berkuasa, memegang kendali, harta melimpah. Semuanya ada padanya, kurangnya hanya satu yaitu tidak bisa mengeluarkan emosi selain ekspresi dinginnya.
Sikapnya yang kaku dan tidak pandai mencari topik obrolan menjadi minusnya yang mungkin saja membuat Nona nya lebih tertarik pada Duke Cedric yang jelas-jelas populer dengan sikap ramahnya.
Tak.. tak.. tak..
Ramai derap langkah suara kaki kuda mengalihkan perhatian Marie dan Gina. Mereka menoleh ke arah gerbang kediaman Apollo, para pengawal Apollo terlihat memberi sambutan hormat pada sosok yang di beri gelar kehormatan, Matahari Pelindung itu.
Marie menggigit bibir bawahnya, merasa gugup sekaligus takut. Ingatan terakhir kali Ia bertemu Gibson benar-benar membuatnya merasakan mimpi buruk.
Meski begitu, rasa sesal nya lebih mendominasi. Ia tidak perduli lagi, mati berkali-kali di tangan Gibson. Pria itu jelas-jelas yang paling dirugikan olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A VILLAIN'S SECRET
FantasyMarie Lucianne mati di tangan Suaminya sendiri, namun bukannya pergi ke alam baka Ia justru kembali terbangun di beberapa bulan setelah Pernikahan mereka. ~~~ Atas semua kejahatan yang telah Ia lakukan, Marie di vonis hukuman mati dengan Gibson yan...