•>•>•>•
Terasa gelap dan dingin, Pria itu menatap serpihan kaca yang berceceran di lantai dengan pandangan kosong. Ia merasa waktu benar-benar berhenti hanya padanya saja, sejak hari itu.
Hari yang paling di sesali nya selama hidup. Dendamnya sudah terbalaskan seharusnya Ia senang dengan kenyataan itu, tapi kenapa dirinya merasa hampa.
Wajahnya tertunduk, lelehan air mata mengalir membasahi pipinya yang benar-benar tirus.
Pria itu tampak mengerikan. Matanya cekung dengan bawah mata yang gelap, bibirnya pucat, berat badan yang turun drastis seolah hanya menyisakan tulang dan kulit, dengan rambut blonde nya yang acak-acakan.
Gibson terduduk di sudut kamar. Masih mengenakan pakaian yang sama sejak hari pemakaman, salah satu kakinya tertekuk, puluhan botol arak kosong berserakan di lantai dengan cairan merah pekat yang menggenangi.
Sepasang iris pekat itu jatuh pada secarik kain yang tampak lusuh dengan darahnya sendiri yang sudah mengubah warna aslinya. Ingatannya jatuh pada pertemuan pertama mereka.
Marie dengan khawatir menyobek kain dari dress lusuh yang di kenakan nya untuk membalut luka sobek di lengannya, berupaya menghentikan darah yang terus keluar dari sana.
Gadis itu benar-benar polos dan suci. Kehidupannya jauh dari kata indah meski Ia adalah Putri dari Prince Of Amarta dan Princess Of Forresaina. Tekanan dari segala sisi menghujam padanya tanpa tahu asal-usulnya sendiri.
Lalu Gibson dengan Dendam yang tidak berkesudahan nya datang membuat Gadis itu semakin hancur.
Masih terekam jelas di ingatkannya ketika Gadis itu memasrahkan diri terhadap nyawanya sendiri padanya. Gibson mencengkeram erat dadanya, merasa setiap denyut jantung nya terasa nyeri dan sesak secara bersamaan.
"Arghh!"
Bugh!
Pria itu melesatkan pukulannya dengan tenaga penuh pada dinding. "BRENGSEK!!"
Gibson mencengkeram erat rambutnya sendiri, kesulitan mengenyahkan bisikan-bisikan berupa umpatan keras yang Ia dengar dan terasa membuat kepalanya bisa pecah saat itu juga.
Pandangannya memburam, seolah benda mati yang berada di sekelilingnya menjadi dua. Ketika semuanya kembali jelas, Gibson dapat melihat dirinya sendiri saat masih berusia 13 Tahun.
Remaja labil yang dikelilingi kegelapan tanpa cahaya setitik pun, dengan pandangan tajam nya mengawasi diam-diam Gadis bermata hijau yang berusaha mengumpulkan kayu kering dalam Hutan yang rimbun.
Bibir nya tersenyum lebar memikirkan hari ini Ia dapat kehangatan dari api yang akan dibuatnya, berbaga jenis jamur yang telah di kumpulkan nya juga dapat Ia masak menggunakan kayu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A VILLAIN'S SECRET
FantasyMarie Lucianne mati di tangan Suaminya sendiri, namun bukannya pergi ke alam baka Ia justru kembali terbangun di beberapa bulan setelah Pernikahan mereka. ~~~ Atas semua kejahatan yang telah Ia lakukan, Marie di vonis hukuman mati dengan Gibson yan...