kekasih

255 35 11
                                    

tin dan ohm sudah berada di ruang kerja tin.
"apa kau tidak mendengar peringatanku tempo hari lalu ?" tanya tin dengan nada rendahnya

ohm memutar mata malas menanggapi tin, dia lalu duduk di meja kerja tin seraya menyentuh miniatur yang  terpajang disana.

"kau terlalu berlebihan padaku tin, aku pernah menjadikan kamarmu itu tempat bermainku, kenapa kau sangat posesif seperti itu?"

"ohm, sekarang berbeda , kau! tidak bisa seenaknya keluar masuk tempat privasiku, meskipun kau temanku, tapi aku tidak bisa membiarkan itu!"

ohm menghela nafasnya
"kalau begitu kau bisa pindahkan pavel ke tempat lain, maka aku tidak akan memasuki kamarmu lagi"

tin mendecih,
"apa kau tidak mau menyerah?"

"tidak!aku bilang aku menyukainya , dan aku akan membantunya"

"bagaimana?bagaimana kau akan membantunya?"

"aku akan membayar semua hutang keluarganya agar dia bisa bebas darisini"

"cih kau gila!"

"katakan! berapa nominalnya?"

tin menatap jengah ke arah ohm, giginya tampak menggertak kesal. lalu kakinya melangkah mendekati ohm
"kau pikir akan semudah itu aku memberikannya?"

"kenapa? bukankah kau menahannya karena dia jaminannya? jika uangmu kembali artinya dia bisa bebas dan keluar darisini, apa aku salah?"

"kau pikir aku pengemis yang menginginkan uang receh mereka? ohm, aku punya lebih banyak uang daripada kau, hutang ayah pavel bagiku tidak seberapa, aku tidak akan terus menagihnya, anggap saja aku berterima kasih pada ayahnya karena telah membesarkan anaknya"

ohm tersenyum menyungging.
"lalu apa alasannya? kenapa kau masih menahannya? "

tin terdiam lama,
tiba-tiba ingatannya kembali ke saat saat pertama bertemu dengannya, melihat pavel dengan baju mandinya ketika pertama bertemu membuat hati tin berdebar, lalu saat dimana air mata pavel dapat meluluhkan hatinya membuat dia enggan menyakitinya,

juga beberapa gambaran saat mereka bercinta itu cukup menaikan mood nya, tin menyukai segala hal yang pavel miliki.

apalagi beberapa minggu ini kedekatan mereka semakin erat, saat mereka bisa saling bertukar pikiran tanpa sengaja membuat tin merasa nyaman dan punya semangat hidup.

lama tak mendengar jawaban dari tin membuat ohm membuag nafas kasar.

"jujur saja tin, kau tidak punya hati lembut seperti itu, pavel hanya pelayan bagimu, jaminan orang yang berhutang padamu, aku yakin kau tidak punya perasaan lain selain rasa kasihan dan benci yang selalu menjadi topengmu, jadi... kau harusnya tahu, dia tidak berarti apa-apa bagimu"

ohm menyentuh pundak tin
"lagipula bukankah kau akan menikah dengan mei, kau pikir bagaimana dunia akan memandangmu saat kau menikah dan memiliki simpanan, apa menurutmu ayahmu akan diam saja ? kau tahu sendiri, tuan kit adalah orang yang kejam, dia bisa memukul anaknya sendiri apalagi pada orang lain, kau harus sadar, tempat ini tidak cocok untuk pavel, hidupmu terlalu berbahaya untuk pavel yang lembut, sangat tidak cocok!"

tin mendengar semua perkataan ohm dengan diam, semua yang ohm katakan ada benarnya , namun..

"terlebih aku menyukainya, setelah aku membebaskan dia dari rumah ini, aku berencana membawanya ke amerika, dan kami akan  hidup bersama disana dengan penuh cinta" lanjut ohm seraya berjalan ke arah lain

mendengar itu membuat tin tidak senang, tangannya mengepal erat , matanya menatap tajam, dahinya berkerut tanda tak setuju.

detik berikutnya,

 love by change (Tin & Pavel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang