Tak terasa waktu terus berjalan,
Ini sudah tahun ke 3 sejak mereka berpisah.Dan tin,
Sekarang dia menjadi presiden direktur yang bertanggung jawab di perusahaan ayahnya,Ayahnya sudah tak bisa lagi mengurusi urusann kantor mengingat kondisi penyakitnya yang semakin parah,
Dan perubahan yang terjadi sangat besar, tin yang tidak terlalu suka keramaian menjadi sebaliknya,
Terkadang dia akan pergi pesta setiap Minggu ke club bersama beberapa temannya .
Dalam urusan ranjang, dia juga tak pilih pilih lagi seperti dulu, entah itu pria atau wanita tin akan meminta mereka melayani nya sesuai moodnya.
Dan sejak 3 tahun itu,
Tin tak pernah tersenyum.Hanya menampilkan senyum palsu yang dia gunakan untuk memikat klien,
Juga senyum smirk yang sudah menjadi ancaman bagi siapa saja yang melihatnya seperti itu.
***
Hari ini tin baru saja keluar dari kantornya,
Dia menyenderkan tubuhnya di kursi penumpang di Mobilnya, matanya terpejam merasakan detak jantungnya yang cepat akibat lelah,
"Tuan tin, apa kita akan pulang atau ke tempat lain dulu?"tanya sekretaris Lee
Tin membuka matanya
"Tempat lain? Hm aku baru saja memikirkannya"Mobilpun melaju ke tempat yang di inginkan hatinya saat ini.
Beberapa menit kemudian,
Tin turun dari mobil dan berjalan menuju sebuah rumah kosong tak berpenghuni.Dia membuka pintu rumah itu dengan kunci yang selalu dia bawa,
Sejak 2 tahun lalu, pemilik rumah itu menjual rumahnya dan pergi entah kemana.
Dan karena tin sedang membutuhkan ruang untuk dirinya sendiri, dia membeli rumah itu dan mejadikan itu tempat tinggal nya yang kedua.
Tin duduk merebahkan dirinya di sofa abu-abu yang ada disana.
Rumah ini tampak familiar baginya beberapa tahun lalu, karena di tinggali oleh seseorang yang dia rindukan,
Yah, itu rumah Pavel, rumah sewaan yang akhirnya menjadi rumah milik mereka.
Namun berputar kembali menjadi milik tin, sungguh permainan estafet yang aneh.
Tin memejamkan matanya hingga tak terasa dia larut dalam lelahnya, masuk ke dunia mimpinya.
***
Di tempat lain.
"Vel... Kau ada pelanggan"
Ujar sai pemilik barPavel yang tadi sedang sibuk di dapur kini berjalan ke depan membelah kerumunan orang yang sedang berjoget lalu menghampiri pelanggan nya,
"Kau mau pesan apa?"tanyanya
Orang itu menatap lama wajah Pavel,
Dan tak lama..Mereka sudah berada di belakang bar, orang itu tampak tak sabaran menciumi lehernya dan menghirupnya ,
Membuat pavel tak bisa menahannya,
"Hen..ti..kanhh..."
Pavel mendorong orang itu"Kenapa?"tanyanya heran
"Berikan aku uang muka, kau sudah menyentuhku "
Pria itu memutar matanya malas lalu merogoh dompetnya, dia mengeluarkan beberapa lembar uang untuk di berikan ke tangan Pavel,
"Itu cukup?"
"Hm baiklah, kau bisa melanjutkan nya"
Orang itu tersenyum smirk lalu mulai mendekat untuk mencium bibir Pavel,
KAMU SEDANG MEMBACA
love by change (Tin & Pavel)
FanfictionTin mempercepat hujamannya hingga Pavel kembali menangis merasakan sakit yang luar biasa pada bagian bawahnya. Dia sudah menjadi alat untuk kepuasan orang itu, harga diri Pavel sudah hancur, dia tak bisa lagi membela apalagi melawan, Semuanya sudah...