kalah

201 26 6
                                    


Tin sampai kembali di hotel. Dia segera masuk ke kamar dan menyimpan semua belanjaan nya di meja

Pavel yang sudah berganti pakaian kemudian menghampiri tin.

"Kau sudah kembali?"tanyanya

Tin yang tadi sempat terdiam sejenak lalu sadar dan tersenyum pada Pavel
"Hm, oh , ini, permen karetnya"

"Hm terimakasih"

"Yaa"
Jawab tin dengan raut wajah yang sulit di artikan

Melihat itu Pavel merasa bingung,
"Ada apa tin?"

Tin menatap wajah Pavel, merekapun duduk di sofa.

Tin lalu menunjukkan hp nya,  ada terdapat foto Jane yang baru saja tin terima,

Kondisinya cukup menyedihkan, dia terduduk dan tangannya terikat tali di kursi dengan mulut yang terpasang lakban,

Tak lupa beberapa luka lebam di sudut mata dan pipi nya juga terlihat jelas disana,

Melihat itu , Pavel terkejut
"Apa yang terjadi?"

"Jika Jane sampai di culik seperti ini, itu artinya kondisi rumah sedang tidak baik-baik saja, dan ayahku pasti tidak ada di tempat"jawab tin

"Lalu siapa orang-orang itu? Apa mereka anak buah tharn?"

"Aku rasa itu bukan tharn, itu orang lain, jika itu dia. Dia akan langsung menghubungi ku , namun orang ini mengubungi ku lewat nomor Jane"

Pavel menghela nafasnya
"Lalu apa yang akan kau lakukan?"

Tin menatap mata Pavel
"Jika kau mengijinkan, aku akan pergi untuk menyelamatkan nya"

Pavel menatap tak suka saat mendengar itu lalu dia mengalihkan pandangan nya
"Jika aku berkata Tidak, apa kau tetap akan pergi?"

Tin menunduk sekilas lalu memegang tangan Pavel
"Aku ... Akan pergi jika kau mengijinkanku"

Pavel lalu kembali menatap mata tin dan tin tersenyum padanya meski terlihat di paksakan,

Ada raut wajah Khawatir yang terlihat disana.

Merekapun tak lagi membahas itu untuk beberapa saat, dan melanjutkan makan malam nya.

Tin dan Pavel duduk saling berhadapan memakan hidangan yang sebelumnya mereka pesan,

Tiada canda tawa, tiada perbincangan seperti biasa, semuanya hening.

Setelah selesai makan malam, mereka pergi jalan-jalan di pinggir pantai.

Walau sudah gelap, dan laut tak terlihat keindahannya,

Namun pavel memaksa untuk pergi guna menghirup udara segar di luar,

Tin dan Pavel berjalan sambil bergandengan tangan.

Tak lama, mereka berhenti di tengah jalan dan berdiri berhadapan menatap mata satu sama lain.

Pavel mengusap pipi kanan tin dengan lembut,

"Tin.."

"Hm?"

"Kau masih memikirkan Jane?"

"Sedikit, tapi tidak apa-apa"
Jawab tin berusaha tetap tersenyum

"Apa aku sangat egois karena hanya menginginkan mu saat ini"

"Tidak, kau berhak melakukan nya, aku milikmu"

"Benarkah?"

"Hm"

"Tapi rasanya, meski kau bersamaku, semua pikiran dan perasaan mu sedang memikirkan hal lain"

Tin akhirnya menyerah, dia tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya

 love by change (Tin & Pavel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang