lepaskan

100 24 4
                                    

Pavel dan ohm berlari cepat di koridor rumah sakit menuju ruangan dimana tin berada.

Dengan rasa khawatir dan air mata, langkahnya memimpin perasaannya yang kacau.

Setelah beberapa menit Mereka pun sampai di ruang ICU.

Dengan nafas yang tersenggal-senggal pavel melihat tin yang terbaring tak sadarkan diri di ruangan itu,

Dan terjadi lagi,
Semua yang pavel takutkan selalu terjadi, membuat dia merasa muak karena terus merasakan kekhawatiran yang tiada berakhir.

Namun tidak lama,
Beberapa menit saat pavel terus menatap wajah itu, mata itu akhirnya terbuka.

Pavel ingin segera menghampirinya, namun dokter belum mengizinkan siapapun untuk menjenguknya.

Hingga beberapa jam kemudian, tin akhirnya dipindahkan ke ruang rawatnya setelah mendapatkan pemeriksaan lagi.

Dan segera setelah itu pavel langsung menghampirinya dan memeluk tin dengan penuh kesedihan dan  rasa lega yang bersamaan.

Tin ikut mengelus kepala Pavel yang bergetar akibat tangisannya.

"Maaf"
Satu kata itu jadi sering Pavel dengar keluar dari mulut tin.

Dan Pavel semakin terisak karena dia selalu merasa bersalah meskipun tin yang sering mengucapkan kata itu.

Beberapa lama posisi itu tertahan hingga Pavel akhirnya menghentikan tangisannya.

Dan tak lama,
Lee datang ke ruangan itu.

"Tuan tin, saya senang anda baik-baik saja"ucap Lee seraya menunduk

"Terimakasih"
Jawab tin seraya tersenyum simpul

"Kami.. akan segera mengirim jasad tuan kit ke Thailand"
Ucap Lee lagi

Tin langsung memasang wajah sedihnya,
"Hm terimakasih Lee .. "

lee terdiam beberapa saat.
"Maafkan saya" Ujar Lee masih menunduk menyesal.

Tin tersenyum,
"Itu bukan salahmu, terimakasih sudah membantuku"

Lee tidak berani menatap wajah tin, dia Hanya mengangguk mengerti dengan air mata yang mulai jatuh dari sudut matanya.

Melihat itu Pavel mulai ikut bersimpati lalu menggenggam tangan tin memberi kekuatan padanya,

Meskipun tin tidak menangis namun dari wajahnya Pavel bisa lihat tin menahan lukanya saat ini.

***

2 Minggu berlalu.

Tin dan Pavel saat ini sudah berada di di sebuah kapal pesiar dengan baju hitam berkabung mereka.

Sesekali tin akan menaburkan abu ayahnya ke laut dengan perasaan sedih dan kehilangan.

Air matanya ikut terjatuh setiap abu itu ikut terbang  terbawa arus,

Hingga tin bisa merasakan abu terakhir yang dia genggam dengan rasa tidak rela.

Dia menatap tangannya lama dengan mata basah, hatinya terus merutuki kata maaf dan terimakasih pada ayahnya.

Hingga beberapa lama diapun mulai menaburkannya hingga tak bersisa.

Tin terduduk menatap lautan lepas yang sedang dia arungi, kebencian dan kemarahan yang Selama ini terus menguasainya,

Kini hilang bagai ikut tertelan udara lepas di samudra ini.

Tin akhirnya bisa menghela nafas karena merasa bebas akan beban yang selalu mencekalnya.

Hingga tak lama dia dapat merasakan pelukan seseorang dari belakang nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 love by change (Tin & Pavel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang