tin

517 44 3
                                    

Tin tersenyum smirk lalu melepaskan cengkraman nya pada tangan Pavel ,

Pavel dengan sigap mendorong tubuh tin hingga dia bisa lolos melarikan diri ,

Pavel mencoba pergi lewat pintu depan namun anak buah tin masih berada disana, Pavel lalu pergi ke pintu dapur namun disana juga sudah ada penjaga.

Pavel hendak pergi ke pintu menuju taman,namun tin sudah  berjalan santai ke arahnya ,

dia membuka sabuk yang melingkar di pinggang nya lalu dengan senang melingkarkan nya di tangannya
Seolah telah bersiap melakukan sesuatu,

Melihat itu Pavel terus mundur saat tin mencoba mendekat.

Dia bahkan sampai melempar semua barang yang dia sentuh ke arah tin agar tin berhenti mendekati nya,

Isak tangisnya teredam ketakutan, dia tak lagi memperdulikan tampilannya dimana tubuh depannya sudah terlihat sejak tadi,

Dan tin tampak senang melihat pemandangan itu.

Detik berikutnya tin langsung mendorong Pavel hingga punggungnya menabrak  kulkas

dia mengikat kedua tangan Pavel ke belakang.

Setelahnya tin mencium lagi bibir Pavel paksa , dia menggigit bibir itu hingga mulut Pavel terbuka,

Tin langsung meneroboskan lidahnya masuk dan mengabsen seluruh mulut Pavel dengan keras,

Pavel sudah menitikkan airmata nya, sungguh dia merasa jijik. Dia sudah berontak namun tubuhnya tertahan hingga itu malah makin menyakitkan.

Tin membalikkan tubuh pavel hingga wajahnya menempel di pintu kulkas,

lalu dia menyingkap baju Pavel di bagian bawahnya dan tidak segan dia mengeluarkan miliknya yang sudah menegang ,

Perlahan dia mulai memasukkan miliknya ke dalam lubang belakang Pavel,

"Argghhh...saakitthh.."
Ujar Pavel dengan tubuh melengking

Tin mengerutkan keningnya, melihat Penyatuan yang di lakukannya. Itu bahkan belum masuk seutuhnya ,

Dia baru memasukkan bagian kepalanya dan orang ini sudah menjerit ,

Namun Itu membuat tin senang, dan tanpa berpikir lagi tin mendorong dirinya kesana dengan sekali hentakkan,

Membuat Pavel berteriak keras
"Arghh!!"

Tin tersenyum smirk
"Sangat sempit.."gumamnya

Lalu tin mulai menikmati tubuh orang yang ada di hadapannya  dengan santai , sesekali dia akan memukul pantat mulus itu dengan tangannya sehingga menyisakan warna merah yang kontras disana,

Tin juga sempat menjambak rambut Pavel dan mencium tengkuknya keras hingga bekas gigitan merah terlukis indah disana.

Pavel hanya bisa pasrah dengan tangisan yang tak pernah berhenti.

Rasa sakitnya semakin bertambah entah itu di hatinya atau fisiknya.

Keduanya sama-sama menyakitkan, rasanya dia telah di kuliti hidup hidup.

Belum sempat dia menenangkan diri atas perlakuan ayahnya. Namun dia harus di hadapkan Dengan seseorang yang melecehkannya.

Sungguh dia merasa tak berharga.  Dia merasakan dirinya sangat rendah saat ini.

***

Tin membawa Pavel ke kamarnya setelah mereka sampai di rumahnya.

Pavel tampak pingsan dengan selimut yang membungkusnya.

 love by change (Tin & Pavel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang