4.

51 4 0
                                    

Diwaktu bersamaan namun di tempat yang berbeda, Jwan sendiri juga memikirkan hal yang sama.

"Siapa wanita itu? Kenapa pertemuan tadi benar benar membekas? Kenapa gue bener bener ngerasa deket sama dia ya?," gumam Jwan yang sedang rebahan dengan tangan kanannya menyangga kepalanya dan tangan kirinya berada diatas perut.

Pikiran Jwan kini terfokus pada sorot mata gadis cantik tadi siang. Sorot matanya benar benar tidak asing baginya.

Entah karena hal apa, tapi hatinya benar benar merasa dekat dengan wanita itu. Perasaan deja vu benar benar menghantui Jwan.

~

Sama halnya dengan Jwan, Jake juga mengalami hal serupa.

Setelah mereka semua naik ke kelas XI, mereka berada di kelas yang sama dengan Soraya, Una dan Yeyen.

Sejak saat itulah, Jake mengalami hal serupa dengan Jwan. Dia seolah olah merasakan perasaan yang begitu dekat dengan salah satu dari tiga wanita itu, yaitu Una.

Mereka seperti pernah bertemu dikehidupan sebelumnya, lalu kemudian dipertemukan kembali dikehidupan saat ini.

Namun lagi lagi, baik Jake maupun Jwan, tak satupun dari mereka menceritakan hal ini pada teman yang lain, ataupun bercerita satu sama lain.

Keduanya memendam perasaan tersebut masing masing.

*

Hari berganti pagi, semua manusia kembali terbangun dari tidur nyenyaknya sejak malam hari.

Setiap individu bergerak cekatan melakukan aktifitas masing masing, termasuk Joana dan Jwan.

Jwan dan Joana bangun di jam, menit, dan detik yang sama. Seolah telah berjanji untuk menyapa dunia bersamaan.

04:00 WIB, Jwan bangun dari tidurnya. Dia kemudian membaca do'a bangun tidur, lalu pergi kekamar mandi untuk buang air.

Setelah itu, dia berwudhu, hendak menemui Sang Pencipta Tata Surya di sepertiga malam. Suatu kebiasaan yang sudah Jwan lakukan sejak lama.

Dalam dua raka'at-nya, dia memfokuskan hati dan pikirannya pada Sang Pemilik seluruh Raga.

Membaca setiap ayat ayat Suci yang diturunkan untuk seluruh makhluk dimuka bumi.

Jwan menengadahkan tatapannya keatas, mengangkat kedua tangannya sambil mengalirkan untaian kata yang dirangkai menjadi do'a.

"Ya Allah, jika itu memang akan menjadi takdirku, maka dekatkanlah. Tapi jika tidak, maka jangan sekali kali Engkau buat hati ini terpahat begitu dalam terhadapnya."

Do'a itu yang selalu terucap dari bibir Jwan selepas Sholat. Do'a itu pula yang selalu menjadi motivasi dan semangat Jwan saat menjalani hari-harinya.

Berbeda dengan Jwan, Joana terlihat sibuk menghafal pelajaran yang akan dia pelajari hari ini. Seolah tak ada hari esok, dia begitu giat memasukkan setiap kata yang dia baca dalam bukunya kedalam ingatan.

Rumus matematika, kimia, fisika, semuanya masuk kedalam otak kecilnya.

Pukul 04:30, adzan subuh berkumandang. Jwan membangunkan semua teman temannya untuk melakukan sembahyang.

"Jake, bangun. Sudah subuh," ujar Jwan lembut membangunkan sambil menggoyangkan tubuh Jake.

Dia berpindah kekamar Zimmy, membangunkannya seperti tadi yang dia lakukan pada Jake. Lalu setelah itu, dia pergi kekamar Voo dan Yogi dan melakukan hal serupa.

Hingga beberapa menit kemudian, kelima anak muda itu melangkah dengan pasti menuju masjid terdekat untuk melakukan sembahyang subuh.

Bergabung dengan warga lain untuk melaksanakan sholat berjama'ah.

Youth : PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang