26.

35 3 0
                                    

Keesokan harinya....

Selepas Sholat Subuh, Gigi merebahkan dirinya lagi dikasur. Ini hari minggu, biasanya dia akan keluar bersama sahabatnya. Tapi sekarang, sepertinya tidak.

Entah karena apa, tapi sepertinya, mereka benar-benar sedang menghindari Jeni cs.

Gigi mengambil hp nya dari atas nakas. Namun, ada satu pesan dari Joana yang menarik perhatiannya.

"Gi, gue udah izin sama Jwan soal lo. Katanya, kalian boleh gabung sama kita. Jadi, nanti jam 7 lo kerumah gue, ajak si Zoya sama Mery. Oke?."

Gigi terperanjat, matanya membulat.

"Aaaa yess. Gue bisa ketemu sama dia lagi mulai sekarang!," serunya semangat.

Yang dimaksud Gigi adalah Zimmy, maybe.

Gigi langsung beranjak dari kasur menuju lemari pakaiannya. Dia memilih baju yang akan digunakan.

"Duh, dia sukanya style kayak gimana ya? Takutnya gue dandan kemenoran nanti!."

Berbeda dengan Gigi, Zoya yang mendapat notif pesan dari Joana terlihat lain.

"Hemmm, gue penasaran. Apa iya ya, si Jeni itu tukang bully dan deket sama geng Icon? Gue harus ngulik temen yang baru itu deh," monolognya sambil mondar mandir dikamarnya.

"Tapi kemungkinan besar, iya juga sih. Soalnya papa nya si Jeni kan orang kaya banget. Kemungkinan paling mungkinnya ya papanya adalah donatur utama sekolah WaiJi."

"Ini cerita drakor atau apa sih? Sumpah, ngeri banget ya."

Zoya suduk dipinggir kasur, mengusap dagu layaknya pemikir kritis.

Sementara itu, Mery pun juga mendapat notif pesan yang sama. Hanya saja....

"Duh, gak pas banget lagi si Jo. Ayang ngajakin gue jalan, masa iya gue nolak cuma buat kenalan sama temen baru? Ah elah."

                                  ***

Dirumah Smeraldo Boys, Jwan dan Yogi seperti biasa menyiapkan sarapan, meski hari ini hari minggu.

"Bang, tu duit mau lo pake buat apaan?," tanya Zimmy sembari duduk dimeja makan.

"Gak tau gua Zim, bingung gua dikasih duit segitu banyak," Yogi menaburkan beberapa sendok garam.

"Ya elah bang, sama aja kalo kayak gitu. Bapaknya si Sonia gabut, lu nya juga gaje," Voo mengambil cemilannya.

"Kalo saran gue sih, mending lo simpen sebagian duitnya buat nanti kuliah. Ya, meski kita semua ngejer beasiswa, tapi tetep aja kan, kita butuh duit buat keperluan lain?," Jwan ikut bicara.

"Nah, bener tuh Yog. Lo sisain aja buat kuliah nanti. Sebagian lo pake buat disini sama kita," Zimmy nyengir diakhir.

"Hah, maunya. Iya dah, ntar gua sisihin sebagian."

~

Waktu menunjukan pukul 7, saatnya Jwan, Jake dan Yogi menjemput puteri mereka.

Jwan sendiri menjemput Joana. Gadisnya itu tidak bisa bawa motor, jadi dia akan selalu menjemputnya dan memboncengnya kemanapun.

Sesampainya dirumah Joana, seperti biasa, Jwan akan menelpon Joana sebagai pemberitahuan kalau dia sudah sampai.

Namun, selang beberapa saat kemudian, Joana tidak keluar sendirian. Ada 2 wanita yang bersamanya.

"Hai," sapa Joana.

"Oh, hai," balas Jwan tersenyum.

"Ya Allah, tampan banget ni cowok. Lebih tampan aslinya jauh." batin Gigi.

Youth : PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang