"Baiklah, kalau begitu, aku pulang dulu," Jwan berpamitan pada Joana.
"Aku gak boleh ikut?," tanya Joana memelas.
"Hei sayang, kau belum fit 100%, jadi kau harus banyak istirahat. Lagi, apa kata keluargamu jika aku membawamu pergi dari sini?," Jwan terkekeh.
Joana tersenyum, merasakan gelenyar aneh namun nyaman saat mendengar panggilan sayang dari Jwan.
"Kalau begitu, aku yang akan membawamu lari!," canda Joana mengikuti yang sedang trend.
Jwan mengernyit disertai senyuman.
"Kau mau jadi ImSol hem?," tanyanya mengerti maksud Joana.
"Tidak, ImSol itu milik Sunjae, sedangkan aku milikmu," gombal Joana.
Jwan menganga tak percaya, dia terkekeh.
"Hei, siapa yang mengajarkanmu menggombal seperti itu ha?," Jwan memegang dagu Joana.
Joana mengedipkan mata centil.
"Siapa lagi jika bukan cintanya? Kau yang selalu memberiku kata-kata manis."
Jwan tertawa, kemudian mengecup kening Joana.
"Baiklah-baiklah, dan ingat. Jangan pernah berikan kedipan maut itu pada pria lain, oke?," perintahnya.
Joana menggigit bibir bawahnya menggoda.
"Kau mulai posesif mmm?," dia mencolek dagu Jwan.
"Tentu, memiliki bidadari sepertimu harus extra dijaga. Aku tak akan pernah membiarkanmu digoda pria lain."
Senyuman Joana semakin mengembang. Dia sangat suka sikap posesif Jwan.
"Oke, aku pulang ya. Kamu istirahat yang baik. Jangan nolak minum obat, dan makan yang banyak," lanjut Jwan berpesan.
Joana mengangguk, kemudian mengantar Jwan ke luar kamar.
"Nah, itu dia pengantin baru kita. Berapa bait puisi yang kamu berikan pada Jwan, Jo?," tanya Oma menggoda.
"Ratusan!," jawab Joana girang.
"Wahh, lihat itu! Dia jadi ceria lagi setelah bertemu kekasihnya!," ledek Jackson.
"Haha, biarkan saja adikmu Jack, kurasa obatnya memang kekasihnya," bela Opa.
"Kamu mau langsung pulang Jwan?," tanya Mama mertua, eh, maksudnya Mama Ratna.
"Iya Ma, aku langsung pulang saja. Takut kemalaman," Jwan mengelus tengkuknya gugup.
Joana menoleh cepat pada Jwan. What? Dia memanggil Mama juga pada ibunya? Joana tersenyum bangga.
"Loh, gak mau makan malam dulu nak? Bi Teti udah masak banyak loh, mending kamu makan sama kita dulu di sini," ajak Oma.
"Iya nak, mending kamu makan dulu di sini. Sekalian biar ngakrabin diri kamu. Kan Opa sama Oma belum ngobrol banyak sama kamu, ya?," bujuk Opa.
Jwan kelimpungan, dia menoleh pada Joana. Joana hanya menggerakkan alisnya naik turun. Ah, gadisnya ini memang punya pesona yang tak bisa ditolak.
"Hooh Jwan, mending lu makan malam dulu di sini. Nanti gua anterin kalo lu takut pulang kemaleman," canda Jackson.
"Emm...," Jwan menimbang.
"Udah ayok makan dulu, udah panggil tante dengan Ma aja masih malu-malu meong lu!," Jackson berdiri dan menarik tangan Jwan menuju lantai bawah.
Semua orang terkekeh.
"Jo, kamu mau ikut makan bareng di bawah?," tanya Oma.
Joana menoleh, dia tersenyum malu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Youth : Psycho
FanfictionTrilogi dari kisah Smeraldo Universe. 1.Youth : Psycho 2.Smeraldo Flower 3.Moonchild : The Legendary Of Black Swan ~ Banyak orang yang mendapatkan cinta mereka kembali dengan berbagai macam cara. Ada yang mudah, sulit, aneh, biasa, bahkan ada yang t...