Joana terbangun ketika Adzan Maghrib berkumandang.
Dia dibangunkan oleh Art keluarganya.
"Non, bangun Non, udah maghrib," Art itu menggoyangkan kaki Joana.
Joana mengerjap lucu, kepalanya sedikit pusing karena tidur di waktu yang salah.
Dia lantas pergi ke kamar mandi dan mencuci wajah sekaligus berwudhu.
Selepas melaksanakan Sholat, Joana pergi ke dapur dan disana ada Art kesayangannya yang tadi membangunkan.
"Bi, bibi masak apa malam ini?," tanyanya lembut.
"Oh Non, bibi masak tumis capcai dan ayam gulai Non," jawabnya sembari menoleh sebentar.
"Hmmm, ok bi."
Bibi menyiapkan makanannya ke atas meja makan. Kemudian Joana makan ditemani oleh Bibi art kesayangannya.
Setelah makan, Joana kembali ke kamarnya, lalu mengecek hp nya.
Betapa kagetnya Joana saat melihat ada begitu banyak panggilan tak terjawab dari Jwan maupun yang lain.
Tapi fokus Joana hanya satu, Jwan. Pria yang dicintainya itu menelponnya sebanyak 30 x lebih, dan mengiriminya pesan sebanyak 20 lebih.
Joana menatap itu sendu, ada rasa bersalah karena mengabaikan Jwan. Tapi, ini semua demi kebaikan mereka berdua. Ah, mungkin juga bisa dibilang demi kebaikan semua teman-temannya juga.
Setelah mendengar cerita Jackson, dan juga pengetahuannya tentang seberapa obses Seho dan seberapa berkuasa ayahnya, dia tak ingin Jwan dan teman-temannya yang lain berurusan dengan Seho.
"Maafin aku Jwan, aku gak bisa buat kamu berurusan dengan Seho. Aku gak mau kamu kenapa-kenapa," gumamnya sembari menatap pesan yang dikirim Jwan.
***
Malam harinya, selepas Sholat Isya, semuanya berkumpul kembali di markas baru SB dan Goteseven, yaitu rumah Miya.
Tapi kali ini hanya ada para lelaki. Para wanita tidak diperbolehkan ke sana malam hari terkecuali malam sabtu dan minggu.
"Miya, buatin mamas kopi," pinta Zimmy dengan nada yang dibuat-buat.
"Lo orang mana sih Zim? Gonta ganti logat mulu!," tanya Bred sembari mengupas kacang tanah.
"Gue orang indonesia bre, makanya gue pake semua bahasa. NKRI harga mati coiii!," Zimmy mengambil salah satu chiki.
"Cailah, kalo lo masih nonton film esek-esek apalagi luar mah, kagak usah bilang gitu njir!," ledek Jake.
"Ah anjing lo, gue udah tobat geblek. Tuh si Mona yang suka nonton mah!," tunjuknya pada Mona yang sedang membaca buku.
"Gue lagi yang kena," gumamnya tanpa menoleh.
"Hahahaha, emang lo suka nonton film biru Mon?," tanya Alex serius.
"Ya kagak lah anjir. Gue gak semesum itu! Noh, bocah tu aja yang selalu nuduh gue," tunjuk balik Mona pada Zimmy.
"Nih, biang keroknya bang!,"Zimmy melemparkannya pada Jake.
"Yeuuu, malah ke gue!," Jake mengambil gorengan buatan Miya yang masih hangat.
"Thank you Miya!," ucap Zimmy manis saat menerima kopi dari Miya.
"She's mine Zim!," seru Bam sembari memetik gitarnya.
"Yaelah, iya iya. I know!," Zimmy menyalakan rokoknya.
"Eh, ngomong-ngomong, kalian udah tau belum, berita terbaru?," tanya Jay membuka obrolan serius.

KAMU SEDANG MEMBACA
Youth : Psycho
Fiksi PenggemarTrilogi dari kisah Smeraldo Universe. 1.Youth : Psycho 2.Smeraldo Flower 3.Moonchild : The Legendary Of Black Swan ~ Banyak orang yang mendapatkan cinta mereka kembali dengan berbagai macam cara. Ada yang mudah, sulit, aneh, biasa, bahkan ada yang t...