Sore harinya, sepulang sekolah lebih tepatnya. 7 anak muda berkumpul di basecamp milik mereka.
Basecamp tersebut adalah sebuah rumah sederhana tapi cukup besar yang dibeli oleh mereka beberapa bulan yang lalu. Kemudian disulap menjadi basecamp untuk geng motor smeraldo boys.
Jwan, Yogi, Zimmy, Voo dan Jake menempati rumah tersebut. Bukan apa apa, mereka bukan berasal dari Jakarta, jadi daripada ngekost, lebih baik mereka gunakan rumah tersebut.
Rencananya, Mona dan Hobi akan tinggal disana juga. Tentunya setelah dapat izin dari orang tua mereka.
"Voo, mesin motor lu keknya perlu diturunin dulu deh, biar lebih mantep," seru Mona yang sedang melihat lihat motor Voo.
"Gue juga ngerasa gitu bang. Soalnya beberapa hari ini, si tantan udah mulai ngeden," tantan adalah nama motor Voo.
"Gue benerin aja nih ya, rokok 3 bungkus lah, ok?," ucap Mona lagi.
"Yailah bang, perhitungan amat si, iya iya ntar gue beliin," jawab Voo.
Mona nyengir setelah mendapat kesepakatan dengan Voo. Dia menservice motor milik Voo.
Sementara itu, Jake dan Zimmy juga sedang mengotak atik motor mereka.
"Mon, Jake, Zim, makan dulu pisang goreng!," seru Jwan beberapa menit kemudian. Dia membawa 2 piring pisang goreng buatannya.
Yogi, Voo dan Hobi yang sedang sibuk dengan aktifitasnya langsung menyambar.
"Iya bang, bentar!," sahut Mona dan Jake.
Jwan duduk disalah satu sofa usang yang dipajang disana. Dia membaca bukunya kembali sambil menyeruput kopinya.
"Eh Voo, gimana masalah lo sama anak anak Bitubi?," tanya Yogi disela sela makannya.
"Udah beres bang. Kemaren gue ajak duel si Soje nya. Dia kalah, terus mereka semua janji bakal sumpah setia sama kita," jawab Voo.
"Widihhh, hebat juga lo naklukin satu geng motor sendirian begitu," seru Hobi kagum.
"Yaelah bang, gimana mereka gak ciut. Gue dateng sendiri, sementara mereka datengnya segeng," bangga Voo disertai senyuman kotak khasnya.
"Yah, mereka emang mesti dikasih pelajaran. Gak ada satupun geng motor yang boleh ngusik disekitar sini. Kalau mereka gak mau mati sih," ucap Yogi yang mengambil gitarnya lagi.
Fyi, diantara mereka, Yogi dan Jake adalah yang paling pandai bermain alat musik. Mereka berdua sering membuat lagu bersama.
"Bener, berani mereka ngusik disini, maka artinya mereka siap mati," Hobi membenarkan.
"Oh iya bang, lu udah ambil banner geng kita?," tanya Hobi pada Jwan.
"Oh iya, Astaghfirullah. Kok gue lupa ya," jawab Jwan sambil menepuk jidatnya dan menutup bukunya.
"Gue ambil sekarang deh. Padahal dia udah chat dari semalem," Jwan beranjak dari kursinya, lalu melenggang masuk kedalam rumah.
Hobi dan Voo tersenyum kaku melihat kelakuan Jwan, yang tertua diantara mereka.
Beberapa saat kemudian, Jwan keluar dengan memakai jaket kulit coklat tuanya, yang merupakan jaket seragam Smeraldo Boys.
"Mau dianter gak bang?," tanya Hobi.
"Ga usah. Lo lanjut aja makan. Deket ini kok," jawab Jwan sambil menaiki motornya.
Mona, Jake dan Zimmy memperhatikan gerak gerik Jwan.
"Bang, titip susu pisang ya!," seru Jake.
"Ok, ntar gue beliin," Jwan memakai helmnya.
"Sama Cemilan bang, Cemilan kita dah habis," tambah Zimmy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Youth : Psycho
Fiksi PenggemarTrilogi kisah dari Smeraldo Universe. 1.Youth : Psycho 2.Smeraldo Flower 3.Moonchild : The Legendary Of Black Swan. ~ "Aku tak dapat mempercayai ini. Kenapa takdir begitu kejam?." "Siapa aku? Apakah ini yang namanya kehidupan?." "Tolong jangan main...