22.

40 3 2
                                    

Disebuah Cafe fancy di Jakarta.

"Dah selesai," ujar Una sembari menggeliatkan badannya.

Gyu yang berada didepannya hanya menatapnya dengan senyuman. Dia tak melepaskan pandangannya dari Una barang sedetikpun.

Una menoleh pada Gyu yang kini menatapnya. Dia menyadarkan Gyu dengan gerakan tangannya.

"Gyu, Gyu!," panggilnya.

Gyu tergerak.

"Eh, iya Na."

Una cemberut.

"Udah selesai."

Gyu menatap kertas dihadapannya lalu mengeceknya.

"Oh, udah ya. Ya udah kalo gitu."

"Ayo pulang." ajak Una sembari merapikan barangnya kedalam tas.

"Mau langsung pulang?."

Una menoleh.

"Iya, emang mau kemana lagi?."

"Emmm, ya kemana gitu. Kira aja kamu mau kemana. Oh, atau kerumah gue aja. Bunda katanya kangen sama kamu," ajak Gyu.

Una terdiam, oh dia baru teringat ibunya.

"Ah, lain kali aja ya. Ibu ku udah nungguin daritadi. Ini udah jam 7 malem," tolaknya halus.

Gyu seketika murung.

"Emm, oke. Ya udah ayo kita pulang," Gyu merapikan barangnya juga.

Setelah itu, mereka berdua pulang. Gyu mengantarkan Una kerumahnya.

Ciiitt

Mereka berdua sampai dirumah Una setelah 20 menit.

"Makasih ya Na, udah mau bantuin gue. Lain kali, lo mau kan bantuin gue lagi?," tanya Gyu setelah Una turun.

"Emmm, iya Gyu. Liat nanti aja ya."

Una sudah tak fokus, entah kenapa hatinya gelisah.

Gyu tersenyum, kemudian memarkirkan motornya.

"Sampai besok Na!," lambainya.

Una hanya balas tersenyum. Dia bahkan tak menawari Gyu masuk. Pikirannya terpusat pada Jake sekarang.

Una membuka gerbang rumahnya, namun saat dia masuk, dia melihat motornya berada didepan gerasi.

"Astaghfirullah, motorku. Ah, aku lupa ngambil tadi. Tapi, kok ini disini sih?," Una mendekati motornya.

Tak lama kemudian, ibu Una keluar dari dalam rumah.

Una menoleh.

"Ibu, ini motorku siapa yang nganterin kesini bu?," tanya Una sembari menyalimi ibunya.

"Jake yang nganterin. Katanya tadi dia ngajak kamu buat berangkat bareng pas ketemu di tempat fotocopy. Jadi dia tanggung jawab buat anterin motor kamu kesini."

Una terdiam.

"Astaghfirullah, apa yang udah aku lakuin? Bahkan Jake ngerasa tanggung jawab sama motor aku. Sedangkan aku malah lupain motorku sendiri dan Jake yang udah ngajak aku buat pulang bareng," batin Una gelisah.

"Ya udah Bu, aku masukin dulu motor ya."

Ibunya mengangguk, dia membantu membuka pintu gerasi, sementara Una memasukkan motornya kedalamnya.

"Ibu udah masakin kamu sup kepala ikan gurame, pasti enak dimakan jam segini sayang," ucap Ibunya sembari merangkul anaknya dan berjalan kedalam.

"Hemm, makasih ya bu."

Youth : PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang