CHAPTER 5

692 74 49
                                    

Xiao Ruofeng merasakan sesak di dadanya. Dia terus menggeliat tidak nyaman dalam tidurnya.

"Dada ku sesak sekali, apakau kucing liar yang sering menerobos masuk, sekarang masuk lagi? Eh tapi tunggu aku kan sedang berada di istana utama. Kucing itu mana ada disini" batinnya

Dengan susah payah Xiao Ruofeng membuka matanya, dan melihat apa yang menimpahi dadanya.

Ketika melihat apa, atau siapa tepatnya yang menimpahi dadanya hingga sesak, Xiao Ruofeng tertawa geli.

"Haiii... Bukan kucing, istriku ternyata"

Baili Dongjun ternyata adalah "Kucing" liar yang di maksud oleh Xiao Ruofeng.

Dia tertidur pulas di atas dada Xiao Ruofeng sambil memeluk dirinya erat, seakan Xiao Ruofeng adalah bantal pribadi nya.

Perlahan Xiao Ruofeng memindahkan Baili Dongjun untuk tidur pada bagian kasur miliknya.

Dia membelai rambut Baili Dongjun dengan lembut dan menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya.

Tapi tidak sampai dua menit, Baili Dongjun menendang selimut itu hingga terjatuh.

"Eerrgh tidak suka selimut!" Dia mengigau

Xiao Ruofeng tergelak melihat tingkah Baili Dongjun yang menggemaskan.

"Baiklah kalau tidak mau selimut tidak apa-apa"

Dia menatap penuh kasih Baili Dongjun. Tangannya kembali membelai rambut sang istri yang masih tertidur pulas.

"Kau kenapa bisa selelah ini?" Bisiknya

"Yang Mulia-" tiba-tiba Xiaoying menerobos masuk ke dalam kamar mereka, namun dia langsung terdiam ketika melihat Baili Dongjun masih tertidur pulas

"Shuut... Ada apa Xiaoying?" Bisik Xiao Ruofeng pelan

Xiaoying menundukkan kepalanya "Maaf kalau mengganggu yang mulia, tapi anda di butuhkan di pengadilan"

Xiao Ruofeng mengangguk "Yasudah aku siap-siap terlebih dahulu. Jangan bangunkan Dongjun, dia kelelahan sepertinya beberapa hari ini dia tidak tidur"

Xiaoying menganggukkan kepalanya "Baik"

    Tidak lama setelah Xiao Ruofeng pergi, Baili Dongjun akhirnya bangun. Dia meregangkan otot-ototnya dan menyadari kalau dia seorang diri di dalam kamar.

"Dimana Xiao Shixiong?" Ketika mulutnya melontarkan pertanyaan itu, di saat itu juga dia memukul-mukul kepalanya "Apa ini kenapa bertanya dimana dia, lebih baik tidak ada dia daripada aku mati kutu!" Pekiknya

'tok...tok...tok...'

Terdengar ketukan pelan di pintu

"Siapa?" Tanya Baili Dongjun

"Ini pelayan, Tuan Muda. Jika anda sudah bangun bolehkah kami masuk untuk melayani anda?

"Oh- iya masuk saja" jawabnya

Tidak lama berselang, enam pelayan memasuki kamar. Masing-masing dari mereka ada yang membawa baju ganti, sarapan, baki air dan banyak lagi.

"Tuan Muda ingin di layani saat mandi, atau melakukan nya sendiri?" Tanya salah seorang pelayan

"Ah aku bisa melakukannya sendiri. Siapa namamu?"

"Nama hamba Lin Lang, hamba adalah kepala pelayan di Kediaman Langya Wang, Tuan Muda"

"Oh Lin Lang" Baili Dongjun mengambil sebuah kantong kain yang di penuhi emas.

"Lin Lang, ini hadiah untukmu dan para pelayan lainnya"

FINDING LIGHT IN THE DARKNESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang