CHAPTER 21

483 53 34
                                    

Ketika terbangun, Baili Dongjun berusaha untuk langsung duduk. Dia menyadari dirinya sudah berada di kamar pribadi nya dengan Xiao Ruofeng.

Bajunya sudah di ganti baju yang sangat tertutup dan tebal, dan dirinya juga di lindungi oleh selimut berlapis dua.

Baili Dongjun mengingat kejadian tadi malam, kejadian yang hampir merenggut kehormatannya sebagai seorang Wangfei, sebagai seorang manusia, sebagai seorang istri.

Tidak terasa air mata jatuh ke pipinya.

"Tidak ku sangka Yun-ge akan melakukan itu" lirihnya "Sebenarnya apa kesalahan ku di masa lalu, kenapa susah sekali untuk bahagia"

Baili Dongjun menggaruk-garuk kuku tangannya, air mata masih mengalir jatuh ke pipi pucatnya.

Tiba-tiba sebuah tangan menyeka air mata itu.

"Dongjun, kenapa menangis?" Tanya Xiao Ruofeng dengan suara yang sangat lembut dan pelan

Mata Baili Dongjun membulat ketika melihat Xiao Ruofeng.

"Shixiong!" Dia mulai menangis lebih kencang

"Loh kenapa semakin menangis?!" Ucap Xiao Ruofeng yang di selimuti kebingungan dan rasa cemas

"Peluk aku Shixiong" Dia merengek

"Iya sini kemari sayangnya Shixiong"

Xiao Ruofeng memeluk erat Baili Dongjun yang menangis terisak di dadanya.

Rasa nyeri pada lengannya pun tidak terasa, justru rasa sakit Baili Dongjun lah yang menusuk hatinya.

"Dongjun kenapa selalu menangis begini sekarang, Shixiong berusaha membahagiakan Dongjun tapi kenapa selalu berakhir dengan Dongjun yang tersakiti?"

"Kan sudah ku bilang, begini lah takdirku Shixiong. Kalau Shixiong sudah tidak sanggup, pulangkan saja Dongjun agar Shixiong tidak usah menderita bersama Dongjun"

"Tidak!" Jawab Xiao Ruofeng tegas "Kalau memang sudah takdir kita akan menderita bersama. Dongjun sakit, Shixiong sakit. Dongjun menderita Shixiong juga akan ikut menderita bersama Dongjun"

Dongjun menaikkan kepalanya "Apakah Shixiong tidak muak pada Dongjun?"

Xiao Ruofeng menangkup wajah mungil Baili Dongjun "Muak? Dengan wajah secantik ini? Tidak akan pernah Dongjun! Demi dewa Shixiong bisa menatap wajahmu selamanya. Shixiong sudah membayangkan masa tua kita bersama, kau dengan senyuman lebarmu yang akan selalu tersenyum pada Shixiong"

"Dan Shixiong dengan senyuman hangat Shixiong pada Dongjun. Meskipun Dongjun sering nakal sejak dulu"

Mereka berdua tergelak bersama.

"Hmmm.... Shixiong ingat kau dan Lei-er pernah di hukum Shifu karena kalian mabuk di atas atap dan mulai berlari telanjang tanpa sehelai benang pun jam 3 pagi di kota Tianqi sambil berteriak "KEADILAN HARUS DI TEGAKKAN!" PFFTTTTT"

Baili Dongjun membenamkan wajahnya pada dada Xiao Ruofeng "SUDAH BERHENTI AKU MALU!!!" Dia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya

"Ayo biarkan Shixiong lihat wajahmu"

Xiao Ruofeng menarik tangan Baili Dongjun yang menutupi wajahnya.

Dia tertawa geli melihat wajah merah Baili Dongjun "Ih lucu sekali istri ku pipinya sangat menggemaskan" dia menarik pelan pipi gembil Baili Dongjun.

"Shixiong...." Tapi tiba-tiba nada bicara Baili Dongjun kembali serius

"Ya sayang?"

"Tadi malam.... Tadi malam Yun-ge dia...."

"Dia melakukan apa?!" Xiao Ruofeng menaikkan sedikit nada bicaranya

Baili Dongjun mulai gemetar ketakutan "Dia mencium paksa Dongjun" dan akhirnya dia kembali menangis seperti anak kecil

Xiao Ruofeng menghela nafas berat. Dia lalu mendekap Baili Dongjun di pelukannya "Akan ku potong bibirnya kelak"

"Shixiong tidak jijik pada Dongjun?"

Xiao Ruofeng mengernyit "Jijik? Memang Dongjun kotoran kuda di kandang???"

Baili Dongjun menoyor kepala Xiao Ruofeng "AKU KAN PERNAH DI SENTUH ORANG SELAIN DIRIMU, APAKAH TIDAK MENJIJ-"

Xiao Ruofeng memakan bibir Baili Dongjun, dia melumat dan menghisap bibir itu.

Xiao Ruofeng menidurkan Baili Dongjun ke atas kasur, masih mengunci bibir itu sembari tangannya mengendurkan tali hanfu Baili Dongjun.

Setelah beberapa saat, Xiao Ruofeng melepaskan bibir Baili Dongjun, dia menatap sang istri penuh cinta, sambil membelai rambut Baili Dongjun dia berkata.

"Tidak ada yang bisa membuatku jijik padamu, bahkan jika kau mandi dengan kotoran kuda di kandang belakanh setiap hari dan bukannya bunga, aku tetap akan mencium mu seperti ini. Tidak akan pernah berubah. Dongjun akan selalu menjadi yang paling bersih dan suci di mata Shixiong"

Baili Dongjun tersenyum lemah pada Xiao Ruofeng.

"Dongjun tidak tau harus melakukan apa untuk membalas semua yang telah Shixiong lakukan untuk Dongjun"

"Cukup dengan bernafas, hidup bahagia dan tertawa bersamaku Dongjun. Selain itu Shixiong tidak minta apa-apa lagi" Ucap Xiao Ruofeng sembari menempelkan dahinya di atas dahi Baili Dongjun "Tapi sekarang Shixiong mau ajak Dongjun buat anak"

Baili Dongjun tertawa geli "Yasudah ayo..." Dia melebarkan kedua kakinya mengundang Xiao Ruofeng untuk melakukan apa yang ingin dia lakukan.

Di luar kamar mereka, Xiaoying sedang berjongkok sambil mencabut rumput, kali ini dia tidak sendirian, Sikong Changfeng menemani dirinya berdua.

"Apakah kau mendengar mereka setiap malam?" Tanya Sikong Changfeng

"Setiap hari, Tuan Muda Sikong. Pagi, siang, sore, maupun malam"

"Aaah Shixiong... Lebih kencang..." Suara desahan Baili Dongjun Terdengar jelas dari luar.

"Xiaoying, mau makan bakso tidak?" Ajak Sikong Changfeng

Xiaoying mengangguk "Boleh"

"Ayo"

FINDING LIGHT IN THE DARKNESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang