Baili Dongjun berdiri di atas balkon kamarnya sembari melihat ke bawah sedangkan Ling Chen tengah tertidur pulas pada ayunan di dalam kamar.
Tiba-tiba dia merasakan seseorang melingkarkan tangannya pada pinggangnya.
Dia menoleh dan langsung tersenyum ketika melihat siapa yang melakukan itu.
"Shixiong" panggilnya
Xiao Ruofeng semakin mengeratkan pelukannya pada Baili Dongjun. Dia mengecup lembut dahi sang istri.
"Bagaimana perasaan mu sekarang Dongjun?"
"Bagaimana apa nya?"
"Sudah tiga bulan setelah melahirkan. Apakah masih ada yang sakit?"
"Eum... Tidak. Tidak ada"
"Bagus, Shixiong senang mendengarnya" Xiao Ruofeng memijat lembut pinggang Baili Dongjun "Dongjun...." Nada pada suara nya berubah seketika
"Iya, kenapa?"
"Istana mengirimkan surat, mengatakan kalau mereka ingin Ling Chen untuk di bawa ke istana karena bagaimanapun dia terlahir sebagai pangeran. Hak istana untuk meminta dirinya"
Baili Dongjun mengerutkan dahi nya "Jadi bagaimana???"
"Errr... Shixiong bakar suratnya"
"Loh kenapa di bakar?"
Xiao Ruofeng memutar tubuh Baili Dongjun, dia lalu kembali melingkarkan tangannya pada pinggang ramping sang istri
"Karena aku ayahnya. Aku lebih berhak atas Ling Chen di banding istana. Lagi pula Shixiong sudah tidak terikat dengan istana semenjak pergi, kan? Jadi untuk apa juga membalas suratnya?"
"Apakah tidak akan menimbulkan masalah?" Tanya Baili Dongjun cemas
Xiao Ruofeng menggeleng, dia menangkup kedua pipi Baili Dongjun "Jangan khawatir. Ada Shixiong semuanya akan baik-baik saja"
Ye Dingzhi menatap pada hamparan bukit salju kosong seorang diri sembari melipat salah satu tangannya ke belakang punggungnya.
Tidak lama kemudian Yu Zhi mendatangi dirinya.
"Ketua"
"Bagaimana Yu Zhi? Apakah ada berita dari Zhenxi?"
"Iya. Sudah tiga bulan lalu Baili Dongjun melahirkan anaknya. Seorang pangeran"
"Ooo.... Sudah tiga bulan lalu ya?" Dia menyeringai "Bagus sudah waktunya untuk menjemput dirinya kembali bersama ku"
.
.
.
.
.Baili Dongjun tengah melepas hiasan kepalanya dan menyisir rambut panjang nan indah.
Tiba-tiba sebuah tangan melingkari pinggangnya, dan langsung menggendong dirinya bridal style.
"Eh Shixiong?"
Xiao Ruofeng membawa Baili Dongjun ke arah kasur, dia lalu meletakkan sang istri dengan lembut di atas nya.
Xiao Ruofeng langsung naik ke atas tubuh Baili Dongjun, membelai lembut pipinya.
"Dongjun...." Panggil nys dengan nada yang menggoda
"Ya Shixiong?" Jawab Baili Dongjun dengan nada yang tidak kalah menggoda juga
"Sudah tiga bulan kita tidak melakukan apa-apa. Mau tidak malam ini melakukan nya?"
Baili Dongjun berpikir sejenak "Eum... Mau tidak ya????" Dia menggoda
Xiao Ruofeng langsung menyambar bibir Baili Dongjun, tidak memberikan dirinya kesempatan untuk berbicara.
Baili Dongjun membalas ciuman Xiao Ruofeng sembari terkekeh kecil.
Bibir Xiao Ruofeng mulai turun pada leher pucat sang istri, mengigit dan menghisap leher itu, menempatkan tanda cinta pada leher mulus itu.
Baili Dongjun mulai melebarkan kakinya sembari Xiao Ruofeng perlahan mengeluarkan ular nya dari dalam celana.
Jari jemari Xiao Ruofeng mulai bermain dengan bunga krisan kembar Baili Dongjun, sementara mulutnya kembali melumat bibir ranum itu.
Ketika Xiao Ruofeng mulai memasukkan ular miliknya, di saat itulah Baili Dongjun meringis.
"Aarrgh!"
Xiao Ruofeng langsung menghentikan perkejaan nya "Dongjun kenapa?"
Baili Dongjun menggeleng "Tidak tau Shixiong, kenapa rasanya sakit sekali. Sangat ngilu"
"Hah? Jadi mau Bagaimana?"
"Coba masukkan lagi perlahan"
Xiao Ruofeng menuruti perkataan Baili Dongjun dan mencoba memasukkan ularnya lagi.
"ARRGH! SUDAH SHIXIONG BERHENTI!"
Xiao Ruofeng menarik hanfu Baili Dongjun dan langsung membelalak.
"Dongjun, darah?! Kau pendarahan lagi?!"
"Bagaimana bisa? Sudah tiga bulan. Tapi ini sakit sekali Shixiong" dia mulai menangis "Terlalu ngilu"
Xiao Ruofeng membelai lembut kepala Baili Dongjun "Sudah ya tidak apa-apa, besok kita tanya pada tabib"
"Maaf ya" lirihnya
"Eih kenapa harus minta maaf? Shixiong menikahi Dongjun karena cinta bukan nafsu. Shixiong bukan orang gila yang akan memaksa kan diri Shixiong pada Dongjun. Jelas-jelas Dongjun sedang terluka"
Xiao Ruofeng beranjak dari atas tubuh Baili Dongjun. Dia membenarkan celana dan hanfunya lalu berjalan menuju lemari. Dia mengambil sebuah seprai tipis dan sapu tangan.
Xiao Ruofeng lalu berjalan ke kamar mandi untuk mengambil se mangkuk kecil air.
Dia kembali duduk dj sebelah Baili Dongjun, membasahi sapu tangan itu lalu melebarkan kaki Baili Dongjun.
"Sini Dongjun, Shixiong bersihkan darahnya"
"Tapi Shixiong-"
"Sudah tenang. Kalau sakit katakan, jangan di tahan. Mengerti?"
Baili Dongjun mengangguk
Dengan tenang dan teliti Xiao Ruofeng menyeka darah pada area bawah Baili Dongjun, dia menekan lembut lubang Baili Dongjun yang kembali membengkak dan merah.
"Merah seperti ini Dongjun. Maaf ya" terlihat wajah penuh penyesalan pada Xiao Ruofeng
Baili Dongjun menggeleng "Tidak apa-apa, Shixiong. Kita berdua sama-sama tidak tau"
Xiao Ruofeng meletakkan sebuah seprai berwarna hitam pada bawah Baili Dongjun.
"Untuk berjaga-jaga kalau keluar darah lagi"
Xiao Ruofeng meletakkan semua barang-barang di tangannya pada meja di depan mereka lalu kembali tidur di sebelah Baili Dongjun.
"Shixiong...." Baili Dongjun merengek
"Iya Dongjun?" Jawab Xiao Ruofeng, lembut
Baili Dongjun memeluk erat pinggang Xiao Ruofeng, membenamkan kepalanya pada dada sang suami dan mulai terisak.
"Sudah jangan menangis. Tidak apa-apa, kalau sakit katakan. Shixiong tidak akan tidur terlalu nyenyak untuk menjaga Dongjun"
Baili Dongjun mengangguk
KAMU SEDANG MEMBACA
FINDING LIGHT IN THE DARKNESS
FanfictionDekrit kaisar yang mengharuskan Baili Dongjun dan Xiao Ruofeng menikah. Membuat hubungan mereka yang awalnya baik menjadi agak rumit. tidak sadar akan rencana orang-orang picik di belakang pernikahan itu yang mengincar Baili Dongjun