CHAPTER 40

450 45 15
                                    

Baili Dongjun di seret masuk ke dalam sebuah paviliun oleh dua orang prajurit.

Dia di hempaskan ke lantai dengan kasar, yang membuat perutnya menjadi semakin sakit.

Dia menggigit bibirnya sendiri untuk menahan ringisan yang ingin keluar dari mulutnya sembari tangannya memijat-mijat pelan perut bagian bawah.

Tidak lama Kaisar Tan An berjalan masuk di temani oleh Xiao Xie dan Xiao Ruo Jin. Tapi yang membuat Baili Dongjun memucat adalah Ye Dingzhi juga menemani mereka tepat di belakang Kaisar Tan An.

"Lama tidak bertemu, Tuan Muda Baili"

"Kalian... Kalian sebenarnya mau apa dari ku?" Tanya Baili Dongjun dengan suara lemah

Kaisar Tan An berjongkok tepat di depan Baili Dongjun "Kau yakin kau tidak tau apa yang kami inginkan?"

"Kalau ilmu bela diri murni, harus mengecewakanmu, ilmu bela diri dan Qi ku sudah lama menghilang"

"Hah tidak Tuan Muda Baili, meskipun sayang Qi murni mu hilang, ada satu yang tidak hilang dari dirimu"

"????" Baili Dongjun menatap bingung

"Darah yang mengalir di dalam dirimu yang juga mengalir di dalam tubuh anakmu"

Seketika Baili Dongjun tertegun

"Tapi kau tenang saja, Ling Chen tidak akan kami sakiti, kalau tidak terdesak... Sekarang yang kami butuhkan hanyalah dirimu. Anak yang lahir pada bulan darah"

"Pantas kalian mati-matian membuatku untuk cepat-cepat hamil...." Bisiknya

"Ya... Agar ketika kau mati, darah langka yang berada dalam dirimu tetap terjaga"

Di sela-sela perbincangan, seorang pelayan berjalan masuk sambil membawa sebuah nampan berisikan segelas air.

Kaisar Tan An mengambil air itu "minum ini. Ini akan pelemas otot, berjaga-jaga agar kau tidak kabur"

Baili Dongjun langsung merapatkan bibirnya, dia menggeleng

Kaisar Tan An tertawa kecil "Kau tau Tuan Muda Baili. Aku tidak pernah suka padamu, tapi aku sangat membutuhkan darah mu untuk membuka segel dinasti kuno. Di dalamnya ada sebuah buku yang sangat ku inginkan yang membuatku akan tetap abadi dan kuat"

Dia mencengkram paksa rahang Baili Dongjun dan menjejalkan air itu ke dalam mulutnya "Jadi aku tidak keberatan untuk menyakitimu, asalkan kau masih tetap hidup. Memukuli mu juga tidak masalah bagiku"

Baili Dongjun menggaruk-garuk tangan Kaisar Tan An, merasakan cairan dingin memasuki tenggorokannya secara paksa.

Setelah menuangkan semua air dalam gelas masuk ke dalam mulut Baili Dongjun, kaisar Tan An langsung melemparkan gelas itu ke ujung ruangan.

"Jangan berikan dia makan atau minum sampai saat upacara tiba. Biarkan saja dia kelaparan, yang melanggar perintah ku akan mati!"

Kaisar Tan An bersama Xiao Ruo Jin dan Xiao Xie berjalan pergi, hanya Ye Dingzhi yang masih tetap berdiri di sana sambil menatap dingin pada Baili Dongjun yang terkulai lemas di lantai sambil memegangi perutnya.

Baili Dongjun mulai menangis ketika membalas tatapan dingin Ye Dingzhi.








   Setelah berkuda selama tiga hari tiga malam, akhirnya kuda pasukan Baili Chengfeng menyerah. Mereka tergeletak kelelahan di atas tanah.

"Tuan Penerus, kuda-kuda kita perlu istirahat. Apalagi hari sudah mulai gelap" ucap Cheng Shen

Baili Chengfeng dan Xiao Ruofeng bertukar pandang.

"Kalian semua istirahat lah disini, aku dan Ruofeng akan melanjutkan perjalanan dengan terbang"

"Eh Tuan penerus-"

Belum sempat Cheng Shen menahan, Baili Chengfeng sudah terbang jauh ke angkasa bersama sang menantu.
.
.
.
.
.
.


     Malam hari telah tiba, bulan semakin tinggi di atas langit, Baili Dongjun masih tergeletak lemas di atas lantai yang dingin.

Tiba-tiba seseorang melompat masuk dari jendela, dia berjalan mengendap-endap mendatangi Baili Dongjun.

Itu adalah Ye Dingzhi. Dia membawa sebotol air untuk Baili Dongjun.

"Dongjun, ayo minum dulu" bisiknya

Ye Dingzhi mengangkat dengan hati-hati kepala Baili Dongjun dan menyodorkan botol minum itu pada bibirnya.

Merasakan sesuatu yang dingin menyentuh bibirnya, Baili Dongjun langsung terbangun. Dan dia seketika panik ketika melihat Ye Dingzhi di hadapannya.

"Yun-ge kau mau apa lagi!" Bentaknya, dia menghempaskan tangan Ye Dingzhi

"Dongjun ayo minum dulu. Kau belum minum kan?"

Dia menatap tajam pada Ye Dingzhi "Aku tidak mau lagi berurusan dengan mu, Ye Dingzhi. Tinggalkan aku sendiri"

'DEG!'

Ye Dingzhi harus mengakui ketika Baili Dongjun memanggil dirinya dengan nama itu, ada sesuatu yang sakit di dalam hatinya.

"Kau-kau mau makan?"

Baili Dongjun menggeleng tidak percaya "Kau menanyakan pertanyaan itu seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Buka matamu Ye Dingzhi. Sekarang aku dimana! Kalian semua menghancurkan hidupku dan sekarang yang kau tanyakan apakah aku ingin makan?!"

"Dongjun-"

"Tinggalkan saja aku, biarkan aku mati. Setidaknya saat aku mati aku bisa terbebas dari kalian semua"

"Tapi-"

"Tolong, jika kau masih menganggap aku Dongdongjun teman masa kecil mu, tinggalkan aku Yun-ge"

Ye Dingzhi terdiam, dia lalu berdiri dan berjalan pergi meninggalkan Baili Dongjun.

"Kita dulu selalu bersama, bermain dan saling melindungi. Tapi lihat sekarang apa yang kau lakukan padaku" Ucap Baili Dongjun dengan air mata yang berlinang

Ye Dingzhi berusaha menghapus air mata yang memaksa jatuh dari matanya dan berjalan pergi tanpa mengatakan apapun.


AYO GAEEESSS UDAH MAU TAMAT NIH... KIRA2 APA NIH??? HAPPY ATAU SAD END MUAHAAHAHAHAHAHAH

FINDING LIGHT IN THE DARKNESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang