CHAPTER 25

505 64 28
                                    

Again.... Shout out buat kamu yang ninggalin komentar nyinyir menjatuhkan FF aku karena gak suka pairing Couple selain Yebai.
Pengecut banget kamu belum sempat aku balas dan Screenshoot udah di hapus.

Cuma mau ngasih tau, kamu jadi author karena pairing BL Ye Dingzhi/ Baili Dongjun. Aku jadi author sejak 2013 di platform bahasa inggris di F. Fanfiction, ao3 bahkan quotev.
Bagiku FF BL itu paling gampang di tulis daripada FF Fantasy.
Jadi kalau kamu gak suka sama FT ini jangan kekanak-kanakan, cukup skip karena gak semua punya opini kaya kamu yang cuma mau 1 pairing selamanya.
Aku tau kamu diem-diem baca kok.

"UHUK!!!! UHUK!!!!"

Xiao Ruofeng terbatuk-batuk parah di dalam tidurnya.

Baili Dongjun yang masih tertidur langsung terbangun seketika.

"Shixiong, kau kenapa Shixiong??" Dia menepuk-nepuk pelan pipi Xiao Ruofeng "Shixiong ayo bangun, biar ku ambilkan air"

Dia langsung melompat dari kasur dan berlari mengambil ceret air di atas meja.

Dengan tangan yang gemetar dia menuangkan air ke dalam gelas dan langsung berlari kembali ke kasur.

"UHUK!!! UHUK!!!!"

Baili Dongjun membantu Xiao Ruofeng untuk duduk dan perlahan meminumkan air itu ke dalam mulutnya.

Tidak lama Xiao Ruofeng membuka kedua matanya, dia melihat wajah cemas Baili Dongjun.

"Dongjun kenapa? Tanyanya

"Shixiong kau sakit. Kau di racun orang"

"Di racun orang?"

Xiao Ruofeng berusaha untuk duduk dan bersandar pada kepala tempat tidur.

"Shixiong kemarin ingat tidak makan apa saja?"

Xiao Ruofeng berpikir sejenak "Eum... Makan yang normal saja di sana. Nasi, sayur dan ayam. Tidak ada makan camilan. Hanya minum teh dan air putih. Tidak ada yang aneh Dongjun"

"Ingat-ingat lagi Shixiong!"

"Errr.... Kalau di ingat-ingat Shixiong biasanya minum teh lavender, tapi kemarin ada yang memberikan teh osmanthus. Dan rasanya agak pahit, tidak seperti teh osmanthus pada umumnya"

"Dimana itu?!"

"Di ruangan kerja pengadilan istana. Dongjun sudahlah jangan khawatir, pasti ada penawarnya"

"KAU DI RACUN DENGAN RACUN DINGIN XIAO RUOFENG! TIDAK ADA PENAWARNYA!" Dia berteriak "Arrgh...." Tiba-tiba perutnya kembali nyeri "Kau akan mati perlahan. Dan karena kau masih terluka akibat tusukan belati beberapa Minggu lalu, racunnya mengalir semakin cepat ke dalam darah mu" Dia mulai menangis "Aku-aku-aku hanya ingin hidup tenang, aku tidak minta kemewahan, harta, ataupun status kerajaan. Hanya mau hidup tenang. Tapi susah sekali"

"Dongjun.... Perutmu kenapa Dongjun, apakah karena diare semalam?"

"Tidak apa-apa, tadi malam terbentur lantai. Tapi sudah di obati"

Xiao Ruofeng menangkup wajah Baili Dongjun "dengarkan Shixiong. Shixiong tidak akan mati. Dongjun harus percaya pada Shixiong"

"Dan racunnya?"

"Kita akan mencari cara"

'tok... Tok....'

"Wangfei ini tabib Tan. Hamba membawa obat untuk Langya Wang"

"Masuk Tabib Tan" Pinta Baili Dongjun

Tabib Tan berjalan masuk sambil membawa sebuah mangkuk berisi cairan hijau pekat.

"Wangfei, ini obat untuk menekan racun dingin yang berada di dalam darah Langya Wang"

"Kemarikan, biar aku yang memberinya langsung"

Tabib Tan memberikan mangkuk obat itu kepada Baili Dongjun.

"Kalau begitu hamba permisi akan berjaga di luar. Kalau ada apa-apa Wangfei panggil saja"

Baili Dongjun mengangguk "Terima kasih, Tabib Tan"

Baili Dongjun mengalihkan perhatiannya kepada Xiao Ruofeng.

"Shixiong ayo minum obatnya"

Xiao Ruofeng mengangkat dagu Baili Dongjun "akan Shixiong minum kalau Dongjun tidak murung lagi"

Baili Dongjun tersenyum lemah "Shixiong ayo minum obatnya atau akan ku jejali obat beserta mangkuknya" Dia mengancam

Xiao Ruofeng tergelak "Baik kesayangan nya Shixiong Jangan marah"

Xiao Ruofeng meminum obat itu dengan satu tenggakkan.

"Astaga pahitnya aduh mau muntah! Weeek"

"Sebentar Shixiong, aku carikan manisan"

Ketika Baili Dongjun ingin bangkit, Xiao Ruofeng menarik tangannya, dia melumat habis bibir Baili Dongjun.

Baili Dongjun mengetuk kuat kepala Xiao Ruofeng.

"HEI XIAO RUOFENG! BISA-BISANYA!"

Xiao Ruofeng tergelak "Bibir Dongjun lebih manis dari permen apapun" godanya

Tapi tiba-tiba Xiao Ruofeng merasakan sesak di dadanya.

Dia meremas jantungnya sendiri sembari berusaha mengatur nafasnya.

"SHIXIONG KENAPA?! TOLONG SESEORANG TOLONG!!!" Baili Dongjun berteriak

Xiaoying bersama Sikong Changfeng dan Tabib Tan berlari masuk.

"Astaga racunnya mulai bereaksi lagi!" Tabib Tan berkata "Tuan Sikong, Xiaoying cepat rebahkan dia"

Sikong Changfeng merebahkan Xiao Ruofeng di atas kasur.

Tabib tan menusuk jarum akupuntur di daerah dada, dahi, dan lehernya.

Xiaoying dan Sikong Changfeng memegangi kedua tangan Xiao Ruofeng yang memberontak hebat.

"Dongjun, jangan dekat-dekat!" Ucap Sikong Changfeng

"Tabib Tan, kenapa dia kedinginan?!" Tanya Baili Dongjun

"Tabib Tan, dia membeku!" Ucap Sikong Changfeng

"Astaga racunnya sudah mulai mendekati jantung Langya Wang. Cepat dudukan dia kembali!" Tabib Tan mulai panik

Xiaoying dan Sikong Changfeng mendudukkan Xiao Ruofeng.

Tabib Tan menusukkan tiga jarum di dekat leher belakang dan punggung Xiao Ruofeng.

Seperti mencoba menarik sesuatu keluar,  tabib Tan mengarahkan sesuatu dari dalam tubuh Xiao Ruofeng hingga menuju dada. Dan saat sudah berada tepat di dada, dia menepuk punggung Xiao Ruofeng.

"UHUK!"

Xiao Ruofeng memuntahkan segumpal darah beku.

Baili Dongjun terduduk lemas melihat darah beku yang terjatuh di pangkuan Xiao Ruofeng.

"WANGFEI!! WANGFEI!!!"

Lin Lang berlari masuk

"Ada apa Lin Lang?" Tanya Baili Dongjun

"Utusan istana ingin melihat Langya Wang"

Mendengar jawaban Lin Lang membuat Baili Dongjun murka, dia mengepalkan tangannya dan berkata "KATAKAN PADA MEREKA WANGFEI TIDAK MENGIZINKAN SIAPAPUN UNTUK MELIHAT LANGYA WANG. DIA SEDANG SAKIT PARAH. HANYA TABIB DAN WANGFEI YANG BOLEH BERADA DI DEKATNYA. TIDAK MENERIMA ALASAN APAPUN!" Dia berteriak

Lin Lang langsung membungkukkan tubuhnya "I-iya Wangfei" ucapnya dengan nada yang bergetar

FINDING LIGHT IN THE DARKNESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang