Xiao Ruofeng berlutut di ruangan takhta selama lebih dari lima jam. Dia tentu saja kelelahan, namun dia tidak bisa dan tidak di izinkan untuk mengeluh, dan harus tetap memasang wajah datar nan tegas.
"Ruofeng...." Terdengar suara Kaisar Tan An memanggil
"Menjawab Ayahanda"
"Ayahanda dengar kau bertengkar hebat dengan kakakmu, lagi?"
"Menjawab Ayahanda. Ya Ayahanda"
"Apakah karena Baili Dongjun lagi?"
"...." Xiao Ruofeng tidak bisa menjawab
"Sudah ku duga. Seharusnya memang sudah benar dia di nikahi kakakmu sebagai selir cadangan, kau malah berkeras ingin menikahinya sebagai istri pula. Sekarang dia semakin membuat jarak di antara kau dan kakakmu"
"Menjawab Ayahanda, Dongjun Ruofeng tidak pernah melakukan apa-apa. Bahkan dia tidak pernah melawan dengan semua peraturan kerajaan dan menuruti setiap perkataan Ruofeng. Kakak Ruo Jin lah yang menyerangnya duluan. Bahkan dia tidak mengadu dan melarang Ruofeng untuk bertindak. Namun Ruofeng tetap bertindak karena tidak terima dia di sakiti di depan mata Ruofeng"
"RUOFENG!" Kaisar Tan An melemparkan perkamn miliknya ke arah Xiao Ruofeng "APAKAH KAU DENGAR PERKATAAN MU INI?! KAU BEGITU MEMBELANYA SAMPAI-SAMPAI KAU BERANI MENJAWAB KU!"
"Ruofeng hanya berkata yang sejujur-jujurnya. Tidak akan berani melawan kalau Ruofeng salah"
"Apakah perlu ku keluarkan dekrit perceraian untuk kalian?!"
"Jika ayahanda ingin bertindak demikian, silahkan Ruofeng tidak akan melarang. Tapi Ayahanda akan kehilangan Ruofeng juga" dia menjawab dengan tegas
"Kau berani mengancam Kaisar mu, Ruofeng?!"
"Ruofeng tidak mengancam. Ruofeng lebih memilih maut daripada harus di pisahkan dari Baili Dongjun"
"ANAK INI APA KAU MAU DI PUKUL LAGI?!"
"Ruofeng siap menerima semua hukuman asalkan bukan perceraian"
"KAU-KAU-KAU SEKARANG KAU BERLUTUT DI DEPAN KUIL SAMPAI MATAHARI TERBENAM DAN INTROPEKSI DIRIMU SENDIRI! DAN KAU TIDAK BOLEH MENGHADIRI KEGIATAN DI PENGHASILANKU SELAMA BEBERAPA MINGGU. JANGAN MUNCUL DI HADAPANKU DAN JANGAN BERANI-BERANINYA MENGINJAKKAN KAKI DI KEDIAMANKU.CEPAT PERGI!"
Xiao Ruofeng bersujud di kaki sang ayah "Ruofeng pamit"
Tanpa goyah sedikitpun, Xiao Ruofeng berdiri dan berjalan pergi.
Xiao Ruofeng menghabiskan harinya dengan berlutut di depan kuil dengan gagah berani. Dia tidak goyah sama sekali, bahkan ketika panas menerpa kulitnya dan kelaparan karena tidak di izinkan untuk makan atau minum sama sekali.
Pelayan yang lalu lalang terlihat kaget melihat Xiao Ruofeng di hukum untuk yang kedua kalinya karena alasan yang sama.
Selama hidupnya Xiao Ruofeng tidak pernah di hukum oleh ayahnya, karena membela Baili Dongjun lah dia mendapatkan hukuman pertama dan kedua dari sang ayah dan mungkin akan terus mendapatkannya lagi.
"Yang Mulia...." Panggil Xiaoying "Ayo kita pulang. Hari sudah gelap. Hukuman anda sudah selesai"
Xiaoying ingin membantu Xiao Ruofeng untuk berdiri, namun dia bisa berdiri tanpa perlu bantuan dari siapapun.
Dengan wajah datar, Xiao Ruofeng berjalan dan masuk ke dalam kereta kuda miliknya.
Bahkan di sepanjang perjalanan dia tetap mempertahankan wajah datarnya dan diam seribu bahasa.
Setela mereka kembali ke kediaman Langya Wang, barulah Xiao Ruofeng berbicara.
"Xiaoying, kau kembali lah, aku juga ingin istirahat"
"Baik yang mulia!"
Setelah Xiaoying pergi, Xiao Ruofeng berjalan seorang diri menelusuri lorong kediaman untuk kembali ke dalam kamarnya.
Ketika kakinya menginjakkan di daerah kamar pribadinya, Xiao Ruofeng di berikan pemandangan Baili Dongjun yang sedang duduk seorang diri di atas anak tangga sambil menatap bintang-bintang di langit.
Ketika Baili Dongjun melihat Xiao Ruofeng, dia langsung berdiri "Xiao Shixiong, kau sudah pulang?" Tanyanya
Xiao Ruofeng tidak mengatakan apa-apa, dia hanya berlari ke arah Baili Dongjun, menarik sang istri dan mendekapnya erat di dalam pelukannya.
"Shixiong, kau kenapa?" Tanya Baili Dongjun
"Lelah Dongjun, Shixiong lelah. Shixiong perlu pelukanmu"
Baili Dongjun membalas pelukan Xiao Ruofeng "Shixiong perlu yang lain?" Tanyanya
Xiao Ruofeng menggeleng "Hanya kau" namun kakinya seakan mengkhianati dirinya dan Xiao Ruofeng hampir terjatuh kalau Baili Dongjun tidak memegangi dirinya
"Shixiong kau kenapa???" Baili Dongjun terdengar panik "Ayo aku bawa kau ke dalam.
Dia memapah Xiao Ruofeng untuk masuk kedalam kamar, Baili Dongjun mendudukkan Xiao Ruofeng di atas kasur, dengan cepat melepaskan sepatu dan jubah mewah miliknya.
Ketika seluruh jubah mewah Xiao Ruofeng terbuka, disaat itulah Baili Dongjun melihat luka segar di kedua lutut Xiao Ruofeng.
"Shixiong ini kenapa?! Apakah kau di hukum untuk berlutut!!!"
Xiao Ruofeng menganggukkan kepalanya "Tapi Shixiong tidak apa-apa, Dongjun. Hanya sedikit lelah"
"LELAH APA NYA! PELAYAN!!!" Baili Dongjun berteriak
Tidak lama tiga orang pelayan berlari masuk dengan tergesa-gesa
"Ada yang bisa kami lakukan, Wangfei??"
"Bawakan salep, air hangat, handuk untuk kompres, buatkan juga obat dan makanan hangat untuk Wangye cepat!"
Para pelayan itu juga ikut panik ketika mendengar teriakkan Baili Dongjun dan berlari terbirit-birit.
Baili Dongjun meniup pelan kedua lutut Xiao Ruofeng.
"Kenapa bisa begini... Kau kan tidak pernah membuat kesalahan. Pasti aku kan! Gara-gara aku kan kau pasti begini! Setelah di pukul kayu sekarang di suruh berlutut sampai lututmu berdarah, besok apa lagi!"
Air mata mulai mengalir dari mata Baili Dongjun dan jatuh ke dagunya.
"Eeh tidak jangan menangis... Shixiong tidak bisa melihatmu menangis. Shixiong melakukan semua ini agar kau tidak akan pernah menangis, tapi sekarang malah menangis gara-gara Shixiong" Xiao Ruofeng menyeka air mata pada pipi Baili Dongjun
Baili Dongjun menoyor pelan kepala Xiao Ruofeng "BAGAIMANA AKU TIDAK MENANGIS! KAU TERUS-TERUSAN MELINDUNGI KU SAMPAI BEGINI!" Dia mulai terisak "Sudah benar kalau aku di nikahi kakakmu saja biar dia yang kena sial bukan kau"
"Eeeh tidak. Enak saja, kalau kemarin aku tidak berhasil menikahi mu, akan ku culik dan ku bawa kabur kau bersamaku!" Xiao Ruofeng menangkup kedua pipi gembil Baili Dongjun "Dongjun, tidak ada kesialan. Kau tidak akan pernah membuatku sial, bagiku kau keajaiban, kau itu cahaya terang yang menerangi kehidupan ku yang gelap. Jadi aku akan berusaha melindungi cahaya itu agar tidak redup"
Xiao Ruofeng memeluk erat Baili Dongjun di dadanya, membelai penuh kasih sayang kepala sang istri.
"Dongjun... Shixiong benar-benar menyayangimu, benar-benar ingin menjagamu. Yang terpenting Dongjun aman, sehat, selalu senang dan bahagia"
Baili Dongjun mengeratkan pelukannya pada Xiao Ruofeng, tangisannya berubah menjadi isakan pelan.
"Shixiong menyayangi Dongjun"
KAMU SEDANG MEMBACA
FINDING LIGHT IN THE DARKNESS
FanfictionDekrit kaisar yang mengharuskan Baili Dongjun dan Xiao Ruofeng menikah. Membuat hubungan mereka yang awalnya baik menjadi agak rumit. tidak sadar akan rencana orang-orang picik di belakang pernikahan itu yang mengincar Baili Dongjun