CHAPTER 31

466 46 22
                                    

Baili Dongjun duduk seorang diri di sebuah kursi di dekat taman belakang, dia mencoba mengatur nafasnya ketika merasakan nyeri yang teramat sakit pada pinggangnya.

Sudah menginjak usia tujuh bulan, beban yang di rasakan Baili Dongjun semakin berat, ditambah dia sudah tidak memiliki tenaga dalam yang melindungi tubuhnya sendiri karena sebagian telah di berikan kepada Xiao Ruofeng dan sebagian untuk melindungi sang anak.

"Aargh!!" Dia meringis kesakitan sambil memijat-mijat pelan pinggang nya "Nak, kenapa ini nak? Kenapa tiba-tiba menyakiti Niang?" Dia berbisik pada sang bayi di dalam perutnya

"Dongjun?" Xiao Ruofeng langsung berlari menghampiri Baili Dongjun. Dia langsung memijat pinggang Baili Dongjun perlahan "Dongjun dimana sakitnya? Apakah terlalu sakit???" Wajahnya terlihat cemas melihat Baili Dongjun yang kesakitan

Baili Dongjun menggelengkan kepalanya "Tidak tau, sakit sekali Shixiong aaargh!!!"

"Tidak mungkin mau melahirkan,kan?????"

Tiba-tiba Baili Dongjun merasakan sesuatu yang hangat merembes dari salah satu lubang hidungnya.

"Dongjun kau mimisan!" Xiao Ruofeng dengan cepat menyeka darah di hidung Baili Dongjun

"Shixiong bagaimana ini?"

"Kemari biar Shixiong gendong"

Xiao Ruofeng melingkarkan lengan Baili Dongjun pada lehernya dan mengangkat sang istri.

Dia berlari membawa Baili Dongjun yang sudah mulai tidak tahan menahan rasa sakit yang Ia rasakan.

"Ruofeng, Dongjun kenapa????" Baili Luo Chen berlari menghampiri dirinya

"Tidak tau Yeye, dia tiba-tiba begini"

"SESEORANG PANGGILKAN TABIB!!!" Baili Luo Chen berteriak, teriakan nya menggema keras di seluruh rumah


      Seorang tabib yang masih cukup muda bernama Tabib Guan memeriksa denyut nadi Baili Dongjun yang sekarang tengah di baringkan di atas kasur.

"Tuan Muda Baili, kemana tenaga dalam mu?! Kau kehilangan hampir seluruh tenaga dalam mu"

"...." Baili Dongjun memilih untuk tidak menjawab

"Apa yang terjadi pada cucu ku, Guan?" Tanya Baili Luo Chen

"Tenaga dalam Tuan Muda Baili hanya tersisa tidak lebih dari tiga puluh persen. Tenaga dalam itu awalnya melindungi sang bayi, tapi perlahan bayi nya memakan semua tenaga dalam yang melingkari dirinya yang di maksud untuk melindunginya. Dan Tuan Muda Baili tidak memiliki tenaga dalam yang tersisa untuk melindungi dirinya sendiri"

Xiao Ruofeng tertegun mendengar penjelasan Tabib Guan, jauh di dalam hatinya dia menyalahkan dirinya sendiri.

Baili Luo Chen menghela nafas berat "Apakah ada sesuatu yang bisa kami lakukan untuk merawatnya sampai masa persalinan?" Tanyanya

"Ada. Tuan Muda Baili harus tetap di atas kasur tidak boleh turun kecuali hanya untuk mandi dan buang air. Dia benar-benar harus beristirahat di sana dan di berikan banyak sayur dan daging serta beberapa ramuan rempah untuk dia konsumsi"

"Shixiong..." Baili Dongjun menatap cemas Xiao Ruofeng

"Tidak apa-apa" Xiao Ruofeng meremas tangan Baili Dongjun, mencoba menenangkan dirinya

"Baiklah kalau hanya itu jalan satu-satunya kita hanya bisa pasrah. Tabib Guan, ayo kita bahas semuanya di luar, biarkan Dongjun beristirahat" pinta Baili Luo Chen

Mereka semua berjalan keluar meninggalkan Baili Dongjun dan Xiao Ruofeng hanya berdua.

Lagi-lagi Xiao Ruofeng mulai menangis. Dia menciumi telapak tangan Baili Dongjun.

"Ampuni aku Dongjun, aku penyebab penderitaan mu" dia bersujud mencium tangan Baili Dongjun merendahkan kepalanya

"Shixiong tolong jangan begini, aku tidak pernah menyalahkan mu. Apalagi setelah semua yang kau lakukan demi aku"  Baili Dongjun mengangkat kepala Xiao Ruofeng

"Aku kira aku bisa melindung mu, aku tau semuanya tidak mudah. Aku tau itu, tapi semua ini sangat berat. Melihatmu menderita, harusnya semuanya lebih mudah untukmu kalau kau tidak memberikan ku tenaga dalam murni yang mengalir di dalam tubuhmu. Jujur Dongjun, kalau bukan karena senyuman mu, aku tidak akan sanggup lagi" dan akhirnya tangisan yang sangat hebat pun pecah

Untuk beberapa saat Baili Dongjun tertegun, baru kali ini dia melihat Xiao Ruofeng menangis, dan itu karena mengkhawatirkan dirinya.

"Shixiong sudah jangan seperti ini-"

Xiao Ruofeng langsung mendekap Baili Dongjun, dekapan yang sangat erat namun tetap lembut dan penuh dengan kehati-hatian.

"Seharusnya aku tidak membuatmu jatuh cinta padaku. Jadi kau tidak akan mengalami semua ini, tidak akan hamil dan menderita. Hanya dalam waktu tiga tahun kau akan terbang bebas menjadi burung kecil yang terbang di angkasa tanpa beban. Bukannya menjadi burung yang cacat bersama ku" Ucapnya yang di warnai dengan isak tangis

Baili Dongjun menepuk-nepuk pelan punggung Xiao Ruofeng.

"Shixiong mengatakan kita berdua harus kuat. Sekarang kita kuat, Dongjun kuat, Shixiong juga harus kuat demi Dongjun. Ini bukan Xiao Ruofeng ku, Xiao Ruofeng nya Dongjun itu orang yang bijak, kuat, tegas, dan di penuhi dengan senyuman manis nan tulus"

Xiao Ruofeng menggelengkan kepalanya "Aku tidak sekuat itu Dongjun. Aku lelah menjadi kuat. Kau lah yang menguatkan ku. Kalau Shixiong boleh jujur tiga tahun lalu sebelum mengenalmu Shixiong sudah memutuskan untuk mengakhiri semuanya sampai disini saja. Hidup Shixiong, sampai Shixiong melihat mu yang tidak sengaja melibas jendela taman belakang dan hampir menghantam Shixiong. Kau tidak tau tapi kau itu sangat berharga untuk Shixiong. Shixiong hanya ingin melindungi mu. Berpikir dengan semua kekuasaan, harta, dan posisi yang Shixiong miliki, Shixiong bisa melindungi mu seperti Shixiong melindungi rakyat. Tapi tidak. Shixiong bisa melindungi enam puluh ribu pasukan yang Shixiong pimpin dan ratusan ribu rakyat Tianqi tapi tidak dengan orang yang Shixiong cintai"

"Shixiong dengar Dongjun" Baili Dongjun melepaskan pelukan Xiao Ruofeng "Shixiong selalu melindungi ku. Dari mulai hal yang terkecil sampai yang terbesar. Ingat tidak di saat aku dan Lei Shixiong tidak sengaja meracuni satu akademi dengan arak buatan Dongjun hingga mereka diare?"

Xiao Ruofeng mengangguk "Lei Shixiong meletakkan belerang ke dalam arak mu, berpikir itu bubuk kayu manis?"

"Ya! Apa yang Shixiong lakukan dengan bukti guci arak itu?"

"Shixiong bakar di pekarangan belakang istana utama hingga tidak sengaja api nya menyambar ke taman selir kesayangan ayahku?"

"Nah sudah. Bahkan dari yang terkecil saja Shixiong sudah berhasil melindungi Dongjun. Jadi jangan pernah salahkan diri Shixiong. Karena kalau di suruh memilih, Dongjun tidak akan pernah memilih menjalani sisa hidup Dongjun tanpa Shixiong" Ucapnya tegas "Jadi jangan menangis" Baili Dongjun menyeka air mata Xiao Ruofeng "Lihat sekarang gantian Dongjun yang menyeka air mata Shixiong"

Xiao Ruofeng mencium dengan dalam bibir Baili Dongjun.

Baili Dongjun melingkarkan lengannya pada leher Xiao Ruofeng dan mereka saling beradu lidah untuk beberapa saat.

Mereka terlalu larut dalam rasa cinta, tidak menyadari kalau Baili Chengfeng, Baili Luo Chen, dan Sikong Changfeng menguping di balik pintu.

"Jadi hanya itu saja? Mereka berciuman setelah habis berdebat?" Tanya Baili Luo Chen

"Percayalah padaku, Jenderal besar. Aku disana selama dua minggu, dan anda tidak mau mendengar lebih jauh lagi" Ucap Sikong Changfeng

"Changfeng benar ayah. Aku mendengar nya sekali, dan memutuskan untuk menjadi tuli setiap mereka berdua di dalam kamar" Baili Chengfeng menambahkan

FINDING LIGHT IN THE DARKNESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang