CHAPTER 28

508 57 42
                                    

Xiao Ruofeng berjalan memasuki ruangan takhta. Ketika kakinya menginjak masuk ke dalam, dia langsung di sambut oleh sang ayah yang tengah berbincang dengan kasim Song.

"Ruofeng, anakku tersayang. Ayah dengar kau sakit tapi istri mu tidak memberi izin kepada utusan ayah yang ingin melihat keadaan mu"

Xiao Ruofeng tidak menjawab perkataan sang ayah, dia langsung bersujud di lantai tepat di kaki sang ayah.

"Ruofeng, kau sedang apa?"

Dia langsung menarik mahkota emas miliknya dan meletakkan mahkota itu di atas lantai.

"Ruofeng mengundurkan diri dari tugas kerajaan, menyerahkan status pangeran dan Wangye rajah wilayah Langya untuk hidup bebas bersama istri"

Kasim Song dan Kaisar Tan An sama-sama terdiam.

"Ruofeng kau?!-"

"Harap kaisar melepaskan Ruofeng"

"Apa yang dilakukan Baili Dongjun kepadamu sampai kau menjadi seperti ini?! Menentang ayahmu sendiri?!" Kaisar Tan An berteriak

"Tianqi sudah tidak aman untuk keluarga kecil Ruofeng. Ruofeng akan tinggal di Zhenxi bersama istri dan calon anak Ruofeng"

"Calon anak? Baili Dongjun hamil?"

Xiao Ruofeng mengangguk

"Kalau begitu dia lebih aman di Tianqi di jaga oleh pengawal terpercaya kerajaan"

"Ampun Ayahanda, setelah banyak kejadian yang menimpah Ruofeng dan istri, sudah tidak percaya dengan pengawal kerajaan"

"RUOFENG KAU-"

"Ruofeng pamit"

Xiao Ruofeng bersujud sebanyak tiga kali, lalu dia berjalan pergi.

"RUOFENG SATU LANGKAH LAGI KELUAR, DAN TIDAK AKAN KU ANGGAP ANAK KAU!"

"...." Xiao Ruofeng terdiam untuk sesaat "Kalau memang itu keputusan yang mulia kaisar, hamba menerima tanpa dendam di hati" dia lalu berjalan pergi tanpa beban sama sekali.



Kediaman Langya Wang

      Baili Dongjun berlari keluar dengan tergesa-gesa, di belakangnya ada Lin Lang yang juga ikut mengejar dirinya.

"WANGFEI HATI-HATI!"

Baili Dongjun tetap saja berlari tidak mengidahkan perkataan Lin Lang.

Dia berlari menuju gerbang depan. Dari kejauhan dia sudah melihat kereta kuda.

"A-die!"

Tepat di sebelah kereta kuda itu adalah Baili Chengfeng.

"Dongjun"

Baili Chengfeng berlari dan menarik sang anak kedalam pelukan yang erat.

"Anak A-die apa kabar?" Dia menangkup kedua pipi gembil Baili Dongjun.

"Baik eheheh" Jawabnya

"A-die mau apa kemari?"

"Membawa mu pulang. Kau kan hamil"

"Hah?!" Baili Dongjun membelakkan kedua matanya

Baili Chengfeng menyeringai "Ayo ikut ayah pulang!" Dia menarik paksa tangan Baili Dongjun"

"Aaah A-die ampun jangan bawa aku pergi lagi! Suami ku bagaimana???"

"Nanti A-die carikan selir untuk dia" Jawabnya enteng

"AAAAH ENAK SAJA!" Baili Dongjun memukul-mukul tangan Baili Chengfeng

"Dongjun?" Tidak lama Xiao Ruofeng pulang

"Shixiong!"

Baili Dongjun langsung berlari menuju Xiao Ruofeng dan bersembunyi di balik tubuhnya.

"Shixiong aku mau di bawa ayahku lagi, dia mau memberikanmu seorang selir sebagai pengganti ku!" Rengeknya "A-die aku tuh sedang hamil, harus sering dekat-dekat dengan suamiku, nanti kalau tidak anakku merajuk"

Xiao Ruofeng dan Baili Chengfeng sama-sama menahan tawa.

"Karangan dari mana itu? Ibumu saat hamil kau ku tinggal ke medan perang tiga bulan. Tapi kau tetap keluar"

"Pantas aku tidak suka pada A-die week!" Dia mengejek

"Eeeh sudah Dongjun, tidak boleh begitu" Xiao Ruofeng menegur pelan "Ayo sana ikut ayahmu saja tidak usah disini"

Baili Dongjun terkaget. Dia lalu memukul keras kepala Xiao Ruofeng "Apa kau bilang?! Sudah membuat ku hamil sekarang mau kau buang! Ku potong wortel mu kalau berani-berani" dia mengancam

Xiao Ruofeng tergelak sambil mengelus-elus kepalanya "Kau ini belum selesai Shixiong bicara langsung marah. Shixiong juga akan ikut dengan Dongjun"

"Hah?" Baili Dongjun masih bingung

"Kita tidak usah di Tianqi lagi. Shixiong tidak jadi Langya Wang lagi, Shixiong memilih Dongjun"

Baili Dongjun menarik sudut bibirnya ke bawah "Aaaahhh jadi Shixiong berkorban lagi demi Dongjun" dia mulai menangis seperti anak kecil

"HEH ANAK INI DARI TADI SUASANA HATI MU BERUBAH TERUS!" Baili Chengfeng memprotes "Sudah sana masuk ke dalam kereta kau dan Ruofeng, biar barang-barang kalian menyusul. Ayo A-die yang menjaga langsung di belakang"

Xiao Ruofeng menggenggam tangan Baili Dongjun "Ayo Dongjun kita pergi dari sini"

Baili Dongjun tersenyum lebar kepada Xiao Ruofeng, dia mengambil genggam tangan Xiao Ruofeng dan masuk ke dalam kereta bersama.

"Xiaoying, Changfeng kalian juga ikut ke Zhenxi!" Ucap Baili Chengfeng

      Kereta kuda mulai berjalan, Baili Dongjun mengintip keadaan kota Tianqi dari balik jendela.

"Shixiong kau lahir disini, kau yakin ingin meninggalkan kota ini. Kota ini kan rumah mu?"

"Kota ini adalah tempat kelahiran dan tempat tinggal Shixiong, tapi rumah Shixiong adalah dirimu, Dongjun"

Baili Dongjun tersipu malu mendengar perkataan Xiao Ruofeng.

"Tapi kau menyerahkan kedudukan dan harta mu hanya untukku"

"Kenapa memangnya? Apakah Dongjun sudah tidak cinta Shixiong lagi karena Shixiong sudah tidak ada uang?"

"Ck!" Baili Dongjun menjambak rambut Xiao Ruofeng "Uang ku sudah banyak, kalau Shixiong tidak punya uang lagi untuk menafkahi Dongjun, Dongjun yang akan menafkahi Shixiong gantian"ucapnya kesal

Xiao Ruofeng tergelak, dia menarik Baili Dongjun dan memeluk erat pinggang sang istri "Shixiong masih memiliki banyak harta. Sebelum menyerahkan gelar kerajaan Shixiong, Shixiong sudah menindahkan semua harta kepemilikan Shixiong kepada Dongjun. Semuanya untuk Dongjun. Termasuk tiga Manor di Zhenxi, dua belas penginapan di Tianqi, dan tiga ratus peti besar berisi emas. Juga bisnis Shixiong di kota lain juga untuk Dongjun semua"

Baili Dongjun membelalak kaget "Hah? Sejak kapan?"

"Sejak sebelum kita menikah"

"Shixiong gila ya? Dongjun tidak butuh semua itu. Kenapa harus di berikan pada Dongjun???"

Shixiong tau Dongjun tidak butuh, tapi Shixiong hanya mau membahagiakan Dongjun saja. Harta Shixiong yah harta Dongjun.

Tiba-tiba kereta tidak sengaja menabrak batu dan berguncang dengan hebat.

"Arrrgh!" Baili Dongjun meringis kesakitan merasakan perutnya terguncang

"Maaf Wangfei, Wangye"

"Tidak apa-apa, lebih hati-hati saja" Ucap Xiao Ruofeng

Xiao Ruofeng melingkarkan tangannya pada pinggang Baili Dongjun dan mulai memijat pinggangnya lembut.

"Bagaimana sekarang, masih sakit?"

Baili Dongjun menggelengkan kepalanya "Tidak. Terima kasih ya, Fuqi"

Dia mengecup lembut dahi Xiao Ruofeng.

"Fuqi ini pantas mendapatkan lebih dari sekedar ciuman, Furen"

"Oh? Mau ku toyor kah kepalamu?"

Xiao Ruofeng tergelak mendengar perkataan Baili Dongjun

FINDING LIGHT IN THE DARKNESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang