CHAPTER 24

428 50 14
                                    

Seorang tabib tua bernama Tabib Tan tengah memeriksa keadaan Xiao Ruofeng.

Wajahnya terlihat sangat cemas ketika dia menjatuhkan setetes darah Xiao Ruofeng ke dalam mangkuk berisi air obat.

"Ada apa Tabib?" Tanya Baili Dongjun

"Darahnya mengental, sepertinya menyumbat jalan dari Qi milik Langya Wang. Keringat dingin, dan sempat muntah darah kental. Dia terkena racun dingin, Wangfei"

"RACUN DINGIN?!"

Tabib Tan mengangguk "racun ini biasanya akan bekerja dalam waktu dua minggu, tapi karena Langya Wang memiliki bekas luka yang belum sembuh, racun ini menjadi sangat cepat menyebar"

"...." Baili Dongjun tertegun "Bekas luka itu karena ku" bisiknya "Lantas bagaimna bisa kita menyembuhkan racunnya? Aku dengar racun dingin sangat berbahaya"

"Tidak bisa Wangfei.... Kita hanya bisa menekan dan memperlambat, untuk penyembuhan hamba takut hamba tidak bisa"

Baili Dongjun terduduk lemas di lantai.

Tabib itu langsung berlutut meminta ampun pada Baili Dongjun "Ampuni saya Wangfei, saya tidak kompeten dalam mengobati Langya Wang"

"Tidak apa-apa, berdiri lah Tabib Tan" Ucap Baili Dongjun

Tabib itu langsung berdiri

"Buatkan saja obat untuk menekan racunnya, aku yang akan memikirkan tentang kesembuhan Langya Wang"

Tabib itu membungkuk dengan sangat rendah "TERIMA KASIH WANGFEI, HAMBA AKAN MEMBUATNYA MALAM INI JUGA!"

Baili Dongjun menggenggam tangan Xiao Ruofeng dan dia mulai menangis.

"Sekarang aku harus apa? Semua ini karena salahku" Air matanya deras membasahi kasur dan tangan Xiao Ruofeng.

Baili Dongjun mencoba menutup mulutnya sendiri agar tangisannya tidak terdengar oleh orang-orang di luar.

"Arrrrghhh!!!!" Tidak di duga-duga perutnya mulai kram, rasa sakit dan tegang yang sangat hebat menyerang Baili Dongjun.

Dia berusaha untuk mengatur ulang nafasnya, tapi tetap tidak bisa.

Tangisan dan erangan kesakitan terdengar sangat kencang.

Baili Dongjun mencoba menggenggam erat seprai sambil memijat-mijat perutnya.

"DONGJUN?!"

Sikong Changfeng menerobos masuk, dia langsung berlari menghampiri Baili Dongjun.

"KAU KENAPA?! APAKAH PERLU KU PANGGIL TABIB LAGI!"

Ketika Sikong Changfeng ingin berlari, Baili Dongjun menahan tangannya "T-tidak usah, Tabib sedang sibuk menyiapkan obat untuk Shixiong. Aku hanya diare ringan dan perutku pasti kaget karena aku menangis"

Sikong Changfeng berjongkok, membelai lembut kepala Baili Dongjun "Kau yakin?"

Baili Dongjun mengangguk "Aku hanya butuh istirahat"

"Yasudah ayo aku bantu kau berbaring"

Sikong Changfeng membantu Baili Dongjun untuk berbaring di sebelah Xiao Ruofeng.

Dengan sabar dia melepaskan sepatu Baili Dongjun dan menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya.

"Dongjun, kalau ada apa-apa aku di depan bersama Xiaoying"

Baili Dongjun mengangguk "Terima kasih Changfeng"

"Tidak usah sungkan"

Sikong Changfeng mematikan lilin yang menerangi kamar dan berjalan pergi.

Baili Dongjun bergeser lebih dekat dengan Xiao Ruofeng, dia menarik tangan Xiao Ruofeng agar bisa memeluk pinggangnya.

"Shixiong...." Panggilnya lirih

FINDING LIGHT IN THE DARKNESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang