Ye Dingzhi pergi ke sebuah rumah bordil, tepat di depan pintu dia sudah di nanti oleh seorang wanita dengan baju serba hitam dan ikat tinggi.
"Kau Ying Xian?" Tanyanya
Dia mengangguk.
Dia adalah Ying Xian, orang kepercayaan pangeran Xiao Xie. Adik tiri dari Xiao Ruofeng dan Xiao Ruo Jin.
"Ikuti aku" ucap Ying Xian.
Ye Dingzhi di tuntun berjalan semakin dalam masuk ke dalam rumah bordil. Suara tawa orang-orang mabuk bersama para wanita penghibur, perlahan memudar ketika dia masuk semakin dalam.
Dia berdiri tepat di depan sebuah pintu.
"Kau langsung masuk saja, dia menunggu mu di sana"
Ketika Ye Dingzhi berjalan masuk, dia di sambut oleh Xiao Xie yang sedang duduk di sebuah ranjang sambil menyesap arak ditangannya.
"Ye Dingzhi..." Panggil nya
Ye Dingzhi berjalan mendekat "Langsung saja, apa mau mu?" Tanyanya
"Sangat tidak sabaran. Begini saja, aku tau kita memiliki musuh yang sama"
"Musuh yang sama? Jika aku harus jujur, musuhku justru keluarga kerajaan, keluarga mu"
"Tidak... Mari tidak usah bicarakan tentang masa lalu, karena aku belum lahir disaat kejadian itu tapi.... Xiao Ruofeng...."
Mata Ye Dingzhi melebar ketika Xiao Xie menyebut nama Xiao Ruofeng
"Langya Wang, ada apa dengannya?"
"Aku tau kau sangat membenci dirinya"
"Dari mana kau tau itu?"
"Ayolah aku tidak bodoh. Disaat ujian masuk akademi Li Changseng aku melihat tatapan mu pada Baili Dongjun. Dia cinta pertama mu bukan?"
"...." Ye Dingzhi diam tidak menjawab
"Normal kalau kau marah ketika orang yang kau cintai di rebut darimu. Apalagi yang merebut orang seperti Xiao Ruofeng. Dia jauh di atasmu, mulai dari status, kekayaan, dan kekuatan. Kau tidak akan pernah bisa menyentuhnya kalau sendirian"
"Jadi apa mau mu?"
"Singkirkan Xiao Ruofeng"
"Singkirkan Xiao Ruofeng? Dia kakakmu. Kenapa kau membenci dirinya? Bukankah dia Langya Wang yang teladan, baik, dan hebat"
"Huh" Xiao Xie mendengus "Tidak denganku, dia selalu membenciku. Dia dan Xiao Ruo Jin selalu memperlakukan ku seperti aku orang tolol pembawa masalah" Xiao Xie menggenggam erat gelas arak di tangannya
"..." Ye Dingzhi berpikir sejenak "Baik... Aku akan menyingkirkan Xiao Ruofeng, tapi aku punya dua syarat"
"Kalau uang-"
"Aku mau uang, kediaman, dan usaha. Tapi yang terpenting aku mau Baili Dongjun. Berikan Baili Dongjun padaku, dan aku akan melakukannya"
Xiao Xie tersenyum sungging "baik..." Jawabnya "anak bodoh, kau kira aku akan menyerahkan harta keluarga Xiao padamu?" Batinnya
"Sekarang kita setuju" Ye Dingzhi langsung berjalan pergi
"Tunggu. Bagiamana caraku menemui mu?"
"Aku yang akan menemui mu. Kau tinggal tunggu saja berita dariku" jawabnya
Ketika Ye Dingzhi sudah meninggalkan kamar, Xiao Xie tertawa puas.
"Xiao Ruofeng.... Akan ku pastikan kau mati!"
Kediaman Hou
Xiao Ruofeng memeluk erat Baili Dongjun yang masih tertidur pulas.
Dia menepuk-nepuk pelan punggung Baili Dongjun, matanya tidak pernah beralih dari wajah damai Baili Dongjun.
Dia meniup pelan poni yang menutupi wajah Baili Dongjun.
"Dongjun.... Bangun Dongjun...." Dia memanggil dengan suara yang sangat lembut, begitu lembutnya suara itu membuat siapa saja yang mendengarkan bisa jatuh hati padanya.
"Hmmm..."
Baili Dongjun mulai bergerak. Perlahan dia membuka matanya, dan langsung tersenyum ketika hal pertama yang di lihatnya adalah Xiao Ruofeng.
"Shixiong...." Panggilnya lemah
"Bagaimana, apakah ada yang masih sakit, Dongjun?"
Baili Dongjun menggelengkan kepalanya.
"Sudah tidak ada. Semuanya hilang berkat Shixiong"
"Shixiong hampir gila melihat keadaan mu semalam. Shixiong bahkan meninggalkan kereta kerajaan di tengah hutan belantara dan terbang bersama Xiaoying semalam suntuk hanya untuk melihat wajahmu"
"CK!" Baili Dongjun menoyor kepala Xiao Ruofeng "Bodoh Fengqi, kau bisa mati kelelahan!"
"Shixiong tidak akan mati untuk Dongjun"
Baili Dongjun menutup mulut Xiao Ruofeng "Sudah gombalnya, kepalaku masih pusing" dia mengeratkan pelukannya pada pinggang Xiao Ruofeng "Shixiong peluk aku lebih erat, rasa sakit di tubuhku hilang kalau Shixiong peluk" Pinta nya manja
Xiao Ruofeng tertawa "Iya... Ini Shixiong peluk lebih erat"
"Nyaman" Baili Dongjun tergelak kesenangan.
"Dongjun" Panggil Xiao Ruofeng, sembari tangannya memijat pelan kepala Baili Dongjun
"Hmn?"
"Dongjun mau kembali ke kediaman atau mau tinggal disini terlebih dahulu?" Tanyanya
"Kalau Shixiong?" Baili Dongjun bertanya balik
"Loh kenapa tanya Shixiong?"
"Dongjun akan pergi kemanapun Shixiong pergi. Dongjun akan selalu ikut Shixiong, menurut seluruh perkataan Shixiong"
Mendengar perkataan Baili Dongjun, membuat senyuman merekah di wajah lembut Xiao Ruofeng.
"Shixiong juga akan mengikuti seluruh kemauan Dongjun, kalau Dongjun mau tinggal di Zhenxi lagi ya sudah"
Baili Dongjun mengerutkan dahinya "Jadi mau berpisah?" Dia berkata sedih
"Eeeh tidak... Mana mungkin, sejak menikah mana bisa Shixiong tidak melihat wajah Dongjun. Shixiong akan ikut kesini tinggal bersama Dongjun di kediaman Hou. Biarkan saja Shixiong menumpang selamanya pada keluarga Baili yang penting bersama Dongjun"
"Lantas, bagaimana kerajaan dan status mu?"
"Ku lepaskan saja semua" Jawab Xiao Ruofeng enteng
"Aisssh!" Baili Dongjun kembali menoyor kepala Xiao Ruofeng "Seenak jidatmu mengatakan itu. Bagaimana dengan rakyat, rakyat sangat mencintaimu. Tanggung jawab mu pada wilayah yang kau pimpin, pasukan yang kau miliki, dan banyak lagi! Kau ini suka sekali sembarangan bic-"
Xiao Ruofeng melumat bibir Baili Dongjun untuk membuat dirinya diam.
Karena masih kesal, Baili Dongjun justru menggigit bibir Xiao Ruofeng.
"Dongjun! Dasar nakal!"
Xiao Ruofeng menaiki tubuh Baili Dongjun dan mulai menggelitiki perutnya.
"Aaah AHAAHAHA XIAO RUOFENG GELI! HAHAHAHA" Dia tertawa dengan sangat kencang
'DOK!!! DOK!!! DOK!!!'
Tiba-tiba terdengar suara gedoran pada pintu kamar mereka.
"AYO SARAPAN KALIAN BERDUA!" Baili Chengfeng berteriak
KAMU SEDANG MEMBACA
FINDING LIGHT IN THE DARKNESS
FanfictionDekrit kaisar yang mengharuskan Baili Dongjun dan Xiao Ruofeng menikah. Membuat hubungan mereka yang awalnya baik menjadi agak rumit. tidak sadar akan rencana orang-orang picik di belakang pernikahan itu yang mengincar Baili Dongjun