CHAPTER 30

427 46 18
                                    

Kaisar Tan An tengah menikmati teh di pekarangan belakang istana sambil melihat beberapa dokumen bersama Kasim Song.

"Aku dengar orang-orang wilayah yang dulu nya di pimpin oleh Ruofeng menjadi kesal dan mengumpat kepada kita?"

"Menjawab Yang Mulia Kaisar. Itu hanyalah kemarahan sementara, cepat atau lambat semuanya akan segera mereda"

"Hmmmm.... Bagaimana dengan mata-mata kita di Zhenxi. Apakah mereka mengatakan sesuatu?"

"Menjawab Yang Mulia, mereka mengatakan pangeran Xiao Ruofeng dan Baili Dongjun sedang menikmati masa-masa kehamilan Baili Dongjun berdua. Semakin lama mereka menjadi semakin tidak terpisahkan"

"Begitu rupanya... Kalau memang sudah sampai seperti itu, makan mau tidak mau aku harus mengorbankan perasaan Ruofeng juga" Kaisar Tan An kembali menyeruput teh nya "Padahal aku berencana menjadikan dirinya kaisar penggantiku bukannya Ruo Jin, tapi anak bodoh itu malah memilih cinta" Dia tergelak "Kita tidak usah melakukan apa-apa sampai kelahiran anak Ruofeng, setelah anak itu lahir kita ambil dia, dia adalah hak dari kerajaan. Dan di saat itu juga kita menggunakan Baili Dongjun"

Kasim Song membungkuk

"Setidaknya Ruofeng sudah memiliki anak dari Baili Dongjun sebelum Baili Dongjun mati" Ucap Kaisar Tan An

Kediaman Hou

       Baili Dongjun berlari melompat kesana kemari mengganggu para pelayan di kediaman Hou. Perutnya terlihat semakin besar karena kehamilannya yang sudah menginjak lima bulan.

"Wangfei, tolong jangan melompat-lompat seperti itu!" Lin Lang berkata cemas

"Lin Lang, panggil saja aku Tuan Muda Baili. Aku bukan Wangfei lagi"

"Iya maaf Tuan Muda. Tolong jangan melompat-lompat seperti itu!"

Baili Dongjun tergelak melihat reaksi khawatir Lin Lang.

"Lin Lang jangan khawatir, aku baik. Aku memang sering begini kalau di rumah. Bagaimana kau suka tidak rumahku?"

"Suka Tuan Muda, tapi-"

"Eeeits tidak ada tapi-tapi. Aku baik-baik saja"

"Furen..."

Tidak lama Xiao Ruofeng berjalan menghampiri Baili Dongjun sambil membawa sebuah kantung kertas.

"Fuqi!" Baili Dongjun berlari dan menerjang Xiao Ruofeng

"Waiyoh! Anak nakal jangan melompat-lompat seperti itu!" Xiao Ruofeng menarik hidung Baili Dongjun

Baili Dongjun nyengir "heheheh..."

Xiao Ruofeng menggelengkan kepalanya "Ini Shixiong sudah bawakan kacang manis untuk Dongjun"

Baili Dongjun tersenyum lebar ketika melihat kantung kertas penuh kacang manis itu.

"Aaah terima kasih Shixiong!"

"Ayo kita makan di dalam kamar, sekalian ada sesuatu yang mau Shixiong berikan"

Xiao Ruofeng merangkul Baili Dongjun dan membawa dirinya pergi menuju kamar pribadi mereka.

Setelah mereka memasuki kamar, Xiao Ruofeng mendudukkan Baili Dongjun di atas ranjang.

"Ada apa Shixiong?" Tanyanya sembari mengunyah kacang manis pemberian Xiao Ruofeng

Xiao Ruofeng mengeluarkan sebuah perkamen dari saku nya, dia juga mengeluarkan enam perkamen lagi dari dalam laci.

"Sekarang sudah lengkap"

"Apa nya?" Tanya Baili Dongjun

Xiao Ruofeng berjalan ke arah Baili Dongjun dan memberikan perkamen yang baru Ia keluarkan dari dalam sakunya.

"Ini satu lagi untuk Dongjun"

Baili Dongjun membuka perkamen itu dan mulai membaca isinya. Dan seketika matanya membelalak

"SHIXIONG KAU MEMINDAHKAN HARTA MU LAGI???"

Xiao Ruofeng mengangguk

"Semuanya untuk Dongjun. Sekarang lengkap sudah Shixiong tidak punya kepemilikan di atas nama Shixiong"

Baili Dongjun menarik tangan Xiao Ruofeng "Shixiong, Dongjun tidak perlu harta. Dongjun sudah punya, hanya mau bersama Shixiong saja"

"Iya... Iya... Shixiong tau" Xiao Ruofeng meremas kedua pundak Baili Dongjun "Tapi Shixiong juga ingin menghadiahkan Dongjun dengan sesuatu"

"Shixiong sudah menghadiahkan sesuatu pada Dongjun. Sesuatu yang berharga. Sangat berharga"

Xiao Ruofeng mengerutkan dahinya "Apa itu? Bunga tulip biru kah?"

"Ck! Bukan!" Baili Dongjun menonjok pelan perut Xiao Ruofeng

"Iya maaf-maat tapi apa?"

Baili Dongjun menarik tangan Xiao Ruofeng dan meletakkan ke atas perutnya "Dia... Anak kita"

Xiao Ruofeng menarik dagu Baili Dongjun dan mulai mendekatkan bibirnya pada bibir Baili Dongjun. Tapi tiba-tiba Baili Dongjun berlari pergi.

"Air hangatku pasti sudah siap, mau mandi dulu heheheh" Ucapnya sambil tergelak

    Baili Dongjun berendam dengan tenang di dalam bak mandi sambil sesekali menggosok lengannya.

Tidak lama Xiao Ruofeng menyusul dirinya, dia mengambil sebuah bangku kecil dan duduk tepat di belakang Baili Dongjun.

"Ayo sini Shixiong keramasi rambutmu"

Baili Dongjun mengangguk "Terima kasih, Shixiong"

Xiao Ruofeng mengoleskan abu bunga pada rambut Baili Dongjun, dan mulai memijat kepalanya.

Baili Dongjun menyenderkan tubuhnya pada bak mandi, merasakan jari jemar Xiao Ruofeng.

Xiao Ruofeng menurunkan tangannya untuk mulai memijat pundak Baili Dongjun.

"Aaah sakit Shixiong, disitu sangat sakit"

"Pundak mu tegang sekali, Dongjun. Bagaimana bisa menjadi se tegang ini?" Ucap Xiao Ruofeng, cemas

"Tidak apa-apa, Shixiong. Kata A-niang ini normal untuk orang hamil"

"Normal merasakan sakit?"

Baili Dongjun mengangguk "Tapi kan tidak selamanya. Hanya sementara"

Xiao Ruofeng mendekap erat leher Baili Dongjun "Shixiong harap bisa mengambil semua rasa sakitmu dan mengubahnya menjadi cinta"

"Shixiong sudah melakukannya, sejak lama sudah terjadi"

Xiao Ruofeng mengecup lembut dahi Baili Dongjun.

"Shixiong menyayangi mu, Dongjun"

"Dongjun juga"

FINDING LIGHT IN THE DARKNESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang