Xiao Ruofeng kembali di baringkan di atas ranjang, Baili Dongjun menatap kosong pada dirinya, sembari mengusap-usap tangan dingin Xiao Ruofeng.
"Tolong ambilkan kompres air mendidih" Dia memerintahkan
"Baik Wangfei" Jawab Lin Lang
"Wangfei, hamba takut kita tidak sempat" Ucap Tabib Tan
"Buatkan saja obatnya. Urusan sempat atau tidak biar aku yang memutuskan" Ucap Baili Dongjun tegas
"B-baik Wangfei" Tabib Tan langsung berjalan pergi
"Wangfei, air nya sudah siap"
"Letakkan di atas meja"
Lin Lang menuruti perkataan Baili Dongjun dan meletakkan air itu di atas meja.
Baili Dongjun bangkit dari kasur dan berjalan bermaksud untuk mengambil air itu.
"Hati-hati Wangfei, air nya mendidih"
"Lin Lang, keluar. Aku mau merawat Langya Wang seorang diri"
Lin Lang membungkukkan kepalanya "B-baik Wangfei"
Baili Dongjun membawa ember berisi air mendidih itu dan membawanya menuju kasur.
Dia meletakkan air itu di meja kecil dekat kasur, dan langsung mencelupkan tangannya ke dalam ember.
Dia sudah tidak peduli lagi rasa sakit atau panas yang Ia rasakan, atau bahkan kulitnya yang melepuh. Yang dia pedulikan adalah kesehatan Xiao Ruofeng.
Baili Dongjun menyeka seluruh tubuh Xiao Ruofeng dengan kompres panas itu, dan sayangnya dalam waktu beberapa menit saja air itu berubah menjadi air es.
Baili Dongjun membelai perutnya sambil menangis dia berkata.
"Kita sudah berusaha selama berbulan-bulan, apakah kau tidak ingin melihat anakmu?" Lirihnya "Aku memang pembawa sial, Shixiong. Aku hanya di karuniai dengan darah yang katanya sangat bermanfaat. Tapi justru darah ini malah membuatmu menjadi menderita" dia menangis terisak sambil mengusap-usap perutnya
Tiba-tiba Baili Dongjun mengingat sesuatu. Dia langsung menyeka air matanya "Darah? Darah ku!" Ucapnya "tapi bagaimana dengan anakku?" Dia menatap sedih pada perutnya "Oh- akan ku bagi Qi ku untuk melindungi anakku dan sebagian untuk ku berikan kepada Shixiong"
Baili Dongjun memusatkan konsentrasi nya, dia mengeluarkan seluruh energi murni nya.
Ledakkan energi murni berwarna biru menutupi seluruh tubunnya. Dia membagi sebagian untuk menjadi perisai pada perutnya, dan sebagian di kumpulkan di dalam tenggorokannya.
Baili Dongjun menggigit bibirnya hingga mengeluarkan darah.
Dia mendekatkan wajahnya pada Xiao Ruofeng.
"Shixiong, kau menjaga ku selama ini, jadi ku berikan saja energi murni ini padamu"
Dia membuka bibir Xiao Ruofeng dan mengecup dalam bibir itu. Baili Dongjun melumat bibir itu, menukarkan seluruh energi dan darah miliknya, memasukkan ke dalam tubuh Xiao Ruofeng.
Perlahan namun pasti, warna kehidupan di wajah Xiao Ruofeng mulai kembali. Dan sekarang bergantian Baili Dongjun yang memucat.
Bersama dengan kembalinya warna kehidupan di wajahnya, kesadaran Xiao Ruofeng pun ikut kembali.
Dia menempelkan tangannya pada wajah Baili Dongjun, mencoba melepaskan ciuman nya, namun Baili Dongjun malah semakin memperdalam ciumannya, dan memasukkan hampir seluruh energi murni dan darahnya.
Akhirnya kedua mata Xiao Ruofeng terbuka, dia mendorong Baili Dongjun, melepaskan ciumannya.
"Dongjun kau sedang apa?!"
Baili Dongjun tersenyum pada Xiao Ruofeng "Akhirnya kau sembuh"
Itu adalah kata-kata terakhir dari nya sebelum pingsan di dalam pelukan Xiao Ruofeng.
"Dongjun?! Dongjun kau melakukan apa!!! Seseorang tolong masuk!!!!" Xiao Ruofeng berteriak
Sekarang bak berganti posisi, Baili Dongjun terkulai lemas di atas kasur, sedangkan Xiao Ruofeng duduk di sebelahnya sambil menggenggam tangan sang istri.
Kesehatan Xiao Ruofeng sudah kembali hanya dengan darah dan energi murni miliknya.
"Apa yang terjadi? Aku baru tidak sadarkan diri selama tiga hari, dan sekarang yang pertama kali ku lihat saat bangun adalah istri ku pingsan di pelukan ku?"
"M-menjawab Langya Wang. Wangfei menggunakan energi murni yang berada di dalam dirinya untuk menyembuhkan Langya Wang. Dia sepertinya membagi dua energi murni yang berada di dalam dirinya, sebagian untuk Langya Wang, dan sebagian untuk melindungi bayi kalian yang berada di dalam perutnya"
"Dia hamil anakku, dan sekarang dia mempertaruhkan nyawanya untukku dan anak kami?"
Tiba-tiba Sikong Changfeng berjalan masuk "Tabib Tan, bisakah aku berbicara sebentar dengan Langya Wang?"
Tabib Tan mengangguk, dia lalu berjalan pergi meninggalkan Sikong Changfeng bersama Xiao Ruofeng.
"Ruofeng, aku tau tentang darah yang mengalir di dalam dirinya. Dan dia memakai sebagain darah nya untukmu"
Xiao Ruofeng tertawa pahit "Anak ceroboh ini benar-benar. Aku berusaha semampuku untuk melindungi dirinya, tapi di akhir justru dia terluka karena aku" Xiao Ruofeng menyentuh lembut tangan Baili Dongjun yang melepuh dan sudah di oles dengan salep
"Dia mencintai mu, Xiao Ruofeng. Cinta nya padamu sama besarnya seperti cinta mu padanya, kau bisa menantang maut untuk dirinya, kenapa dia tidak bisa"
"Qi nya rusak, Changfeng. Dia adalah pendekar hebat dulunya, anak jenderal besar Baili, sekarang mungkin untuk mengangkat pedang sedikit saja dia sudah kelelahan. Aku menghancurkan dirinya, Changfeng. Setelah aku membawa dia masuk ke dalam sangkar emas bersama ku, kini aku memotong sayap nya, membuat dirinya cacat"
"Aku akan mengirim surat kepada Jenderal besar Baili. Dia pasti akan membantu kita"
Sikong Changfeng lalu berjalan pergi meninggalkan Xiao Ruofeng.
Ketika hanya sendirian, akhirnya pertahanan terakhir Xiao Ruofeng runtuh, dan dia menangis. Xiao Ruofeng menciumi tangan melepuh Baili Dongjun.
"Lihat ini, separah apa kau harus merusak dirimu karena aku?!" Lirihnya
Tiba-tiba sebuah tangan menyeka air matanya, itu adalah Baili Dongjun.
"Shixiong tidak boleh kalau aku menangis, sekarang kenapa Shixiong menangis?" Dia berkata dengan suara lemah
"Dongjun nya Shixiong sudah bangun?" Xiao Ruofeng membelai rambut Baili Dongjun
Baili Dongjun mengangguk pelan "Shixiong sudah tidak sakit lagi kan?"
Xiao Ruofeng menggelengkan kepalanya "Tapi Dongjun kenapa melakukan itu? Dongjun, Qi Dongjun rusak. Dongjun tidak akan bisa memegang pedang lagi"
"Dongjun bisa menyerahkan semua nya demi Shixiong. Demi anak kita" dia menarik tangan Xiao Ruofeng dan meletakkan tangannya pada perutnya "Dongjun memilih masuk ke dalam sangkar Shixiong, kita terkurung bersama. Dan kita akan bebas bersama. Shixiong memberikan kebahagiaan pada Dongjun, dan Dongjun akan memberikan kebebasan untuk Shixiong. Hanya itu yang Dongjun mau di dunia ini. Darah, status, bahkan tenaga dalam Dongjun bisa Dongjun berikan. Asalkan kita bisa bersama-sama membesarkan anak kita. Anak yang sudah kita usahakan bersama, anak yang kita buat bersama pagi, siang, sore, malam, beronde-ronde" canda nya
Xiao Ruofeng tergelak mendengar perkataan Baili Dongjun.
"Kau ini, Bisa-bisanya!"
Baili Dongjun nyengir "Heheeheh"
Xiao Ruofeng mengistirahatkan dahi nya pada dahi Baili Dongjun
"Kau ini benar-benar nakal"
"Tapi kau sayang kan?"
"Tentu. Selamanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
FINDING LIGHT IN THE DARKNESS
FanfictionDekrit kaisar yang mengharuskan Baili Dongjun dan Xiao Ruofeng menikah. Membuat hubungan mereka yang awalnya baik menjadi agak rumit. tidak sadar akan rencana orang-orang picik di belakang pernikahan itu yang mengincar Baili Dongjun