My Little Angel: Chapter 20

4.8K 364 21
                                    

[[Selamat Membaca]]

"Jangan tinggalkan aku (Namakamu)" Iqbaal bergumam lirih dan airmata menetes dengan cepat di pelipisnya. Dia terlihat sangat gelisah, dan matanya terbuka begitu saja.

Iqbaal memijit pelan kepalanya yang terasa pusing, tangannya terhenti ketika dia merasakan sesuatu menempel di pelipisnya.

Perban? Dan dia melihat perban di tangannya yang melingkar sempurna, perban baru? Siapa yang menggantinya?

Dia terbangun dan melihat jam digital disampingnya. Pukul 05.25AM.

Matanya menyempit ketika kamarnya terlihat sangat bersih, pecahan kaca, bekas noda darahnya dilantai, sisa makanan. Dan harum kamar.

"(Namakamu)" Iqbaal berlari kedapur berharap seseorang yang dia inginkan ada disana. Nihil. Tidak ada siapa – siapa disini.

Iqbaal mengusap wajahnya kasar dan menaiki tangga dengan langkahnya yang gusar.

Membuka kamarnya dan melepas kaos yang menempel ditubuhnya sejak kemarin, ada bercak darah. Tetesan darah dipelipisnya ketika Mr. Delson menghajarnya dalam satu pukulan kuatnya.

Tunggu...

Iqbaal mengernyitkan dahinya dan melihat barang yang bukan milikinya ada disofanya. Tas wanita? Iqbaal membukanya perlahan. Dan damn!

"(Namakamu)" Iqbaal menemukan dompet milik satu – satunya wanita yang mengganggu fikirannya akhir – akhir ini. Dia kesini dan membersihkan kamarku, bahkan juga membersihkan lukaku.

Ya Tuhan. Iqbaal mengerang frustasi dan menyandarkan punggungnya. Bagaimana aku tidak menyadari dia berada disini semalam? Aku terlalu mabuk. Aku yakin, semalam aku terlalu mabuk karna memikirkannya. Argh! Seandainya jika semalam aku tidak memutuskan menghilangkan stessku dengan mabuk, seandainya aku semalam sadar, seandainya aku melihatnya tanpa pengaruh alcohol, seandainya aku semalam bisa melihatnya disini menemuiku.

Kenapa disaat seperti ini aku hanya bisa mengatakan seharusnya dan seandainya?

'Mungkin, aku akan memohon kepadanya untuk tetap berada disini bersamaku. Meski aku harus bersujud dikakinya untuk meminta maaf. Aku akan lakukan, apapun yang diminta olehnya akan aku lakukan.'

Setidaknya bisakah kau kembali mengambil tas ini dan tidak pergi lagi?

Ini masih terlalu pagi, bahkan Iqbaal hanya menemukan petugas kebersihan dan satpam di perusahaannya.

Iqbaal turun dari mobilnya dan melempar kunci mobil ke petugas begitu saja. Wajahnya masih pucat dan banyak luka masih terlihat meski sudah samar, kau bisa bayangkan? Dia menggunakan jas yang terlihat sangat pas dengan bentuk tubuhnya, dia terkesan sangat tampan. Tapi begitu lucu ketika kau melihat perban di pelipisnya.

Dia berjalan dengan tegas, kakinya tergerak melihat pemandangan kota saat pagi hari di ruangan miliknya.

'Seandainya kau disini, mungkin pemandangan ini akan lebih indah jika aku melihatnya bersamamu sayang'

Kiki mendengar hampir semua karyawan di kantor bergeming ketika dia baru sampai. Dia melihat jam tangan hitam yang menempel di lengan kirinya dan alisnya terangkat ketika waktu menunjukkan pukul 08.30 AM kenapa? Apa dia terlambat cukup lama?

"Apa yang mereka perbincangkan?" Kiki menarik lengan Alwan, Karyawan yang berada di bagian administrasi. Mereka memang cukup akrab karna mereka memang bertemu dalam satu tugas. Menjadi anak buah Iqbaal di genk motor miliknya.

"Kau tidak tahu?" Alwan mengangkat satu alisnya.

"Jika aku tahu untuk apa aku bertanya bodoh." Alwan menyeringai mendapati kebodohannya.

Angelic (MLA - 2015)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang