"You're the fear, I don't care"
"Cause I've never been so high"
"Follow me to the dark"
"Let me take you past our satellites"
"You can see the world you brought to life, to life"
Love me like you do -ellie goulding
[[ Selamat Membaca ]]
Iqbaal? Sosok yang bahkan tidak akan menjawab jika disapa dengan orang lain itu juga termasuk.. sejak kapan dia suka menyapa orang asing.
Iqbaal tersenyum ketika suster – suster itu merona dan berbisik dengan senangnya, dia tersenyum bukan karena suster itu tapi karna sosok disampingnya yang terlihat sangat terbakar.
Dia terlihat marah.
(Namakamu) membuka pintu dengan keras, dia terlihat begitu kesal.
"(Namakamu)..." Iqbaal menyembunyikan tawanya meski itu terdenagr jelas ketika dia menyapanya, begitu menggelikan.
"Kau tidur di sofa" Apa?!
Satu kalimat yang membuatku langsung terdiam, sebegitu marahkah dia!
"Aku tidak mau. Kau tega sekali memperlakukanku seperti itu, bagaimana jika nanti aku sakit karna kedinginan? Bagaimana juga jika nanti aku ---"
"Jika kau tidak mau tidur di sofa aku yang akan tidur di sofa"
Ya Tuhan! Ayolah kita seharian bertengkar. Bahkan untuk tidurpun kau marah. Ini waktu yang tepat untuk meredakan semuanya.
Iqbaal hanya terdiam berdiri dan menatap setiap gerak yang dilakukan (Namakamu), dia menata tidurnya di sofa.
"Baiklah!" Iqbaal mengatakannya dengan tenang. Beranjak ke ranjang dan mencari posisi yang nyaman.
Iqbaal tahu tanpa melihat jam, dia sudah menghabiskan waktu menatap langit – langit kamar selama 3 jam lebih.
Nafasnya tenang begitu juga tubuhnya, dia sudah terlelap..
Iqbaal mengambil nafasnya dan membuka selimut yang menutupi tubuhnya dengan cepat, menuruni ranjang dan berjalan dengan tenang, Dia duduk di meja dekat sofa, menatap gadis didepannya dengan seksama.
Dia begitu cantik ketika tidur, marah, kesal, cemburu, tertawa, sekilas dia mengingat kembali ketika (Namakamu) menolehkan kepalanya dan tersenyum kepadanya, dia begitu cantik.
Iqbaal menarik tangan kanan (Namakamu) memegangnya dengan penuh keyakinan.
Aku akan menjagamu, semampuku bahkan jika aku harus merelakan segalanya yang aku miliki.
Terlihat begitu dramatis, ini bukan hal yang biasanya dilakukan Iqbaal.Tapi entah ketika aku melihatmu, aku selalu ingin mengatakan hal itu
~~
Keringat dingin terus mengucur di dahi (Namakamu), dia terlihat sangat gelisah tergambar di kernyitan yang dalam di dahinya, mulutnya terbuka sedikit, dia seperti sangat sulit untuk bernafas, dalam sekejap matanya terbuka dan mengambil oksigen sebanyak yang dia inginkan, mengerjapkan matanya dan mencoba untuk tenang.
Dia terduduk dan ah, mimpi buruk?
(Namakamu) baru sadar dia berada di kamar? Di atas ranjang? Dan dia melihat disekelilingnya, dia menangkap seseorang yang menarik perhatiannya. Iqbaal.
Dia tidur di sofa dengan bantal kecil itu? Bahkan selimut tipisnya terlihat begitu menyedihkan. (Namakamu) hanya tersenyum menuruni ranjang dan menghampirinya. Dia baik – baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angelic (MLA - 2015)
FanfictionAku hanya manusia lemah tak berarti. Langit cukup luas dan aku tak mampu merengkuhnya. Aku hanya ingin menjadi malaikat, yang menjadi kekasih langit. Dan baru kusadari, malaikat tak mampu merengkuh langit. Karna malaikat tak sehebat Tuhan. Ku lihat...