"Selalu kufikir bahwa aku tegar
Aku tak pernah menyangka kan begini
Dan saat engkau tak disisiku lagi
Baru kurasakan arti kehilangan.Dan saat hari dimana kau tinggalkanku
Mungkin tidak semua kan baik - baik saja
Dan kini baru ksadari semua.."Dia dia dia - Fatin Shidqia Lubis -
[[Selamat Membaca]]
~~
Iqbaal terdiam sejenak ketika dia melihat data yang dibawakan Aldi, tepat saat ini juga acaranya akan selesai, dan (Namakamu) pasti dibawanya.
Iqbaal berlari cepat dan menhilang di balik pintu yang membuat Kiki dan Aldi saling menatap sejenak.
'dia bodoh. Begitu bodoh ketika jatuh cinta seperti ini' Aldi bergumam pelan dan berjalan pergi menemui teman - temannya diluar.
"menurutmu apa dia tidak akan mendapatkan masalah besar disana?" Kiki menyahut Aldi untuk dia memastikan Iqbaal tidak apa - apa jka harus kesana sendirian.
"Dia pasti bisa menyelesaikannya." Aldi membuka pintu dan meninggalkan Kiki termenung sendiri di kamar ini.
Tapi, hanya selang beberapa menit, Kiki mendengar kegaduhan diluar sana, ada apa?
"Aldi! Ada apa? apa yang kalian lakukan hah?" Kiki menutup pintunya dn berteriak tanpa melihat dibaliknya sekarang.
"Dimana bosmu?"
Bastian. Kiki menggeram pelan dan menolehkan kepalanya dengan cepat. Sial. Aldi tersungkur dan diinjak Bastian yang berdiri dengan angkuhnya.
"Apa yang kau lakukan disini?" Kiki melihat seluruh basement , terlihat sangat berantakan. Dan masih ada yang berkelahi disana sini.
"Aku hanya ingin membalas apa yang dilakukan bosmu waktu itu. membuat kegaduhan seperti ini." Bastian melipat tangannya di depan dada dan lebih menekan kakinya ketika Aldi ingin bangun dari jatuhnya.
Apa luka di pelipis dan luka dalam diwajah Iqbaal, serta tangannya yang terbalut perban itu ulah dari genk motornya Bastian? Kiki meringis samar dan bagaimana bisa dia tidak memberi penjagaan pada bosnya satu itu.
"Kau sudah melakukannya, bisakah kau keluar sekarang?" Kiki mengepalkan tangannya dan meminta Bastian serta anak buahnya cepat keluar dari tempat ini.
"Oh. Kau mengusirku? Siapa dirimu?!" Bastian tertawa rendah dan menatap Kiki dari atas hingga bawah, tatapan menilai.
" Katakan pada bosmu. Pertandingan akan dimulai di areaku, malam nanti." Bastian mengisyaratkan anak buahnya untuk pergi dari basement Iqbaal.
Pertandingan? Kiki tidak tahu jika ada pertandingan dan apa katanya? Membuat kegaduhan di basement milik Bastian? Dan itu pasti dia melakukan karna dia berfikir (Namakamu) diculik oleh Bastian.
Kiki membantu Aldi berdiri dan meringis ketika mengetahui luka di wajah Aldi.
"Kau mendengarnya?" Kiki mengehela nafas dan menyuruh Aldi duduk. Aldi mengengguk pelan dan menyeka darah di sudut bibirnya dengan menyeringai kesakitan.
Iqbaal menghentikan mobil sportnya di depan gerbang salah satu hotel. Ada acara besar yang membuatnya melepas kacamata hitamnya dengan perlahan, mempertajam penglihatannya.
Iqbaal turun dengan cepat dan sedikit berlari meski dia kelihatan sangat tenang.
"Maaf Tuan, apa anda memilik undangan?" seorang lelaki paruh baya dengan setelan jas hitam menunduk cepat ketika mengetahui Iqbaal melihatnya dengan tatapan membunuhnya.
"Jadi kau harus menyiapkan seluruh data dirinya nanti malam, aku tidak ingin jika---" seseorang yang terus bergumam kepada orang disampingnya baru saja keluar dari hotel itu menatap Iqbaal dengan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angelic (MLA - 2015)
FanficAku hanya manusia lemah tak berarti. Langit cukup luas dan aku tak mampu merengkuhnya. Aku hanya ingin menjadi malaikat, yang menjadi kekasih langit. Dan baru kusadari, malaikat tak mampu merengkuh langit. Karna malaikat tak sehebat Tuhan. Ku lihat...