Let me be the one to share your dream
Be the one to fly you to the stars
Share your fears and wipe your tears to live in truth with you
Raisa - Let Me Be ( I Do) -
[[ Selamat membaca ]]
Iqbaal membalikkan badannya dan menangkup wajah (Namakamu) dengan cepat, bibirnya terbuka sedikit. Entah apa yang difikiran Iqbaal sekarang. Karna matanya terus tertuju di manic mata (Namakamu) yang coklat itu.
Dan beralih dibibir mungil milik (Namakamu).
Memiringkan kepalanya dengan perlahan, semakin mendekatkan jarak antara mereka, dan semua terasa berbeda, ini ciuman yang berbeda.
(Namakamu) meremas pelan lengan jas Iqbaal. Perlakuannya yang begitu lembut, membuat (Namakamu) lemas begitu saja, dan sepertinya lengan Iqbaal mengerti akan itu, yang segera menopang pinggang miliknya.
"Dan semua keinginanmu menjadi tujuan pertamaku."
(Namakamu) tidak bisa lagi menahan senyumannya ketika kecupan manis mendarat bertubi - tubi di jemarinya yang sekarang di pegang erat oleh Iqbaal.
Entah berapa lama, (Namakamu) menikmati angin malam yang begitu dirindukannya, pemandangannya sangat indah, sungguh. Dengan adanya suasana yang begitu tenang dan gemerlap lampu dari gedung yang lebih rendah disekitarnya, membuatnya tidak ingin pergi dari balkon kamar ini.
"Kau akan sakit jika terus berada disana (Namakamu)"
Aroma tubuhnya.. Iqbaal memeluk pinggang (Namakamu) dari belakang, melihat pemandangannya, memang indah. Tapi sepertinya bukan pemandangan itu yang indah, tapi dirimu (Namakamu).
"Kau sudah mandi Iqbaal?" (Namakamu) hampir terkejut ketika dada bidang Iqbaal yang polos menempel ditubuhnya, bahkan beberapa air menetes dari ujung rambutnya.
Iqbaal hanya menjawab dengan anggukkan lembutnya.
"Sekarang aku"
"Bisakah kau disini untuk beberapa menit saja. Aku merindukanmu" Iqbaal menahan pinggang (Namakamu) dan lebih tepatnya mengeratkan pelukannya di pinggang (Namakamu).
Hal yang paling menyenangkan menurutnya. Aroma tubuh (Namakamu), Iqbaal menempelkan hidungnya di tengkuk (Namakamu). Sangat memabukkan. Sungguh, aroma paling indah yang pernah ia temui.
"Kau terus mengatakan jika kau merindukanku.. kita sudah bertemu kembali. Apa itu belum cukup." (Namakamu) tersenyum kecil dengan menolehkan kepalanya melihat Iqbaal yang menutup matanya menikmati apa yang sedang ia lakukan sekarang.
Oh ayolah, (Namakamu) memutar bola matanya kesal melihat Iqbaal yang terkekeh kecil terasa sangat menggelikan karna hembusan nafasnya yang menerpa tengkuknya dengan lembut.
"hei, aku belum selesai" (Namakamu) menarik tubuhnya menjauh dari Iqbaal mengetahui dia masih terkekeh
"Sudah cukup Iqbaal, pakai bajumu" (Namakamu) sedikit berteriak disertai lari kecilnya menuju kamar mandi. Dan Iqbaal hanya menatap perutnya yang membentuk lekukan,
"Apa dengan melihatku bertelanjang dada saja, membuatnya bersemu seperti itu?" Iqbaal mengusap rambutnya yang basah ke belakang dan tertawa kecil mengikuti (Namakamu).
Beberapa kali Iqbaal mengernyit dan menggerakkan jari - jarinya diatas gadget miliknya. ada beberapa yang tidak sesuai dengan keinginannya, dan beberapa kali juga Iqbaal mengumpat ingin semua terpenuhi dengan cepat, dan sempurna.
Dan aroma ini lagi. Bahkan dia baru saja keluar dari kamar mandi saja sudah terasa memenuhi satu ruangan, Iqbaal menolehkan kepalanya melihat (Namakamu) dengan senyuman yang semakin lama semakin terukir sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angelic (MLA - 2015)
FanficAku hanya manusia lemah tak berarti. Langit cukup luas dan aku tak mampu merengkuhnya. Aku hanya ingin menjadi malaikat, yang menjadi kekasih langit. Dan baru kusadari, malaikat tak mampu merengkuh langit. Karna malaikat tak sehebat Tuhan. Ku lihat...