Mark my words...
That's all that I have
Mark my words...
Give you all I got
In every way I will
You're the only reason why
Ohhh, I don't wanna live a lie
So you heard it all before
Falling in and out of trust
Trying to rekindle us
Only to lose yourself
But I won't let me lose you
And I won't let us just fade awayAfter all that we've been through
I'ma show you more than I ever could say
Mark my words...
That's all that I have
Mark my words...
Give you all I got
In every way I will
You're the only reason why
Ohhh, I don't wanna live a lie
Mark my words - Justin Bieber -
[[ Selamat Membaca ]]
"Hai" Iqbaal memasuki kamar (Namakamu) membawakan beberapa makanan dan obat diatas nampan.
"Hai" (Namakamu) tersenyum menatap Iqbaal yang begitu lihai membawa nampan.
"Kau pantas menjadi pelayan restoran Iqbaal" (Namakamu) tertawa kecil mengetahui Iqbaal mengubah ekspresinya dengan cepat.
"Kau ini, ayo makan dan minum obatmu." Iqbaal membantu (Namakamu) untuk bisa terduduk membenarkan rambut panjang (Namakamu) dan kembali tersenyum melihat (Namakamu) juga tersenyum manis.
"Aku mencintaimu" (Namakamu) berbisik pelan ketika Iqbaal begitu dekat dengan wajahnya.
"Kau tahu, aku lebih mencintaimu (Namakamu)" Iqbaal menatapnya, menangkap ada yang sedang difikirkannya.
"Lalu? Bagaimana dengannya?" (Namakamu) bertanya mencoba untuk tidak terdengar bergetar. Meski dia memaksanya untuk siap mendengar apa yang akan dijelaskan Iqbaal.
"Ah aku lupa. Tak ada yang menceritakan dongeng bahagia itu ya? Dongeng? Oh bukan, kau terlalu besar untuk kuceritakan sebuah dongeng?" Iqbaal tertawa kecil mendapati (Namakamu) mengernyit dengan polosnya.
"Iqbaal! Apa hubungannya dengan dongeng? Aku sedang serius" (Namakamu) mengerucutkan bibirnya mengetahui tawa Iqbaal begitu lepas. Aku memang baru bisa membuka mataku. Tapi setahuku mereka tak membicarakan tentang Bella dan bayinya. Wajarkan jika aku menanyakannya sekarang?
"Baiklah. Aku akan menjelaskannya..." Iqbaal terdiam sejenak, menatap lekat lekat tepat di mata (Namakamu).
"Secepatnya, kau akan menjadi aunty."
"apa maksudmu?" (Namakamu) menyimpitkan matanya menajamkan penglihatannya dan juga fikirannya.
"Ya" Iqbaal menganggukkan kepalanya sekali dan beralih mengambil sesuap bubur.
"Hei, aku serius. Iqbaal jangan membuatku merasa sangat bodoh karna tidak mengetahui semuanya." (Namakamu) menghentakkan kakinya beberapa kali meski kondisinya belum sembuh total, tapi dia terlihat sangat ceria setelah sadarkan diri waktu itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Angelic (MLA - 2015)
Fiksi PenggemarAku hanya manusia lemah tak berarti. Langit cukup luas dan aku tak mampu merengkuhnya. Aku hanya ingin menjadi malaikat, yang menjadi kekasih langit. Dan baru kusadari, malaikat tak mampu merengkuh langit. Karna malaikat tak sehebat Tuhan. Ku lihat...