[[ Selamat Membaca ]]
"bangunlah" suara itu terdengar sangat samar, mungkin karena rasa kantukku yang masih begitu terasa. Namun usapan jemari di dahiku membuatku merasa sangat nyaman sekarang, jikapun seperti ini, aku memilih untuk tetap menutup mataku.
"kau menyukainya ya?" Iqbaal tertawa kecil dan terus menggerakkan jemarinya di dahi (Namakamu).
Jikapun aku harus menahan, aku akui aku tidak bisa untuk menahan senyumku sekarang. Dan sepertinya aku harus merutuki itu karena Iqbaal menyadari jika aku sudah terjaga dari tidurku.
"Kau masih tidak mau bangun dari tidurmu? Aku akan menciummu" Iqbaal tersenyum ketika (Namakamu) semakin mengeratkan matanya untuk menutup. Sungguh, dia menggodaku.
Iqbaal menarik tengkuk (Namakamu) dan meletakkan kepalanya diatas kepala (Namakamu) dengan cepat, menyatukan bibir mereka dengan cara yang begitu lembut, menikmati setiap inci yang mereka rasakan sekarang. Hingga mata (Namakamu) yang terbuka menghentikan semuanya.
Hei!
"Kita akan sibuk untuk hari ini, jadi bangunlah sayang." Iqbaal terkekeh dan menuruni ranjang mengusap rambutnya kebelakang dan berjalan pelan menuju kamar mandi.
Kenapa sekarang setiap melihat tingkah lakunya, entah mengusap rambutnya ataupun membasahi bibirnya menjadi hal yang sangat mempesona darinya. Sungguh apapun itu, entah hal kecil apapun darinya terlihat sangat..
Jauhkan fikiranmu dari sana (Namakamu) .
(Namakamu) mengusap tengkuknya sendiri mengetahui apa yang dia fikirkan sekarang, menuruni ranjang dan berjalan malas keluar dari kamarnya.
Dia hampir terkejut ketika beberapa pelayan berjalan mondar mandir kesana kemari di penthouse ini, kemarin tidak sebanyak ini. Hanya saja matanya tertuju pada satu orang yang sedang menata gaun hitam yang sangat indah disisi ruangan.
"Hei bisakah kau menjelaskan tentang ini?" (Namakamu) memegang lengan pelayan yang berada di depannya, melihatnya dengan tatapan bingungnya.
"Anda akan tahu nanti Miss" Pelayan itu menundukkan kepalanya dan berjalan kembali menjauhinya.
'Iqbaal'
(Namakamu) kembali memasuki kamar dan melihat Iqbaal yang keluar dengan handuk yang menutupi setengah tubuhnya. Rambutnya yang basah dan dadanya yang membentuk tubuh pria, sangat indah.
"Apa yang kau lakukan disana?" (Namakamu) kembali tersadar tangannya masih memegang knop pintu di belakangnya.
"Umb, kau tahu apa yang mereka lakukan diluar sana? Ada acara apa?" Iqbaal melihat mata (Namakamu) dengan badannya yang semakin mendekat. Berhentilah, sungguh ini..
"Mandilah" Iqbaal memegang dagu (Namakamu) agar matanya menatap tepat dimatanya.
"atau aku yang akan memandikanmu?" (Namakamu) berdecak kesal dan melepas tangan Iqbaal dengan cepat.
"Jangan berharap Iqbaal" (Namakamu) menjulurkan lidahnya ketika dia sudah berada di balik punggung Iqbaal.
Beberapa menit berjalan, dan Iqbaal baru saja memakai kemejanya, merapikan serapi mungkin dan dia beralih menatap drees hitam yang sangat indah untuk (Namakamu) , dan jasnya yang berada disamping drees itu.
Aroma yang keluar dari kamar mandi membuatnya langsung menolehkan kepalanya melihat sosok yang keluar dari sana.
(Namakamu) menarik tali bathrobenya dan beralih menatap Iqbaal yang sudah rapi dengan setelan baju resminya.
Dan kernyitannya semakin telihat ketika dia beralih menatap sepasang baju di atas ranjang, dress yang dilihatnya tadi dan jas yang senada dengan dress itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angelic (MLA - 2015)
FanfictionAku hanya manusia lemah tak berarti. Langit cukup luas dan aku tak mampu merengkuhnya. Aku hanya ingin menjadi malaikat, yang menjadi kekasih langit. Dan baru kusadari, malaikat tak mampu merengkuh langit. Karna malaikat tak sehebat Tuhan. Ku lihat...