My Little Angel: Chapter 7

7.4K 484 0
                                    

[[ Selamat Membaca ]]

Akhir dari kencan kita, bukan sebuah jadwal namun memang inilah kebiasaan kita, tidur bersama? Saling menenangkan.

Iqbaal melepas jaketnya dan melengkuk lengannya sampai ke siku, (Namakamu) telah mengganti gaunnya dengan baju tidur.

Iqbaal beranjak naik keatas ranjang dan memeluk (Namakamu), kepalanya tepat berada didada (Namakamu), menghirup aroma gadis ini lebih menenangkan fikirannya.

(Namakamu) membelai rambut Iqbaal dari samping ke belakang berturut turut, dan hal itu memang berhasil membuat Iqbaal menjadi lebih tenang.

"aku sangat mencintaimu (Namakamu).."

"Ya, aku juga mencintamu Iqbaal," airmata (Namakamu) kembali menggenang.

"Ini sudah malam, istirahatlah" (Namakamu) terus membelai rambut Iqbaal dan mencium puncak kepala Iqbaal.

"I'd hold your hand.. It's not over yet. I'll confess to you. All of these things tell me. 'If I have just one day'. If only we can be together. Can you stay with me? "

"Ya" (Namakamu) menjawab lirih dan Iqbaal semakin memeluknya erat.

"I didn't think I'd get over you easily, I'm sorry, maybe I'm too rational. Tapi apakah aku terlalu egois untuk mengharapkanmu?"

"Tidak. Kau berhak untuk itu."

"kau berada di tengah-tengah kehidupanku. tetaplah bersamaku, kumohon."

"ya, aku akan selalu disampingmu." (Namakamu) dapat merasakan Iqbaal tersenyum disana, oh syukurlah suasana hatinya sudah membaik sekarang.

Langit masih gelap, dan aku mendengar Iqbaal terus berteriak disampingku.

"Tidak. Tidak, ini tidak mungkin. Jangan, kumohon jangan sakiti dia." Iqbaal mengucapkan dengan matanya yang masih menutup dan keringat terus mengalir di dahinya.

Dia mimpi buruk? Oh tidak

"Iqbaal bangunlah!" (Namakamu) terus menarik kemeja di bagian dada Iqbaal dan terus berusaha membangunkannya, ini sangat menyedihkan melihat Iqbaal terlihat sangat tersiksa dengan mimpinya.

"Tidak, aku mohon jangan sakiti dia."

"Iqbaal bangunlah! Aku mohon bangunlah!" (Namakamu) sedikit mengencangkan tarikannya, dan Iqbaal berhasil terbangun dengan mata yang linglung melihat disekitarnya.

"(Namakamu).." Iqbaal langsung meraihku dan menciumku erat dan sedikit tergesa gesa. Jika memang ciumanku bisa membuatnya tenang aku rela, dia menciumku berapapun yang dia mau. Aku mencintaimu.

"Aku disini Iqbaal, kau mimpi buruk" nafas Iqbaal masih tidak terkontrol, tersenggal dan seperti orang sesak nafas, apa yang dia mimpikan?

"kau baik baik saja?" Iqbaal masih terlihat ketakutan dan kesedihan menderai matanya yang gelap.

"(Namakamu)." Iqbaal masih menyebut namaku terus menerus dan memelukku, aku melihat wajahnya yang tepat di depanku.

Kerutan di dahinya sangat menyakitkan. Melihatnya kesakitan, sangat menyedihkan.

Iqbaal terus memelukku erat dengan tangannya yang ia lingkarkan kuat di pinggangku.

Aku meraih dahinya dan mengelus kerutan dahinya dengan ibu jariku, aku harap itu bisa menenangkannya.

"Tetaplah bersamaku, kumohon jangan pernah tinggalkan aku." Iqbaal berucap lirih dan menutup matanya perlahan seiring dengan nyanyian indah yang keluar dari bibir (Namakamu).

Angelic (MLA - 2015)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang