My Little Angel: Chapter 36

3.8K 297 10
                                    

My life is a movie and everyone's watching
So let's get to the good part and past all the nonsense

Sometimes it's hard to do the right thing
When the pressure's coming down like lightning
It's like they want me to be perfect
When they don't even know that I'm hurting

This life's not easy, I'm not made out of steel
Don't forget that I'm human, don't forget that I'm real
You act like you know me, but you never will
But that's one thing that I know for sure
I'll show you

I'll Show You - Justin Bieber -

[[ Selamat Membaca ]]

"Bella, kau sudah membelinya? Kau membeli berapa? Mereka juga kau bawakan?" Iqbaal mengambil kantong kresek itu dari tangan Bella yang hanya terdiam menatap laki – laki yang terlihat sangat berantakan itu.

"Aku hanya membelinya sedikit, aku kira kau akan memakannya sendiri mana ku tahu ada mereka disini" Bella bergumam pelan melihat Iqbaal yang sedang melihat isi kantong kresek itu.

"Lalu mereka akan makan apa? apa kau bisa membelinya lagi untuk mereka?" Iqbaal mendongakkan kepalanya dan menatap wajah kesal itu.

"Kau ini?! aku sedang hamil Iqbaal dan kau menyuruhku untuk kembali ketempat itu? kau membahayakan kondisi bayinya!" Bella menyentakkan satu kakinya pelan mengetahui Iqbaal kembali menatap perutnya.

Iqbaal memang sengaja meminta makanan dengan restoran yang akan berbeda pula tempatnya. Lalu bagaimana bisa dia secepat kilat mendapatkan ini semua. Dan aku tahu, pasti dan pasti itu makanan dari fans diluar sana yang dengan relanya menunggu gadis sepertinya, aku heran.

"Oh , maafkan aku. Aku lupa dengan hal itu. jika seperti itu lebih baik kau pulang dan istirahat. Itu akan menjaga kondisi bayinya. Oh ya, jangan terlalu sering keluar rumah, kau harus banyak istirahat dirumah" Iqbaal meletakkan makanannya diatas nakas dan kembali menatap Bella

"Tapi aku ingin menjagamu disini" Bella terlihat sangat manja. Tanpa disengaja, Aldi menirukan gerakannya dan menggerakkan bibirnya seolah – olah berbicara. Hei lihatlah ekspresi mereka sama.

Iqbaal mencoba menahan tawanya ketika beralih menatap Bella

"Apa kau kira aku seorang anak kecil? Aku bisa menjaga diriku sendiri. Turuti saja ucapanku" Iqbaal menyeringai meski itu samar, sulit sekali untuk berbicara dengannya. Menyebalkan.

Pekikan samar juga terdengar ketika Bella ingin mengusap kepala Iqbaal dan Iqbaal menghindar dengan memalingkan wajahnya kearah yang berlawanan.

Bella keluar dengan kesal dari ruangan inap Iqbaal, sepertinya dia menangis terlihat dari satu tangannya yang menutupi bibirnya. Rintihannya.

"Oussshhh... kau mengacuhkannya? Sebenarnya apa yang akan kau rencanakan Tuan?" Aldi kembali angkat bicara dan tak ada suara setelahnya, hanya sorakan dari beberapa anak geng yang terlihat sangat senang ketika Iqbaal memberikan dengan cuma cuma makanan yang telah diberikan oleh Bella.

Aldi berdiri dari duduknya dan mendekat kearah Iqbaal, sekiranya mereka bisa berbicara berdua karna beberapa anak berkumpul dan bercanda seperti biasanya.

"Aku sudah tahu semuanya, aku akan membantumu. Jika kau butuh teman aku bisa mendengarkan ceritamu. Aku sudah menganggapmu sebagai kakakku, dan aku cukup senang dengan sosok kakak yang tangguh sepertimu. Aku mendukungmu"

Aldi duduk bersadarkan ranjang dan menyilangkan kedua tangannya menatap jendela kaca besar disisi kiri ruangan ini.

"Mana mungkin aku sudi mempunyai adik sepertimu. Kau tidak becus melakukan semua hal Aldi." Tawa remeh Iqbaal semakin menjadi ketika tatapan itu menjurus langsung kearahnya.

Angelic (MLA - 2015)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang