My Little Angel: Chapter 2

10.7K 581 2
                                    

[[ Selamat Membaca ]]

Musuh Iqbaal D. Ramadhan, Bastian Bintang Simbolon  yang akhir akhir ini menincar Bella G. , memang seksi namun dia bukan tipe Iqbaal.

Iqbaal terlalu fokus kearah Bastian hingga (Namakamu) yang ikut melihatnya pun tidak disadari oleh Iqbaal, sungguh terlalu.

"Lebih baik kita pergi dari sini (Namakamu)" ucap Ray yang langsung meraih pundak (Namakamu) dan menuntunnya menuju tempat yang lebih baik. Koridor memang tempat yang baik, tapi tidak untuk saat ini.

Jam kelas sudah dimulai, semua anak memasuki kelasnya masing masing, termasuk (Namakamu). Matanya sedikit sembab tapi ya lumayan mendinganlah setelah dia mencuci mukanya di toilet. Hh, untung Ray masih setia buat nungguin dia. Jadi mereka berjalan memasuki kelas bersama.

"Ray, bolehkah aku duduk bersamamu untuk hari ini saja?"

"Itu tidak masalah, tapi apa kau benar benar baik - baik saja? aku masih tak yakin kau 'bisa' melihat wajahnya." (Namakamu) hanya mengernyitkan dahinya sejenak dan kembali tersenyum kearah Ray dan mengucapkan ucapan terima kasih untuk yang kesekian kalinya.

"Hei sayang, kita duduk dimana?" teriak Iqbaal yang baru saja memasuki kelasnya.

"Aku tak mau duduk denganmu hari ini." Ucapan (Namakamu) terdengar sinis, bahkan Ray pun sampai menoleh melihat (Namakamu) yang terlihat sangat kesal.

"Oh, baiklah." ucap Iqbaal yang mengambil tasnya dan mencari tempat duduk di pojok kelas. Ah sangat keterlaluan dia tidak mengetahui apa yang dirasakan (Namakamu) saat ini.

~Sudah beberapa menit berlalu, guru matematika ini tidak pernah terlambat, dan ini artinya..

"Jam kosongg!!!Yeee" teriak salah satu mahasiswa yang diikuti sorakan anak anak dikelas. Mereka mulai sibuk sendiri dengan dunianya masing masing, ada yang bersemedi, bergosip, dan mainan kejar kejaran hei kita mahasiswa, namun kenyataannya sama saja dengan anak TK.

(Namakamu) memilih mengobrol dengan sosok disampingnya, Ray. Bahkan terkadang terdengar tawanya yang terlihat sangat menikmati obrolannya dengan Ray. Iqbaal? Dia hanya terdiam dengan gadgetnya dan oh tidak, dia selalu melakukan kebiasaannya, meletakkan kaki di atas meja. Murid yang baik bukan?

"Hahaha, menurutku itu adegan yang paling lucu, saat dia terpleset dan cat menumpahi wajahnya.." obrolan (Namakamu) dan Ray terdengar jelas di telinga Iqbaal hingga dia terpaksa menghentikan jarinya yang sedang menari diatas gadgetnya. Dia mulai bangkit dari posisinya dan berjalan mendekati (Namakamu).

"Awsh.. sakit Iqbaal, apa yang kau lakukan!!" Iqbaal hanya menatap dingin (Namakamu) yang saat ini tangannya ditarik paksa oleh Iqbaal agar (Namakamu) bisa mengikuti langkahnya.

"Eh, gak usah kasar dong sama cewek, pengecut banget sih." Sontak Ray mengambil inisiatif untuk melepaskan pegangan Iqbaal di pergelangan tangan (Namakamu).

(Namakamu) melihat jelas Iqbaal terlihat sangat marah dan (Namakamu) tahu apa yang akan dilakuin Iqbaal selanjutnya.

"Sudah, aku baik baik saja Ray" lirih (Namakamu) yang langsung ditarik lagi oleh Iqbaal.

Iqbaal menghempaskan (Namakamu) ke tembok, menurutnya dia menghempaskan dengan pelan, namun berbeda dengan apa yang dirasakan oleh (Namakamu). Tangannya masih memegang erat pergelangan sang gadis, Dan tangan yang satunya ia letakkan disamping kepala (Namakamu) agar bisa tetap menahannya disini. Iqbaal terus mencari di mata (Namakamu) apa yang membuatnya seperti ini, Iqbaal tahu jelas ada yang tidak beres disini. (Namakamu) berusaha menundukan kepalanya, Iqbaal melepaskan pegangannya di pergelangan tangan (Namakamu) beralih kearah dagu (Namakamu) dan mengangkat wajahnya. Namun apa yang terjadi, (Namakamu) melepas kasar pegangan tangan Iqbaal didagunya dengan menggerakkan kepalanya kesamping.

Angelic (MLA - 2015)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang