[[ Selamat Membaca ]]
Ini bukan hanya pesta kecil kecilan, memang benar jika ini dilakukan di belakang rumah, tapi kalian tahu kan halaman belakang rumah yang ditinggali sementara oleh Richard ini sangatlah luas.
Richard memanggang daging bersama Nia istrinya, dan beberapa anak genk motor Iqbaal menyebar dan tertawa dengan beberapa mainan mereka, runwheel, sepeda, bola, dan lainnya. Ini lebih mirip dengan pesta anak TK.
"bisakah aku membawamu untuk membicarakan sesuatu, beberapa menit saja" Iqbaal berbisik tepat dibelakang telinga (Namakamu) ketika dia masih menata kue – kue cantik di meja.
"Kau ingin membawaku kemana? Langit?" (Namakamu) tertawa kecil diakhir kalimatnya.
"Jikapun kau mau aku bisa melakukannya." Iqbaal melingkarkan lengannya di belakang punggung (Namakamu) dan menariknya pelan mengikuti langkahnya.
Iqbaal menghentikan langkahnya tepat di depan kursi taman yang terlihat mungil namun begitu elegan.
Membalikkan badannya berhadapan dengan (Namakamu), melepas ikatan jemarinya dengan perlahan dan menangkup wajah (Namakamu) dengan sama lembutnya.
"Kau masih marah kepadaku?" Iqbaal melihat mata (Namakamu) dengan lekat focus dan terlarut disana.
"Tidak" (Namakamu) tersenyum yang terlihat sangat manis dan cantik sekali.
"Setelah kejadian itu?" Iqbaal mengalihkan pandangannya dari mata (Namakamu) kebibir mungilnya yang tengah tersenyum lembut.
"Ya aku tidak marah kepadamu Iqbaal"
"Lalu kenapa kau menjauh dariku? Kau tahu aku gila karna kau meninggalkanku" terdapat suara yang terdengar menyakitkan, dia terlihat begitu kesakitan. Apa benar kau merasa kehilanganku?
"aku hanya... aku tidak ingin merepotkan kehidupanmu dengan kehadiranku, aku hanya akan menghambatmu dan aku berfikir lebih baik jika"
"Apa kau sudah lupa jika kau berada ditengah tengah kehidupanku? Jika kau menghilang disana semua percuma saja sayang, semua hidupku akan sia – sia."
"Memangnya kau menanggapku apa?" baiklah ini pertanyaanku yang langsung membuatnya menegang karna memikirkan ucapanku, sungguh ini memang pertanyaan yang kuajukan tanpa basa basi lagi.
"kita sepasang sahabat kan? Kenapa kau begitu khawatir terhadapku?" cukup sudah pertanyaan ini terdengar sangat bodoh, hanya saja (Namakamu) ingin Iqbaal memastikan apa yang sesungguhnya.
Apakah dia juga menganggap hubungan kita lebih dari sahabat ataukah cintaku bertepuk sebelah tangan.
Iqbaal menciumku lembut, dengan sangat hati hati mencium setiap bibirku, ini memang membuat hatiku luluh akannya, namun berbeda otakku terus memikirkan jika dia menjauhi pertanyaanku. Ini sangat sakit.
Dan air mata kecil yang menetes dipelupuk mataku membasahi tangan Iqbaal yang sedang menangkup wajahku.
Sontak Iqbaal menjauhkan wajahnya dan memastikan keadaanku, sungguh aku tidak berani membuka mataku karna mungkin air mata akan menetes lagi dan warna merah dimataku akan sangat mendukung jika aku benar – benar menangis sekarang.
"Buka matamu" Iqbaal memintaku dengan suaranya yang bergetar. Dan ini akan sulit suaranya begitu mendominasi di telingaku, membuatku tidak bisa menahan kelopak mataku untuk bertahan di posisinya.
"Kau ..." Iqbaal memeluk (Namakamu) erat dan meletakkan kepala (Namakamu) di dadanya. Ini,
"aku merindukanmu, bisakah untuk malam ini hingga esok hari kita bersama?" Iqbaal membelai lembut rambut (Namakamu) mencoba menenangkan gadis ini karena dia menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angelic (MLA - 2015)
FanficAku hanya manusia lemah tak berarti. Langit cukup luas dan aku tak mampu merengkuhnya. Aku hanya ingin menjadi malaikat, yang menjadi kekasih langit. Dan baru kusadari, malaikat tak mampu merengkuh langit. Karna malaikat tak sehebat Tuhan. Ku lihat...