[[ Selamat Membaca ]]
Deruman kedua mobil sport sangat riuh sekali, saking kuatnya hingga membuat jalan menjadi sedikit bergetar, seorang gadis dengan pakaian yang cukup menggoda berdiri di antara kedua mobil tersebut dan segera mengibarkan benderanya.
(Namakamu) berada disisi kiri Iqbaal, yang tentunya Iqbaal dapat melihat langsung dibalik kaca hitam mobilnya. Dia sangat cantik, sangat.
Deruman mobil semakin menjadi ketika permainan tengah dimulai.
Semua penonton semakin riuh dengan perseteruan kedua genk yang sudah menjadi musuh bebuyutan selama beberapa tahun.
Decitan ban mobil yang sangat memekik telinga terdengar beberapa kali, hingga kedua mobil sport tersebut hilang pergi melintasi rute yang telah di tentukan.
(Namakamu) terkejut ketika sebuah lengan kekar memeluk pinggangnya dan meletakkan sebuah sapu tangan merah di bagian mulut dan hidungnya. Hei aku tidak bisa nafas, bahkan dalam kondisi mata yang mulai tidak fokus (Namakamu) tahu ada lebih dari satu cowok yang menariknya. (Namakamu) terus meronta namun kesadarannya semakin hilang, samar samar dia mendengar seseorang berteriak.
"Hei Tunggu, siapa kau! Berhenti pengecut!!!" itu Aldi, ya Tuhan semoga saja Aldi bisa mengatasi semua ini.
Aldi berhasil menarik pundak salah seorang yang menculik (Namakamu), Dia berhasil memukul tepat di muka cowok itu, dan sayang Aldi mulai dikeroyok dari berbagai arah. Meski Aldi telah berusaha sekuat tenaganya melawan, tetap saja dia akan diserang dari berbagai arah yang dapat melumpuhkannya, Aldi terkapar dan langsung ditinggalkan para pengecut yang tengah mengkeroyoknya.
Aldi masih terkapar dan mendengar deruman mobil yang membawa (Namakamu) pergi menjauh.
"Uhuk.. argh.. sial" Aldi terus merutuki dirinya dan sedikit meringis menahan sakitnya, dia berhasil menarik tanda genk para pengecut tadi, yang sudah pasti terletak di bagian lengan atas, Hei sapu tangan merah, ini simbol dari genknya si Bastian. Sial, sepertinya dia mencoba bermain kotor disini.
Tanpa basa basi, Aldi berjalan lemah kearah kumpulnya teman se genknya yang sudah pasti diketuai oleh Iqbaal. Dalam sekejap, Aldi langsung memerintahkan teman temannya untuk pergi mengepung basement Bastian secara sembunyi sembunyi, dan tidak menyerang dulu sebelum adanya perintah dari Iqbaal.
"Bagaimanapun caranya yang berkuasa yang menang, sampai kapanpun kau tak akan bisa mengalahkanku. Kau paham?" Iqbaal berjalan menjauh dari Bastian yang berdiri di depannya, Bastian tertawa meremehkan mendapati mantan sahabatnya ini masih bisa mengatakan hal tersebut kepadanya.
"Ya Iqbaal, yang berkuasa yang menang. bagaimana pun caranya gue bakal menangin permainan ini, meski harus ada yang tersakiti. Aku. Paham. Sekali." Bastian hanya menaikkan satu alisnya dan segera pergi dari arena balap ini.
"Hhh.. hei kalian apakan aku..!" (Namakamu) berkata dengan sangat lemah, dia berusaha meronta meski sesungguhnya dia tidak bisa melakukan apa apa sekarang, obat bius yang digunakan para genk sialan ini,sangat mempengaruhinya. Meski kondisinya sangat lemah, dia sedikit sadar kalau sekarang dia berada disebuah kamar bernuansa merah hitam, dan tangan serta kakinya di pegang erat oleh beberapa tangan yang kekar. Hei aku tak suka dipegang pegang seperti ini, lepaskan aku!
(Namakamu) mengawasi lelaki disebelahnya, penglihatannya sedikit samar, dan dia melihat lelaki disebelahnya sedang memasukkan obat di suntik. Dia bisa memebaca sedikit tulisan di dalam botol obat tersebut. Zat Aphdosiak? Obat apa itu?
Dia menusukkan suntiknya di lengan (Namakamu), meski (Namakamu) terus berusaha meronta tetap saja kekuatan dia tidak sebanding dengan kekuatan beberapa lelaki disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angelic (MLA - 2015)
FanfictionAku hanya manusia lemah tak berarti. Langit cukup luas dan aku tak mampu merengkuhnya. Aku hanya ingin menjadi malaikat, yang menjadi kekasih langit. Dan baru kusadari, malaikat tak mampu merengkuh langit. Karna malaikat tak sehebat Tuhan. Ku lihat...