Epilog

5.2K 317 5
                                    

"Love Me Like You Do"

You're the light, you're the night
You're the colour of my blood
You're the cure, you're the pain
You're the only thing I wanna touch
Never knew that it could mean so much, so much

You're the fear, I don't care
'Cause I've never been so high
Follow me to the dark
Let me take you past our satellites
You can see the world you brought to life, to life

So love me like you do, love me like you do
Love me like you do, love me like you do
Touch me like you do, touch me like you do
What are you waiting for?

Fading in, fading out
On the edge of paradise
Every inch of your skin is a holy grail I've got to find
Only you can set my heart on fire, on fire
Yeah, I'll let you set the pace
'Cause I'm not thinking straight
My head's spinning around I can't see clear no more
What are you waiting for?

Love me like you do, love me like you do (like you do)
Love me like you do, love me like you do
Touch me like you do, touch me like you do
What are you waiting for?

Love me like you do, love me like you do (like you do)
Love me like you do, love me like you do (yeah)
Touch me like you do, ta-ta-touch me like you do
What are you waiting for?

I'll let you set the pace
'Cause I'm not thinking straight
My head's spinning around I can't see clear no more
What are you waiting for?

Love me like you do, love me like you do (like you do)
Love me like you do, love me like you do (yeah)
Touch me like you do, ta-ta-touch me like you do
What are you waiting for?

~~

Hei tak ada kata selesai dalam kisah kita. Kita baru saja memulainya. Dan ... kalian tahu, malaikat kecil kita lahir dengan sempurna dan sehat. Begitu juga denga ibunya, syukurlah mereka bisa melewatinya waktu itu.

Kita putuskan memberinya nama " Damian Gio Leonidas " dia sangat tampan, sepertiku. Dan sejak kecil pun kukira aku tahu bagaimana sifatnya dan apa hobinya.

Sungguh, aku masih tidak percaya. Damian begitu mirip dengan Iqbaal, seluruhnya. Dari sikapnya dan juga hobinya. Tapi tak apa, matanya dan juga bibirnya mirip denganku. Setidaknya masih ada yang mirip kan?

Iqbaal memeluk pinggang (Namakamu) ketika melihat Damian berlomba mobil balap dengan beberapa temannya di arena balapan milik Iqbaal. Lihatlah, banyak sekali teman perempuan yang berebut menemaninya. Dan..

"Lihatlah, dia terlihat dingin dan arogan sepertimu. Itu tak bagus" (Namakamu) bergumam dengan tangannya yang membelai lembut perutnya yang semakin membesar. Ya adik Damian. Dan perempuan.

"Menurutku itu bagus. Dia tampan dan bakatnya dalam balapan mobil sama sepertiku. Wajar kalau dia berlaku dingin dan arogan didepan wanita." Iqbaal terkekeh begitu juga dengan (Namakamu) yang ikut tertawa kecil.

"Hai Bos, (Namakamu) sayang" Aldi melambaikan tangannya dan beralih duduk disamping (Namakamu).

"Hei kau ini" Iqbaal mendorong Aldi untuk lebih menjauh dari (Namakamu).

"Iya iya pelit" Aldi memakai kacamata hitamnya dan mengangkat satu kakinya

"Aldi.." sapaan lembut seorang wanita itu, membuat Iqbaal, (Namakamu) dan juga Aldi menoleh ke sumber suara

"Hai Sal, kemarilah" Aldi mengisyaratkan untuk wanita itu duduk disampingnya.

Iqbaal dan (Namakamu) hanya tersenyum tipis mengetahui ada sesuatu yang istimewa diantara mereka.

"Namanya Salsha, emb.. tunanganku. Perkenalkan dia Iqbaal dan istrinya, (Namakamu)" Aldi memperkenalkan mereka dan (Namakamu) menjabat tangan Salsha dengan senyumannya.

"Jadi kau sudah tidak gay lagi ya Di?" Iqbaal tertawa renyah mengetahui semua menatapnya heran. Sebaliknya tatapan sangat tajam diperlihatkan Aldi kepadanya.

"Tutup mulutmu bodoh. Please, jangan ada yang percaya dengan omong kosongnya." Aldi memukul Iqbaal dari belakang karena terhalang oleh (Namakamu). Dan Iqbaal hanya tertawa renyah tak henti hentinya.

Sedangkan Kiki, dia tetap menjadi asistenku di perusahaan. Hanya. Sepertinya dia jatuh cinta untuk pertama kalinya dengan wanita yang ia temui di rumah sakit. Dan ternyata dia seorang dokter sahabat dari sahabatku, Emir.

Untuk Dokter Emir, dia ditugaskan di Eropa, dan saat itu juga beberapa bulan. Dia memperkenalkan kami seorang gadis cantik meski itu melalui vidio call. Jadi masih tetap ya, dia sangat terbiasa dengan jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi itu tak masalah melihat begitu tulusnya gadis itu mencintainya. Dan kabar menikah mereka terdengar begitu cepat di telinga kami. Kami ikut bahagia.

"Apa kau tak bisa ya mencari yang lebih baik dari (NamaKamu)" Iqbaal tertawa meremehkan setelah membisikkan hal itu. Entah apa maksud darinya. Emir terlihat sangat ingin menerkamnya langsung. Dan Iqbaal berlalu pergi mendekati (NamaKamu).

Kalian tahu, aku tak bisa menahan tawaku juga mengetahui sang pengantin lelaki terlihat begitu marah dipelaminan. Dan itu semua ulah dari Iqbaal Dhiafakhri. Suamiku..

Mereka tetap sama seperti dulu. Ya tak ada yang berubah. Jika pun ada, itu perubahan paling indah.

-FA

Angelic (MLA - 2015)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang