Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis - Gifen

52 2 1
                                    

"Fenly, aku berangkat dulu ya... Kamu disini jaga diri baik baik, jangan nakal oke nurut apa yang mama kamu bilang sama jangan repotin mama ya sayang, aku akan pulang secepatnya" Gilang tersenyum manis kearah Fenly, tangannya terulur mengusap rambut sang istri kemudian turun memegang pipi chubby milik Fenly.

Fenly menjawab dengan anggukan kepala "kamu disana jangan telat makan, istirahat yang cukup, sempetin buat kasih kabar ke aku ya karena kamu tau aku ga bisa jauh dari kamu Gilang"

"Pasti sayang, aku masuk ya"

"Sebelum kamu masuk, apa aku boleh meminta sesuatu?"

"Sure... Mau apa aku turutin"

"Aku mau peluk kamu, aku ga bisa jauh dari kamu kalo ngga di peluk dulu"

Gilang menarik tubuh fenly dan memeluknya, aroma mint dari tubuh Gilang sangat menenangkan bagi fenly yang sedang gelisah karena akan ditinggal Gilang beberapa hari. Ia akan sangat merindukan sosok sang suami yang selalu ada untuknya, sebenarnya fenly tak bisa jauh dari Gilang namun ia tak bisa menahan Gilang untuk tidak pergi ke luar kota dikarenakan ada pekerjaan yang harus sang suami kerjakan.

Gilang melepaskan pelukan tersebut kemudian ia mendekatkan wajahnya, fenly reflek menutup matanya. Gilang melumat bibir fenly dengan pelan, fenly yang terbawa suasana pun mulai mengimbangi cumbuan sang suami.

"Mmhh" Gilang mencumbui leher fenly, tak lupa ia meninggalkan beberapa tanda disana.

Setelahnya ia kembali melumat bibir fenly, Gilang menggigit bibir fenly agar sedikit terbuka. Ia memasukan lidahnya kedalam bibir sang istri, kemudian mengabsen gigi fenly. Keduanya kini sedang beradu lidah.

Beberapa menit kemudian, Gilang menyudahi aksinya karena fenly kehabisan oksigen ini juga disebabkan oleh permainannya.

Gilang kembali memeluk tubuh sang istri "aku pamit ya" fenly mengangguk pelan.

"Hati hati ya lang, aku akan menunggu kepulanganmu"

"Iya sayang, do'ain aku terus yaa. I love you"

"Pasti Gilang, aku selalu do'ain kamu supaya selamat dan lancar and i love you too more"

Fenly mengeratkan pelukannya terhadap Gilang, dengan berat hati ia harus mengizinkan Gilang pergi.

Gilang melepaskan pelukan itu, kemudian ia mengecup kening fenly beberapa menit setelah itu ia merogoh saku celananya dan memberikan sebuah kalung dan gelang.

"Kalo kamu kangen aku, kamu cium kalung serta gelang ini"

"Gilang...."

Gilang mengangguk "ini kan yang kamu mau dari dulu? Maaf ya aku baru bisa beliin sekarang, kamu tau kan waktu itu kita hanya hidup pas pasan? Karena kita sekarang udah sukses, jadi aku kasih ini untuk kamu hadiah ulang tahun pernikahan kita jaga baik baik ya jangan sampai hilang" ucap Gilang sembari memakaikan kalung di leher fenly.

"Makasih sayanggg.... Aku akan jaga barang ini baik baik"

"Sama sama, suka ngga?"

"Suka bangettt, tapi apa ini tidak berlebihan? Uangnya kan bisa kita tabung, untuk kebutuhan suatu hari nanti"

"Tidak sayangg, tolong diterima ya cantik. Uang yang di tabung sama uang untuk beli ini sudah aku pisah, kamu tidak perlu khawatir sayang, owh iya lupa kalo kita ada baby disini" ucap Gilang sambil mengusap perut buncit fenly.

Ia berjongkok di depan perut fenly, kemudian mengusapnya serta mencium perut yang berisi baby gifen.

"Halo baby, papa disini kamu kangen papa ngga? Harusnya engga ya, kan semalam udah di jenguk sama papa hehe. Owh iya papa pergi kerja dulu ya, tiga hari lagi kita akan bertemu kembali, papa mohon kamu jangan bikin mama kecapean ya, jangan minta aneh aneh papa sedang tidak bisa menuruti ngidamnya mama mu sayang. Papa titip mama ya, jangan nakal, nurut sama mama ya, kalo ngga nurut papa marahin nanti" fenly yang mendengar hanya bisa tertawa kecil.

You Are All Mine || UN1TY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang