16

112 18 0
                                    

"Ugh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ugh.. ahh.. Heeseung.." Racau Karina saat Heeseung kembali menerjangnya tanpa ampun. Miliknya terasa kebas, sedangkan Heeseung masih penuh semangat.

Mereka baru saja bangun dari tidur, memulai pagi dengan bercinta untuk membangkitkan semangat.

Dirasakannya kejantanan Heeseung berkedut, dengan cepat mengeluarkan miliknya menyembur membasahi dada Karina.

Nafas mereka terengah, keringat mengucur membasahi tubuhnya. Heeseung terkekeh melihat gadisnya lemas. "Masih belum puas? Masih menginginkannya? Ayo lakukan lagi." Ujar lelaki itu.

"Istrahat dulu, Heeseung!" Pekik Karina ketika Heeseung mulai mengurut kejantanannya—membuat lelaki itu tertawa gemas.

"Kenapa? Sudah lelah?"

"Huh, kau tidak lihat aku dari tadi kesulitan bernapas?" Kesal gadis itu.

"Hmm.. kau yang memulainya." Ucapnya lalu mencium pipi mulus gadisnya. "Katakan yang jujur, kau menyuruh siapa untuk membeli tissue magic?" Tanya lelaki itu.

"Pertanyaan yang tidak penting." Jawab Karina lalu menutup tubuhnya dengan selimut. Heeseung memeluk gadis itu yang membelakanginya,  diciumnya lamat bahu polos tanpa sehelai benang itu.

"Penting untukku. Aku takut kau terjerumus dalam pergaulan yang salah."

"Tidak mungkin, Heeseung. Aku akan berhati-hati."

Heeseung lega mendengarnya, lelaki itu mengeratkan pelukannya—mencium puncak kepala sang gadis. "Kita nikmati hari ini disini."

"Heeseung, mau bercinta lagi?"

"Uhm ya. Aku masih belum selesai memberimu pelajaran."

Ketika Heeseung hendak mencium Karina, ia di buat tersentak mendengar dering ponsel milik mereka yang berbunyi bersamaan.

Manik mereka membulat ketika orang tuanya sama-sama menghubungi mereka.

Belum sempat Heeseung menjawab, panggilannya telah berakhir. Berbeda dengan Nyonya Yoo yang terus menerus menelpon putrinya.

"Karina, angkat."

"Tidak. Aku takut, Heeseung.."

"Jika kau tidak mengangkatnya mereka akan semakin khawatir." Ujar lelaki itu.

Dengan gugup Karina menjawab panggilan sang Ibu. Awalnya hening hanya terdengar hembusan nafas yang membuat tubuhnya meremang.

"Yoo Karina, kau dimana? Ibu tunggu di rumah sekarang."

Deg!

***

Habis sudah hidup mereka berdua ketika sang Ibu menyuruhnya pulang dengan dingin tanpa ada kelembutan disana. Maka dengan cepat mereka bersiap untuk menemui orang tua Karina. Disisi lain Heeseung terus menggunakan otaknya—memberi alasan tentang kepergiannya bersama Karina.

ONE HEARTS (DDEUNGROMI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang