Heeseung menggeliat saat di rasa ada yang menepuk bahunya pelan. Di bukanya mata perlahan menampakkan sang Ayah yang sudah berpakaian rapi.
"Ayah akan pergi mengantar Tuan Yoo bermain golf. Sarapannya di meja sudah Ayah siapkan." Ujar sang Ayah.
Heeseung bangkit menggaruk tengkuknya, matanya telah terbuka sepenuhnya namun ia masih setengah sadar.
Hari Minggu adalah hari yang tepat untuk bersantai. Hari ini Heeseung memutuskan untuk membersihkan rumah dan memotong tanaman yang mulai mengering. Beruntung sekali hari ini ia tak ada janji dengan teman-temannya. Ponselnya sengaja ia matikan agar Karina tak lagi mengganggu kegiatannya di rumah. Sejak kemarin memang pria itu tidak menemui Karina, biarkan saja gadis itu menikmati kesendiriannya tanpa Heeseung.
Setelah merayap sarapannya, Heeseung bergegas mandi. Memulai hari dengan menyapu rumahnya yang berdebu. Mengelap setiap perabotan rumah yang tak seberapa banyak, hingga di akhiri dengan mengepel lantai yang kini bersih.
Menjelang siang hari, Heeseung menjemur pakaiannya di halaman belakang rumah. Bersyukur matahari sangat terik saat ini.
Hingga saat semuanya telah beres, Heeseung berniat untuk membuat makan siang. Namun ia dikejutkan dengan suara bel yang membuatnya bertanya-tanya. "Siapa yang datang?" Gumamnya.
Ting! Tong!
Lelaki itu berjalan membuka pintu, total terkejut ketika gadis yang selalu mengganggunya nekat datang menemui dirinya di rumah.
Heeseung menatapnya dingin, gadis itu hanya menunduk memainkan jemarinya.
"Ada apa?" Tanya Heeseung.
"Boleh aku masuk?"
"Rumahku tidak cocok untuk gadis kaya sepertimu." Sahutnya.
Karina kesal dengan respon Heeseung, namun ia tahan amarahnya karena tak ingin membuat lelaki itu lebih marah padanya.
"Aku tidak keberatan." Ucap Karina lalu menerobos masuk tanpa ijin dari pemiliknya.
Duduk di kursi kayu tanpa membuka alas kaki, padahal lantainya baru saja Heeseung bersihkan. Lelaki itu menghela nafas, memberitahu pada Karina sama saja dengan memulai perdebatan. Apalagi emosinya saat ini sedang tidak stabil jika berhadapan dengan gadis manja itu.
Disodorkannya kacamata pemberiannya kemarin, namun mendapat penolakan dari Heeseung.
"Aku tidak bisa memakainya." Ucap Heeseung.
"Kenapa?" Tanya gadis itu.
"Simpan saja untukmu. Aku bisa membelinya sendiri."
"Lee Heeseung, maaf."
Perkataan yang sama setiap kali Karina berbuat salah. Heeseung merasa jengah mendengar Karina yang selalu mempermainkan kata 'maaf' yang begitu bermakna.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE HEARTS (DDEUNGROMI)
RomantizmYoo Karina-gadis cantik dan manja, yang menyimpan perasaan pada seorang lelaki tampan yang terkenal pandai bernama Lee Heeseung. Namun, siapa sangka banyak perbedaan di antara mereka yang membuat perbedaan itu sulit untuk menyatukan mereka berdua. P...