Yoo Karina-gadis cantik dan manja, yang menyimpan perasaan pada seorang lelaki tampan yang terkenal pandai bernama Lee Heeseung.
Namun, siapa sangka banyak perbedaan di antara mereka yang membuat perbedaan itu sulit untuk menyatukan mereka berdua.
P...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hujan masih setia mengguyur membasahi bumi. Heeseung masih berbaring pada ranjang bekas gadis itu. Masih enggan untuk bergerak bangun barang sedetik 'pun, pikiran kalut, teringat Karina yang tengah menangis bahkan saat kepergiannya 'pun tak menatap Heeseung.
Kadang Heeseung berpikir, apakah ia terlalu keras dengan Karina?
Heeseung sendiri juga tidak paham dengan perasaannya. Mati-matian Heeseung menahan untuk tidak jatuh cinta pada gadis itu, namun Karina selalu mengujinya. Terang-terangan mengajaknya berkencan padahal hubungan mereka tidak akn berjalan semudah itu.
Ia tahu bahwa ada batasan yang tak boleh ia lewati. Baik Karina maupun Heeseung yang tak seharusnya memiliki perasaan cinta.
"Kenapa Karina pulang? Sampai menangis seperti itu." Tanya wanita tua yang berjalan memasuki kamar Heeseung tanpa permisi.
"Tidak tahu. Mungkin dia tidak betah berada disini." Sahut Heeseung.
"Kau menyukai Karina?"
Heeseung semakin menutup dirinya dengan selimut ketika mendengar pertanyaan dari sang nenek.
"Heeseung-ah.. gadis itu menyukaimu."
"Iya. Aku tahu."
"Kalau kau juga menyukainya tidak masalah jika kalian bersama." Ujar sang nenek.
Hening. Tak ada respon dari Heeseung yang masih setia membelakangi sang nenek.
"Apa yang kau takutkan?"
Menghela nafas panjang dan berbalik memandang wajah nenek yang lembut dan menenangkan. "Nek, Karina dan aku berbeda. Bukan hanya perihal status sosial kita, namun semuanya. Karina sangat manja dan kekanakan aku tidak suka dengan semua sikap angkuhnya."
Sang Nenek mengerti dengan maksud cucunya. Ia yakin walau Heeseung berkata tak suka tetap saja hatinya ada sedikit rasa cinta pada Karina. Terlihat jelas dari tatapan Heeseung yang nampak sedih saat gadis itu pergi.
"Kau tidak kembali ke Seoul?"
"Nanti saja. Aku sedang ingin beristirahat hari ini, Nek."
"Baiklah, tidurlah. Tenangkan pikiranmu."
***
Kalau bukan permintaan dari sang Ayah, Heeseung enggan untuk kembali ke Seoul. Selain tujuan utamanya untuk menjauhi Yoo Karina, Heeseung juga bosan dengan kehidupan monoton disana. Tak ada tempat yang senyaman rumah nenek, walaupun itu di rumahnya sendiri.
Setibanya di rumah ia melihat Ayahnya tengah mengelap mobil milik sang majikan.
"Ayah, mau kemana?" Tanyanya.
"Mengantar Tuan Yoo. Sepertinya Ayah akan ikut dalam kunjungan kerjanya ke Jepang pekan depan."