17

251 21 1
                                    

Di ruangan yang sunyi kedua pasangan suami-istri itu hanya diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di ruangan yang sunyi kedua pasangan suami-istri itu hanya diam. Baru saja mereka bertengkar hebat di akhiri dengan sang suami yang memecahkan barang-barang yang ada di kamar hotel.

"Ayo kita berpisah." Ucap sang istri tanpa memperdulikan bagaimana perasaan suaminya saat ini.

"Kau.. benar-benar akan meninggalkanku?"

"Ya. Aku sudah muak denganmu. Kau melakukan sesuatu tanpa bertanya padaku. Lihatlah sekarang akibat dari keegoisanmu. Kau bahkan hampir menghancurkan perusahaanku!" Teriak wanita itu-melampiaskan semua emosi yang sedari tadi ia tahan.

"Kau bahkan tak memikirkan bagaimana perasaan Karina jika dia tahu masalah ini." Ucap Tuan Yoo.

"Karina bukan anak yang banyak menuntut. Walaupun dia menolak, aku akan tetap pada keputusanku karena aku telah muak padamu."

Pria itu terduduk lemas, memang susah berbicara dengan istrinya yang telah di kuasai emosi. Bahkan disaat kehancurannya 'pun, wanita itu memberi banyak persyaratan setelah pisah yang mau tak mau harus ia sanggupi, salah satunya tentang hal asuk anak. Karina akan tinggal bersama Ibunya, setidaknya pria itu merasa lega. Dengan itu Karina bisa hidup berkecukupan di tempat yang layak.

Hingga sampai mereka di Seoul, hanya sekilas pria itu menatap putri semata wayangnya yang akan ia rindukan. Tak mampu lagi menahan rasa sedih yang menumpuk di hatinya, ia lantas pergi membawa barang miliknya. Tanpa memperdulikan Karina yang berteriak menangis berharap keluarganya akan utuh kembali.

***

Hidup Karina berjalan dengan semestinya. Walaupun tanpa kehadiran sang Ayah lagi, membuat separuh hatinya hilang. Sedangkan Ibunya tetap dengan sifat biasanya, sibuk dengan perusahaannya yang di ambang kebangkrutan.

Karina tidak peduli dengan hidupnya yang akan menjadi miskin, hidupnya tidak akan berarti jika tidak ada Heeseung di sampingnya.

Heeseung sumber energi bagi Karina, mampu membuat hari-hari Karina yang suram menjadi berwarna. Tuhan begitu baik menghadirkan pria bak malaikat-menjadi pendamping hidupnya. Ia selalu berharap akan terus bersama Heeseung dalam sisa hidupnya.

"Yoo Karina?"

Karina terkejut ketika Heeseung membuyarkan lamunannya.

"Masih pagi jangan lemas begitu." Ucap Heeseung sembari menyantap tteokboki.

"Kenapa Ibumu tidak pulang lagi?" Tanyanya.

"Uhm, iya. Ada atau tida adanya Ibu tetap saja tidak berpengaruh dalam hidupku." Sahut Karina.

"Hei, jangan berbicara seperti itu. Tidak baik. Lihat aku. Aku tidak memiliki Ibu."

Karina yang mendengarkan jadi tak enak hati dengan lelaki itu, karena ia tahu itu fakta.

"Mau seburuk apapun Ibumu di matamu, dia tetap orang tuamu." Ujarnya lembut sembari mengelus anak rambut Karina.

"Ayo, kau ingin kemana hari ini? Aku akan menurutinya meskipun harus bolos kuliah asal bahagia."

ONE HEARTS (DDEUNGROMI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang