𝐩𝐚𝐫𝐭 𝟓𝟎

308 40 3
                                    

Beberapa lama gawin menunggu, pintu tak kunjung terbuka hal itu membuat gawin sedih. Bagaimana lagi dia harus membujuk laki-laki itu untuk keluar dari dalam kamar.

Sampai akhirnya Damian datang kesana, gawin yang melihat itu hanya diam Damian menghampiri gawin.

"Percuma, dia gak bakalan keluar buat nemuin kamu. Boleh saya minta waktu kamu? " tanya Damian.

Gawin mengangguk pelan, Damian menghela nafas.

"Saya mengerti masalah diantara kalian, dan ini pure kesalahan plapodd. Andai saya di posisi Joss mungkin saya juga pasti lakukan hal yang sama, sebagai pertanggungjawaban saya. Kamu boleh pulang, kamu jangan khawatir saya yang bakalan antar kamu pulang, sampai dirumah kamu lagi. Keadaan nya gak mungkin bisa membaik kamu tau sendiri kan? Saya harap kamu paham apa maksud saya " ujar Damian.

"Pulang... "

Damian mengangguk pelan, " saya gak mau ada perpecahan diantara Joss dan plapodd dan saya gak mau buat kamu harus jadi korban disini, karna sifat egois Joss kamu harus seperti ini" tambah nya.

Damian memegang bahu gawin, "percaya sama saya,andai takdir kalian bersama. Apapun itu kalian pasti bisa kembali, saya tunggu keputusan kamu hari ini..."

Damian tersenyum dan pergi darisana, gawin melihat pintu yang belum terbuka, lidahnya terasa kelu untuk berbicara namun gawin berusaha menahan suaranya.

"Gue tau lo pasti denger semuanya kan? Kalo lo mau nemuin gue buat yang terakhir kalinya. Lo masih ada waktu... " ucap gawin, dia mengusap air mata yang tanpa terasa turun begitu saja.

"Gue bakalan nunggu lo, "



Gawin memasukan satu persatu bajunya ke dalam koper nya, hatinya terasa berdenyut sakit langkah nya terasa berat untuk meninggalkan tempat ini, gawin tidak pernah berharap akan berjauhan dengan Joss.

Setiap kali dia memasukan baju miliknya, gawin tidak bisa menahan air matanya namun dia mengingat perkataan Damian situasi tidak akan mungkin membaik selama gawin hadir di tengah-tengah keduanya, meskipun berat namun gawin tetap memutuskan untuk kembali ke rumah nya meninggalkan Joss disini.

Sebelum gawin keluar dari kamarnya, dia menyimpan secarik kertas di atas tempat tidur.

Gawin menyeret koper nya, dia masih berharap Joss akan keluar dari kamar untuk menemui nya namun pintu kamar masih saja tertutup rapat, tidak ada tanda Joss akan membuka pintunya.

"Gawin, " panggil Damian.

Gawin menoleh, "maaf, " ujar gawin karna beberapa kali Damian memanggilnya gawin mengabaikan nya karna gawin tenggelam dalam lamunan nya.

"Ayo, kamu siap pergi? " tanya Damian.

Gawin mengangguk, " siap, " jawab nya, Damian membantu nya memasukan koper itu ke dalam bagasi mobil.

Saat Damian membukakan pintu mobil untuknya, gawin masih menyempatkan dirinya untuk melihat kearah pintu Damian yang mengerti dia hanya diam memberikan gawin waktu.

"Ayo win, kamu harus datang di bandara tepat waktu atau kita akan terlambat" ujar Damian.

Gawin mengangguk paham dia segera masuk kedalam mobil, dan pintunya tertutup Damian ikut masuk kedalam mobil. Sebelum mobil itu pergi dari halaman besar rumah damian, gawin menangkap seseorang yang tengah berdiri dibalkon menatap kearah mobilnya, ya itu adalah Joss dia tampak menatap mobil hitam yang akan pergi meninggalkan rumah itu terlihat tanpa berniat mengejarnya ataupun menghentikan nya.

Gawin menurunkan kaca mobilnya dan tersenyum kearah Joss, meskipun hatinya tidak dapat berbohong dia berharap Joss akan mengejarnya namun sedetik kemudian harapan nya hancur setelah mobil itu pergi menjauh melewati gerbang rumah, gawin memejamkan matanya merasakan angin yang menerpa wajahnya disampingnya ada Damian. Gawin tidak ingin Damian tau jika saat ini sedang menangis, ternyata Joss semarah itu padanya sampai-sampai dirinya tidak ingin menemui nya lagi.






--------

𝐆𝐮𝐞 𝐩𝐞𝐫𝐠𝐢 𝐲𝐚, 𝐣𝐚𝐠𝐚 𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐛𝐚𝐢𝐤-𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐦𝐚𝐤𝐚𝐧
𝐆𝐮𝐞 𝐲𝐚𝐤𝐢𝐧 𝐢𝐧𝐢 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐚𝐤𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐦𝐮 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐧𝐚𝐧𝐭𝐢, 𝐠𝐮𝐞 𝐚𝐦𝐛𝐢𝐥 𝐤𝐞𝐩𝐮𝐭𝐮𝐬𝐚𝐧 𝐢𝐧𝐢 𝐝𝐞𝐦𝐢 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐝𝐮𝐚. 𝐁𝐨𝐤𝐚𝐩 𝐥𝐨 𝐛𝐞𝐧𝐞𝐫 𝐚𝐧𝐝𝐚𝐢 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐦𝐚-𝐬𝐚𝐦𝐚, 𝐚𝐩𝐚𝐩𝐮𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐛𝐚𝐤𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐥𝐚𝐠𝐢.

𝐉𝐚𝐫𝐚𝐤 𝐝𝐚𝐧 𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐠𝐮𝐞 𝐠𝐚𝐤 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐥𝐨 𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐚𝐧 𝐧𝐞𝐦𝐮𝐢𝐧 𝐠𝐮𝐞 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐬𝐚𝐚𝐭...

𝐒𝐚𝐦𝐩𝐞 𝐤𝐚𝐩𝐚𝐧𝐩𝐮𝐧 𝐠𝐮𝐞 𝐛𝐚𝐤𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐧𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮 𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐝𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐥𝐨 𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐥𝐮𝐤 𝐠𝐮𝐞 𝐥𝐚𝐠𝐢, 𝐦𝐚𝐚𝐟 𝐤𝐚𝐥𝐨 𝐠𝐮𝐞 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐥𝐨 𝐤𝐞𝐜𝐞𝐰𝐚 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫 𝐢𝐧𝐢. 𝐓𝐚𝐩𝐢 𝐥𝐨 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬 𝐭𝐚𝐮 𝐤𝐚𝐥𝐨 𝐠𝐚𝐤 𝐬𝐞𝐝𝐢𝐤𝐢𝐭 𝐩𝐮𝐧 𝐠𝐮𝐞 𝐚𝐝𝐚 𝐧𝐢𝐚𝐭 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐥𝐨 𝐬𝐚𝐤𝐢𝐭.

𝐌𝐮𝐧𝐠𝐤𝐢𝐧 𝐥𝐨 𝐛𝐮𝐭𝐮𝐡 𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮, 𝐝𝐚𝐧 𝐠𝐮𝐞 𝐧𝐠𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐢𝐭𝐮. 𝐌𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐤𝐚𝐫𝐧𝐚 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐮𝐬𝐚𝐡𝐚 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐠𝐮𝐞, 𝐠𝐮𝐞 𝐠𝐚𝐤 𝐛𝐚𝐤𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫𝐧𝐚𝐡 𝐥𝐮𝐩𝐚𝐢𝐧 𝐢𝐭𝐮. 𝐒𝐞𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐬𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐢 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐦𝐮 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐲𝐚...

-------

Joss merobek kertas itu dan membakar nya disana, dia menginjak nya sampai kertas itu benar-benar tak lagi berbentuk.

Gawin menatap kosong pemandangan langit gelap, dia menghela nafas berusaha untuk mengurangi rasa sesak dalam hatinya, mau tidak mau dirinya harus menerima ini semua. Pergi jauh dari seseorang yang dicintainya, bayangan Joss memenuhi isi kepala nya. Kenangan yang sudah keduanya ciptakan enggan untuk menghilang dari pikiran nya dan terus berdatangan dan terus berputar di dalam ingatan nya bagaikan kaset rusak.

" gimana kedepan nya gue harus sendirian? Tanpa lo Joss... "Batin gawin.

Gawin melihat kearah tangan nya yang terpasang cincin pemberian Joss, gawin mendekap tangan nya sendiri berusaha keras menahan isakan tangis nya.

Damian yang melihat gawin, dia merasa bersalah dalam hatinya dia merasa bersalah karna memisahkan dua orang yang saling mencintai. Namun Damian tidak ingin terjadi kekacuan secara terus menerus, dia merasa bersalah karena Joss yang selalu aja menyalahkan gawin dan melihat gawin yang terus bertahan bersama Joss meskipun itu Damian tau bukan hal yang mudah gawin lakukan.

" saya tau perasaan kamu win, tapi saya yakin ini terbaik untuk kalian. Andai suatu saat kalian akan bertemu lagi saya hanya berharap kalian kembali bersama seperti awal, "batin Damian.

Sementara itu Joss, dia menyalakan rokok ditangan nya dan merasakan air yang merendam tubuhnya, setelah bak mandi itu terisi penuh, tanpa ragu dia menenggelamkan dirinya disana merasakan keheningan air dan juga suara-suara yang memenuhi isi kepalanya.

Suara tawa ceria dan senyuman manis gawin terus membayangi pikiran nya, dia berusaha melupakan itu semua, namun sekeras apapun dia mencoba itu semua tidak membuatnya menghilang kan bayangan gawin dari kepalanya.

" ARGHHHH!!! "

Joss berteriak prustasi, dia keluar dari air dan menghancurkan isi di dalam kamar mandi itu saat dirinya mengingat saat dimana melihat seseorang yang dicintainya berciuman dengan orang lain, hanya hal ini mampu membuat Joss merasakan sakit yang luar biasa, Joss terduduk dan membayangkan posisi gawin disaat terus menerus bertahan dengan keadaan dimana dirinya masih bersama gisell, apa gawin lebih sakit dari dirinya sekarang? Lantas bagaimana gawin masih bisa bertahan dengan itu semua hanya karna cintanya. Hatinya masih terasa sakit, rasa benci tak terelakkan dari hatinya, dia benci saat bayangan itu terus saja memenuhi isi kepalanya.


------------

𝑻𝑶𝑿𝑰𝑪 𝑹𝑬𝑳𝑨𝑻𝑰𝑶𝑵𝑺𝑯𝑰𝑷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang